Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Bronze
Istriku dan Anjingnya
1
Suka
5,815
Dibaca

BARANGKALI aku memang lelaki yang lemah hati.

Untuk yang ke—aku tak ingat lagi—aku menghubungi nomor telepon mertua. Tapi dari waktu ke waktu, semakin aku mencoba, nada sambung menjadi semakin panjang, seolah si pemilik telepon sedang menimbang antara mau menjawab atau tidak. Ibu mertuaku akhirnya menyahut pada nada sambung ke enam. “Ma, tolong, saya mau bicara dengan dia,” kataku, sudah hampir memelas. Jawaban mertuaku masih sama, “Dia tidak ada di rumah, Hans!” Tapi saat itu, hampir bersamaan, terdengar salak anjing dari latar belakang di tempat mertuaku berada, suara yang kukenali seperti aku mengenal suara tetanggaku sendiri. “Tapi itu anj—Brando, ada di sana! Itu Brando, kan?”

Tidak ada jawaban. “Ma?”

“Sebentar,” kata ibu mertuaku, suaranya muncul di ujung hening, “ada anjing tetangga masuk ke halaman.”

“Tapi, Ma, bukannya itu Brand...”

Tut tut. Sialan. Aku meletakkan gagang telepon setengah membantingnya. Namun tiga atau lima detik kemudian, aku kembali mengangkatnya, menekan redial, karena dari tadi tak ada nomor lain yang kuhubungi. Kali ini, di luar dugaan, mertuaku menjawab pada nada sambung ke dua. “Ma,” kataku, kali ini sudah benar-benar memelas, “tolong, bilang padanya aku mau bicara sebentar. Aku tahu dia ada di sana...”

Mertuaku berdehem, menyebut namaku dengan tegas, lalu menghardik, “Kamu mau tahu yang sebenarnya? Yang sebenarnya, dia tidak mau bicara sama kamu!”

Di suatu tempat di latarbelakang ada guk-guk! yang sama seperti tadi. Aku meremas gagang telepon.

“Cukup menelepon,” kata mertuaku, terdengar letih. “Rosalin mau tenang dulu. Kamu sudah makan?”

Pertanyaan macam apa itu? Aku bisa membuat nasi goreng. Aku bisa membuat telur dadar. Bahkan sebelum menikah, aku biasa melihat ibuku menumis sayur dan jadi bisa sendiri melakukannya. Aku jenis suami yang tak akan kelaparan hanya karena istriku tidak ada di rumah. Kenyataannya, Rosalinlah yang paling sering mengeluh tidak ada makanan. Ada hari ketika aku masih sedang mengajar, sms darinya masuk, bunyinya lebih kurang begini: Yang, s...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Bronze
Istriku dan Anjingnya
Cicilia Oday
Flash
Perilaku remaja saat hujan deras
Hendrysutiyono
Cerpen
Bronze
Ada Apa di Balik Itu?
Kinanthi (Nanik W)
Flash
Penghuni Baru
Afri Meldam
Flash
Di Mana?
Andriyana
Flash
Papa Pungut
Lovaerina
Komik
Bronze
AFTER 18
Agam Nasrulloh
Flash
Bronze
A True Work of Art
Karlia Za
Cerpen
Bronze
Ngaku Saja Pak Dul!
glowedy
Flash
DUEL
Vica Lietha
Flash
Wacana Tanpa Akhir
Lora Arkansas
Komik
Ubi Depresi
nanda putri diasshifatul karimah
Flash
Bronze
Kiri, Bang!
Reyan Bewinda
Flash
I-phone , Bukan Jodohku ( Selamat Jalan I-phone 12 )
Alwinn
Flash
CERITA AMPAS
Tirani K. C.
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Istriku dan Anjingnya
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Kasus Langka Keluarga Nirgunaman
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Memeluk Kaktus
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Tak Ada yang Sia-sia dalam Hidup Termasuk Menikahi Seekor Babi
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Memberi Makan Anjing Betina
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Bunga Apa yang Kau Masukkan ke Mulutmu?
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Rentang dan Rajut
Cicilia Oday
Cerpen
Porter Kereta
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Kota Mati 2066
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Topeng Keindahan
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Kucing itu Merebut Kekasih Nina
Cicilia Oday