Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Suara tangisan terdengar semakin jelas. Di tengah lahan pekuburan, di antara kuburan-kuburan yang lama, terlihat sebuah lubang yang baru selesai digali. Di sisi kanannya ada sebuah keranda dengan jenazah yang tertutupi kain batik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seorang perempuan paruh baya yang sangat dikenal Joni duduk di sisi kepala jenazah sambil meratapi kehilangannya.
Joni tidak pernah membayangkan akan kehilangan adiknya, Acil, secepat ini. Anak kesayangan ibunya itu meninggal dengan sebab yang tak diketahui pasti. Yang Joni tahu, malamnya Acil hanya mengeluh demam padanya, tau-tau keesokan harinya meninggal.
Ketika berita kematian Acil disampaikan kepada ibunya yang tinggal beda kota dengan mereka yang berjarak sekitar tiga jam perjalanan, wanita itu menyambutnya dengan histeris. Dia menghujam Joni dengan rentetan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan.
"Kenapa gak langsong dibawa ke rumah saket?" Atau "Kenapa gak langsong telpon ibuk?" Atau "Kenapa gak langsong diantar pulang ke rumah ibuk?" Dan pertanyaan-pertanyaan menyudutkan lainnya.
Namun, jawaban yang diterima dari anak sulungnya itu sama sekali tidak bisa memuaskannya. Dia malah balik menuduh Joni tidak peduli kepada adiknya yang pada saat itu sedang sakit.
"Gak dibawa adeknya ke rumah saket. Sampe hati dia liat adeknya saket." Kalimat itu terus terucap dari mulut ibunya d...