Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
INFO LOKER
2
Suka
1,691
Dibaca

Lagi dan lagi surat lamaran yang kubuat berakhir ditempat sampah, tentu saja sebagai top pengangguran terlama di keluarga, penolakan saat menyodorkan surat lamaran sudah biasa kualami, bukan berarti aku tak pernah bekerja, terkadang pamanku sering meminta pertolonganku membantunya mengurus kamar mayat dirumah sakit tempatnya bekerja, sekarang tepatnya malam ini adalah malam yang sangat memuakkan, setiap tahun temanku yang seangkatan masa SMA mengadakan reuni bersama, selain reuni saat itu juga mereka pasti menghina diriku karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan.

Jujur saja jika bukan karena Rini tak mungkin aku datang direuni yang sangat memuakkan itu, pada saat melamun diperjalanan pulang seorang pria datang memberikanku selebaran kertas, Saat kubaca rupanya itu adalah selebaran kertas perekrutan koki disebuah resto, kutarik lengan baju pria yang memberiku selebaran, dari dekat orang itu mengenakan masker menutupi sebagian wajahnya.

“ Ya... “ ucapnya menatapku

“ Apakah aku bisa melamar pekerjaan diresto ini “ tanyaku padanya

“ Tergantung, memangnya kau pernah bekerja memasak dimana “ tanyanya padaku.

Jujur aku sedikit bingung untuk memberinya jawaban satu-satunya pekerjaan yang pernah kulakukan hanyalah

“ aku bisa memasak, Tapi untuk pengalaman bekerja terkadang aku ikut membantu pamanku mengurus kamar mayat ditempat pamanku bekerja “

“ benarkah ” ucapnya, matanya berbinar seolah dia jauh lebih senang dari sebelumnya.

Setelahnya pria itu membuka masker dan memperkenalkan diri, namanya adalah pak Toni, sang bos resto, Meskipun pak Toni adalah bos dia lebih suka menemui langsung orang-orang yang ingin dia rekrut, Pak Toni memberikan kartu namanya dan memintaku untuk menghubunginya yang tertera dikartu namanya.

“ datanglah ketempat ini ”

“ baik pak besok saya akan siapkan surat lamaran saya ”

“ udah.... yang penting besok kamu datang, ngomong-ngomong siapa namamu “

“ Eka pak ”

“ Eka, besok kamu langsung datang saja, untuk cv jangan terlalu kamu pikirkan, besok kamu langsung kerja aja, saat ini saya masih ada urusan jadi saya pergi dulu ” ucap pak Toni pergi begitu saja.

 

Jujur saja aku masih tak percaya, akhirnya orang-orang itu tak dapat lagi menyebutku pengangguran, Saku bajuku bergetar, tak perlu menebak siapa yang menelpon ku disaat hampir reuni seperti sekarang, hanya dia yang tetap peduli padaku.

“ Eka jangan lupa malam ini ada reuni ”

“ maaf aja ya Rin, keknya badanku sedikit panas ”

“ masa bodoh.. alasanmu yang menolak sudah biasa aku dengar ”

TUUTT...

Telepon kami terputus, Sebuah notif berbunyi dari saldoku dan sudah terisi 300 ribu, tak perlu menebak dari mana uang ini datang, Karna hanya dialah satu-satunya sahabat yang telah mengerti semua keluh kesah ku, mustahil untuk menolaknya dan memilih hadir diacara reuni bersama Rini. 

 

Akhirnya aku tiba dirumah, terlihat ibu sedang menunggu didepan pintu, setiap kali aku pulang ibu akan menghampiriku agar aku tak menyerah untuk mendapatkan pekerjaan, ini adalah keseharian yang kulalui, pergi melamar pekerjaan dan ditolak kayak makanan sehari-hari, namun kali ini berbeda. belum sempat kuberitahu progres hari ini tiba-tiba ibu datang memelukku.

“ sabar ya masih ada hari esok ”

“ cukup bu aku sudah muak ” ucapku

“ oh jadi sekarang gak keberatan buat jadi istri ke-7 pak Sugeng ” kata ibu

Tentu aku gak mau, siapa juga yang mau jadi istri pak tua mata keranjang itu, Aku menjelaskan pada ibuku seluruh kejadian yang telah kualami hingga berakhir di pertemuanku dengan pak toni pemilik resto dan besok aku mulai bekerja, seolah tak yakin dengan penjelasanku, ibuku mengunci pintu rumah yang membuatku terpaksa berdiri didepan pintu, tak membutuhkan waktu lama setelah 3 jam menunggu didepan pintu rumah akhirnya ibuku yang keras kepala ini mengerti dan paham bahwa kali ini aku benar-benar berhasil mendapatkan pekerjaan tetap, hanya ibu dan rini lah orang yang benar-benar mau mendukungku sepenuhnya, jika saja bukan karna mereka berdua mungkin saja aku sudah gila.

