Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Bronze
Istriku dan Anjingnya
1
Suka
3,750
Dibaca

BARANGKALI aku memang lelaki yang lemah hati.

Untuk yang ke—aku tak ingat lagi—aku menghubungi nomor telepon mertua. Tapi dari waktu ke waktu, semakin aku mencoba, nada sambung menjadi semakin panjang, seolah si pemilik telepon sedang menimbang antara mau menjawab atau tidak. Ibu mertuaku akhirnya menyahut pada nada sambung ke enam. “Ma, tolong, saya mau bicara dengan dia,” kataku, sudah hampir memelas. Jawaban mertuaku masih sama, “Dia tidak ada di rumah, Hans!” Tapi saat itu, hampir bersamaan, terdengar salak anjing dari latar belakang di tempat mertuaku berada, suara yang kukenali seperti aku mengenal suara tetanggaku sendiri. “Tapi itu anj—Brando, ada di sana! Itu Brando, kan?”

Tidak ada jawaban. “Ma?”

“Sebentar,” kata ibu mertuaku, suaranya muncul di ujung hening, “ada anjing tetangga masuk ke halaman.”

“Tapi, Ma, bukannya itu Brand...”

Tut tut. Sialan. Aku meletakkan gagang telepon setengah membantingnya. Namun tiga atau lima detik kemudian, aku kembali mengangkatnya, menekan redial, karena dari tadi tak ada nomor lain yang kuhubungi. Kali ini, di luar dugaan, mertuaku menjawab pada nada sambung ke dua. “Ma,” kataku, kali ini sudah benar-benar memelas, “tolong, bilang padanya aku mau bicara sebentar. Aku tahu dia ada di sana...”

Mertuaku berdehem, menyebut namaku dengan tegas, lalu menghardik, “Kamu mau tahu yang sebenarnya? Yang sebenarnya, dia tidak mau bicara sama kamu!”

Di suatu tempat di latarbelakang ada guk-guk! yang sama seperti tadi. Aku meremas gagang telepon.

“Cukup menelepon,” kata mertuaku, terdengar letih. “Rosalin mau tenang dulu. Kamu sudah makan?”

Pertanyaan macam apa itu? Aku bisa membuat nasi goreng. Aku bisa membuat telur dadar. Bahkan sebelum menikah, aku biasa melihat ibuku menumis sayur dan jadi bisa sendiri melakukannya. Aku jenis suami yang tak akan kelaparan hanya karena istriku tidak ada di rumah. Kenyataannya, Rosalinlah yang paling sering mengeluh tidak ada makanan. Ada hari ketika aku masih sedang mengajar, sms darinya masuk, bunyinya lebih kurang begini: Yang, s...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Bronze
Istriku dan Anjingnya
Cicilia Oday
Komik
Bronze
AFTER MARRIAGE
Agam Nasrulloh
Flash
Ghina, Ayo Move On!
Yooni SRi
Cerpen
Bronze
Liburan Villa Mewah
Mulyana
Flash
Bronze
Beautiful Widow 'Sake' Seller
Ceena
Cerpen
Bronze
Serenade Untuk Hafizah
Ravistara
Cerpen
Bronze
Pamanku dan Misi Mengganti Kostum Superhero
Muttaqin
Komik
Gold
Abu Sule
Kwikku Creator
Komik
Bukan Komikus
Novellette
Flash
Gula
Kiiro Banana
Flash
Keran
Mata Panda
Flash
PETELOT (Jawa)
Wiji Lestari
Cerpen
TETANGGA BIKIN KESAL
Shea
Flash
"Kehancuran Kelakar: Kejeniusan Kembar Alex dan Andy"
Maria Septian Riasanti Mola
Cerpen
Tetangga Kos Receh
Ilfinda Zaka Ochtafarela
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Istriku dan Anjingnya
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Rentang dan Rajut
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Bunga Apa yang Kau Masukkan ke Mulutmu?
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Topeng Keindahan
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Kucing itu Merebut Kekasih Nina
Cicilia Oday
Cerpen
Porter Kereta
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Memeluk Kaktus
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Kasus Langka Keluarga Nirgunaman
Cicilia Oday
Cerpen
Tak Ada yang Sia-sia dalam Hidup Termasuk Menikahi Seekor Babi
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
Kota Mati 2066
Cicilia Oday