Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Bronze
Istriku dan Anjingnya
1
Suka
4,301
Dibaca

BARANGKALI aku memang lelaki yang lemah hati.

Untuk yang ke—aku tak ingat lagi—aku menghubungi nomor telepon mertua. Tapi dari waktu ke waktu, semakin aku mencoba, nada sambung menjadi semakin panjang, seolah si pemilik telepon sedang menimbang antara mau menjawab atau tidak. Ibu mertuaku akhirnya menyahut pada nada sambung ke enam. “Ma, tolong, saya mau bicara dengan dia,” kataku, sudah hampir memelas. Jawaban mertuaku masih sama, “Dia tidak ada di rumah, Hans!” Tapi saat itu, hampir bersamaan, terdengar salak anjing dari latar belakang di tempat mertuaku berada, suara yang kukenali seperti aku mengenal suara tetanggaku sendiri. “Tapi itu anj—Brando, ada di sana! Itu Brando, kan?”

Tidak ada jawaban. “Ma?”

“Sebentar,” kata ibu mertuaku, suaranya muncul di ujung hening, “ada anjing tetangga masuk ke halaman.”

“Tapi, Ma, bukannya itu Brand...”

Tut tut. Sialan. Aku meletakkan gagang telepon setengah membantingnya. Namun tiga atau lima detik kemudian, aku kembali mengangkatnya, menekan redial, karena dari tadi tak ada nomor lain yang kuhubungi. Kali ini, di luar dugaan, mertuaku menjawab pada nada sambung ke dua. “Ma,” kataku, kali ini sudah benar-benar memelas, “tolong, bilang padanya aku mau bicara sebentar. Aku tahu dia ada di sana...”

Mertuaku berdehem, menyebut namaku dengan tegas, lalu menghardik, “Kamu mau tahu yang sebenarnya? Yang sebenarnya, dia tidak mau bicara sama kamu!”

Di suatu tempat di latarbelakang ada guk-guk! yang sama seperti tadi. Aku meremas gagang telepon.

“Cukup menelepon,” kata mertuaku, terdengar letih. “Rosalin mau tenang dulu. Kamu sudah makan?”

Pertanyaan macam apa itu? Aku bisa membuat nasi goreng. Aku bisa membuat telur dadar. Bahkan sebelum menikah, aku biasa melihat ibuku menumis sayur dan jadi bisa sendiri melakukannya. Aku jenis suami yang tak akan kelaparan hanya karena istriku tidak ada di rumah. Kenyataannya, Rosalinlah yang paling sering mengeluh tidak ada makanan. Ada hari ketika aku masih sedang mengajar, sms darinya masuk, bunyinya lebih kurang begini: Yang, s...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Bronze
Istriku dan Anjingnya
Cicilia Oday
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Flash
Yolo
nirjana
Komik
Siblings
Anintan Savytri
Komik
BOCAH LANANG
Eternal Comics
Flash
Bronze
Nikmati Saja Hidup, Jangan Dilawan
Ari S. Effendy
Cerpen
Cerita Sekolah Minggu bersama Yaya
E. N. Mahera
Flash
Bronze
Sebuah Cinta dan pesan yang tidak pernah dibalas
Ron Nee Soo
Flash
WANTO
Mr. Nobody
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Keran
Mata Panda
Flash
Bronze
ASTRONOT OGAH KEMBALI KE BUMI. NASA: BELIAU TERLILIT UTANG PINJOL.
Ade Anugrah
Flash
Ada Pacar Anjay
Dhimas Ardhio
Komik
Drama si kucing
mutiara yustika
Cerpen
Pak Tua Penunjuk Jalan
zain zuha
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Istriku dan Anjingnya
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Kota Mati 2066
Cicilia Oday
Cerpen
Tak Ada yang Sia-sia dalam Hidup Termasuk Menikahi Seekor Babi
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Bunga Apa yang Kau Masukkan ke Mulutmu?
Cicilia Oday
Cerpen
Porter Kereta
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Topeng Keindahan
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Rentang dan Rajut
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Memeluk Kaktus
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Kucing itu Merebut Kekasih Nina
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Kasus Langka Keluarga Nirgunaman
Cicilia Oday