Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Joni tidak pernah membayangkan akan kehilangan adiknya, Acil, secepat itu. Anak kesayangan ibunya itu meninggal dengan sebab yang tak diketahui pasti. Yang Joni tahu, malamnya Acil hanya mengeluh demam padanya, tahu-tahu keesokan harinya meninggal.
Ketika berita kematian tersebut disampaikan kepada ibunya yang tinggal di kota yang berbeda, wanita itu histeris. Dia menghujam Joni dengan rentetan pertanyaan yang menyudutkan. Dia menuduh Joni tidak peduli kepada adiknya.
"Gak dibawa adeknya berobat. Sampe hati dia liat adeknya saket." Kalimat itu terus terucap dari mulut ibunya di tengah sedu sedannya, seolah mengumumkan kepada para pelayat kalau Joni lah biang tragedi ini.
Kalimat itu kemudian terus menggema mengisi setiap ruang-ruang memori Joni, bergantian dengan momen-momen ketika adiknya memelas dan merintih padanya namun diabaikan. Dia sama sekali tidak menyangka efeknya akan sejauh ini.
Mungkin ibunya memang benar. Seandainya saja dia responsif dengan keluhan adiknya, mungkin ibunya tidak akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang akan memojokkannya.
Sejak jenazah Acil tiba di rumah duka hingga saat menjelang dimakamkan, Joni dan ibunya tidak saling bertutur. Ketika Joni berusaha mendekati ibunya untuk...