Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Thriller
Bronze
Jangan Bercermin Terlalu Lama
3
Suka
1,158
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Siapa di dalam?" seruan suara lelaki terdengar berbarengan dengan ketukan di pintu.

"Wulan, Mas Boy!" sahut gadis kuning langsat berparas manis yang sedang berdiri di depan wastafel seraya buru-buru merapatkan tali kimono mandinya, sebelum menuang sabun cair pembersih wajah ke telapak tangannya.

"Kamu sama siapa? Pintunya dikunci? Jangan lama-lama, ini sudah malam!" Suara yang dibuat-buat agar terdengar garang itu justru terasa aneh dan lucu di telinga Wulan.

"Gak dikunci kok, cuma diganjal aja. Aku masih bersihin muka," jawab Wulan malas tanpa mengalihkan pandangan. Matanya masih menyisakan kantuk karena tadi ia sempat ketiduran sepulang kerja sebelum dibangunkan untuk membersihkan diri.

Ia seolah tak perduli saat pintu berderit terbuka dan kepala lelaki yang ia sapa Mas Boy itu melongok mengawasinya lalu berseloroh, "jangan bercermin terlalu lama! Awas, nanti luntur cantikmu!"

Wulan hanya menjawab dengan tawa hambar selorohan mulut lemes Mas Boy. Ia bahkan tak mau repot-repot menoleh untuk memandang lawan bicaranya. Ia tak perduli pada apa yang lelaki itu lakukan kemudian.

Wulan menatap lurus ke depan, ke arah cermin antik yang tergantung di dinding tepat di atas wastafel. Bayangan wajah pucat dengan pandangan sendu itupun menatap balik ke arahnya. Wajah itu terlihat begitu galau. Aura gelap menyelimuti wajah manisnya.

Cermin tua oval dengan bingkai kayu berukir itu, meskipun warnanya sudah kekuningan, tetapi masih terlihat jernih karena selalu dibersihkan oleh Mas Boy -- pemilik gedung yang di sewa perusahaan tempat Wulan bekerja dan dijadikan mess karyawati kantor-- seorang lelaki berusia awal tiga puluhan yang selalu berbicara dengan suara halus dan sopan, kadang malah terkesan kemayu. Semua tahu bahwa Mas Boy memang agak-agak melambai.

Wulan mengangkat jemarinya untuk menyentuh bayangan gelap di sekitar bawah matanya yang terlihat agak bengkak sehabis menan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Terima kasih Kak @Ari S Effendy๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿ™
Jangan lupa baca & review karya saya yang lainโ˜บ๏ธ
Gila seruuu, merinding
Ayo dong krisarnya Bang Donny M Ramdhan๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ˜
๐Ÿ˜จ
Rekomendasi dari Thriller
Cerpen
Bronze
Jangan Bercermin Terlalu Lama
Efi supiyah
Flash
Bronze
Stalkers
mahes.varaa
Novel
Social media killer
Pradiky winata
Novel
Bronze
Modern Sociopaths
Ivan Kurniawan
Flash
Bronze
Tetangga
Febby Arshani
Novel
Empat Puluh Detik
Nana Tauran Sidik
Novel
Gold
Ve
Noura Publishing
Novel
Sang Pemangsa di Gunung Lawu
Xie Nur
Novel
Bronze
Mimpi dalam Mimpi
Nita Roviana
Novel
Unremembered
Ririn Siti Rahmatillah
Flash
CONVERSATIONS WITH GOD?
Bramanditya
Flash
Jangan Dekati Mia, Nanti Bisa Mati
Ratifa Mazari
Novel
Bronze
THE VIRUS || vol. 1
Deeta Pratiwi
Flash
DUNIA YANG SAMA
Deswara Syanjaya
Flash
Izin Tuhan
hyu
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Jangan Bercermin Terlalu Lama
Efi supiyah
Novel
Bronze
BINGKISAN DI BAWAH MEJA
Efi supiyah
Novel
Bronze
Tumbal Mustika Pengasihan Panji Anom
Efi supiyah
Novel
Bronze
PEREMPUAN NAGA
Efi supiyah
Cerpen
Bronze
FIRASAT EMAK
Efi supiyah
Novel
LEMAH URUG
Efi supiyah
Novel
CALYPSO IS DOWN
Efi supiyah
Flash
Bronze
Mustika Panoman
Efi supiyah
Novel
SARI, Arwah Penasaran yang terundang
Efi supiyah