Malam pun tiba terdengar suara motor dari halaman depan membunyikan klakson.

“ Ayo cepat kita sudah terlambat “

“ tunggu sebentar “ teriakku pada rini berpamitan pada ibu dan bergegas padanya.

Kami berdua berangkat menuju tempat reuni dimana semua teman-teman yang lain berkumpul, setelah cukup lama berkendara akhirnya kami tiba dilokasi, terlihat reza orang paling menyebalkan sekaligus orang yang paling kubenci, bukan karna alasan aku tak menyukainya selama disekolah, dia adalah orang yang paling sering menghinaku saat aku masih sekolah, melihat wajahnya saja sudah membuatku muak,

“ Rini sayang…. tak ada untungnya berteman dengan pengangguran sepertinya ” ucap Reza

Mereka berdua sudah lama berpacaran, terkadang aku heran bagaimana bisa keduanya terus bertahan, jelas-jelas keduanya sering bertengkar saat telponan, hubungan yang terlihat crush itu bisa bertahan lebih dari 3 tahun, terkadang aku bingung kenapa Rini mau saja berpacaran dengan pria kasar seperti Reza.

“ Sudah hentikan, Aku datang bukan untuk bertengkar denganmu “ teriak Rini padanya dan lekas menarikku masuk kedalam resto, didalam terlihat teman-teman yang lain sudah menunggu kedatangan kamu dan sudah memesan semua makanan,

“ Maaf kami sedikit terlambat “ ucapku

“ memangnya orang sepertimu punya kesibukan hahahaha “ celetuk seseorang di ikuti dengan tawa lain yang serentak menertawaiku juga, terlihat semua semua orang sudah selesai memesankan makanan, begitupun juga aku dan rini.

“ Semua makanan ini biar aku yang bayar “ ucap Reza mentraktir kami semua, semua orang bertepuk tangan untuknya, yah itu wajar saja, terlahir dari keluarga terpandang sekaligus dia adalah satu satunya pewaris dikeluarganya.

hidangan diatas meja tentunya sama seperti tahun lalu, hanya ada sea food dan aku adalah satu-satunya orang memiliki alergi cukup parah pada makanan laut.

Suasana benar-benar memuakkan, berkumpul melihat wajah wajah mereka tanpa dikatakanpun jelas seolah sedang meledek dan membuatku kesal, tanpa sadar aku mengambil satu udang kecil dan menggigitnya dan yah tak perlu menunggu waktu lama perutku sakit, aku pun bergegas menuju toilet dan dibalik pintu terdengar suara sedang mengobrol,

“ rin kenapa sih lu harus bawa bawa dia “

“ ye kalo gak ada eka reuni bakal sepi tau “ ucap Rini

Yup dia benar-benar sahabatku hanya dia orang yang selama ini kupercaya

“ kalau gak ada bocah miskin itu pasti reuni kali ini akan sangat membosankan “

Pernyataan terakhir yang sangat tak kuduga dari Rini membongkar sifat aslinya, Rini yang telah mengetahui keluh kesahku rupanya adalah orang yang paling bahagia atas penderitaan yang kualami, kenyataan pahit yang sulit kupercaya, tanpa sadar aku berlari keluar dari resto meninggalkan mereka semua, berlari tanpa arah, berlari tanpa tujuan, kakiku terkilir dan terasa menyakitkan namun aku tak ingin berhenti melangkah karena jika aku berhenti sejenak menghentikan langkah kakiku mungkin saja keinginanku untuk mengakhiri hidup bisa saja kulakukan.

“ kenapa harus kau yang mengatakannya “ teriak ku

Tanpa kusadari aku sudah tiba didepan rumah, tangisanku cukup keras membuat ibu yang biasa sudah tidur disaat sekarang terbangun keluar dari rumah, memelukku dan membelai berusaha menenangkan, entah apa yang terjadi kesadaranku memudar dan akupun jatuh pingsan dipangkuan ibuku.

Pagi pun tiba cahaya matahari menampar wajah membuatku terbangun dari tidur, kakiku terasa sakit akibat berlarian semalam, kakiku sudah berbalut perban mungkin saat aku sedang tertidur ibu mengobati kakiku yang terluka, saat melihat jam barulah aku tersadar aku sangat terlambat untuk bekerja dihari pertama, tanpa pikir panjang aku bersiap dan bergegas berangkat kerja, aku berlari tertatih-tatih, ibu berteriak menyuruhku untuk sarapan tapi aku tak mengindahkannya.

“ maaf bu tapi ini sudah jam sembilan “ ucapku lugas karena aku sudah sangat terlambat, tak ada waktu untuk mengingat kejadian semalam, kakiku masih terasa sakit tapi hari ini adalah hari pertamaku bekerja, aku tak boleh membuang kesempatan ini, dengan motor tua peninggalan mendiang ayah akhirnya aku tiba ditempat yang dimaksud dan lucunya resto pak toni berseberangan dengan dengan resto tempat reuni semalam, meskipun aku melupakan sejenak kejadian semalam namun tetap saja perkataan rini terngiang-ngiang dikepalaku.

 

Terlihat orang-orang ikut berbaris menunggu interview, karena tak tau apa yang harus kulakukan jadi secara naluri aku melakukan kebiasaan ikut mengantri seperti orang-orang yang lain dan karna terlambat yah aku berakhir di barisan belakang

“semoga pak toni tak mengurungkan niatnya untuk mempekerjakanku “ gumamku dalam hati

Seorang pria botak bertubuh besar datang menghampiri setiap calon pelamar menanyakan mereka satu persatu dan mencatatnya, luka gores diwajahnya menambah kesan seram, pria itu menghampiriku dan tibalah giliranku untuk dia tanya.

“ siapa namamu dan apa makanan yang ingin kau nikmati sekarang….??? “ tanyanya padaku

“ hah…??? “ jujur saja pertanyaannya membuatku sedikit terkejut, apakah ini termasuk bagian dari tes kerja, meskipun kesan pertanyaannya umum namun kali ini membuatku sedikit kesulitan untuk menjawabnya.

“ namaku Eka dan aku ingin sepotong roti ” ucapku setelah berpikir sejenak, pria botak mencatat dan pergi begitu saja,

Beberapa koki menghampiri calon pelamar dan memberikan makanan sesuai dengan catatan yang ditulis oleh pria botak itu, bukan sekedar bualan belaka, bahkan mereka dapat memesan makanan mahal, semua sesuai dengan yang mereka katakan pada pria botak, Setelah belasan bahkan puluhan kali melamar pekerjaan, tempat ini adalah yang paling unik bagi Eka, tapi tetap saja anehseolah sepotong roti ini adalah makanan terakhirku.

 Tak berselang lama, terdengar suara familiar yang tak jauh dibelakangku, dan orang itu adalah pak toni

“loh Eka…. ngapain kamu ngantri disana udah langsung aja kerja “ ucapnya memanggilku, pak toni memanggil pria botak dan menyuruhnya untuk mengantarkanku keruang ganti.

Aku pun bergegas kedapur, terdengar seseorang yang berpenampilan cukup menyeramkan memanggilku dan menyuruhku mencuci daging, tak lama setelahnya seorang pria yang datang celingukan mengikutiku, kuperhatikan sepertinya dia juga pekerja yang baru saja diterima, dari perawakannya mungkin dia seumuran denganku, entah apa yang dia pikirkan pria itu mendatangiku dan bertanya

“hei namaku andi apa yang harus kulakukan “ tanyanya berbisik pelan

Ku putuskan mengangkat sedikit pundak, mengisyaratkannya bahwa akupun tak tau.

Bayangan hitam muncul menutupi setengah cahaya lampu yang berada dibelakangnya, ternyata bayangan tersebut adalah paman botak, ia berdiri tepat dibelakang andi, kebetulan sekali mungkin saja paman botak ingin membantu andi namun hal yang tak terduga pun terjadi, tepat dihadapanku paman botak menebas andi dari belakangnya, kepalanya terlepas dari tubuhnya jatuh tepat mengenai kakiku.

 Kejadian beberapa detik ini membuatku diam membisu, seseorang baru m4ti tepat didepanku, darahnya menyiprat mengenai celemek yang barusaja kukenakan, rasa takut menyebar disekujur tubuh membuatku tak dapat bergerak, kuperhatikan sekitar koki-koki tetap melakukan tugas mereka masing-masing seolah hal ini sudah biasa mereka lihat, sebenarnya tempat apa yang kudatangi ini.

 

Tangan kasar menutup mulutku dari belakang, sekalipun berteriak semua sudah berakhir.

“huusstt… jangan panik atau kamu juga akan berakhir sepertinya “kata pak toni sambil menunjuk may4t andi.

Spontan aku mengangguk, pak toni menyuruhku untuk diam dan ikuti saja arahan dari kepala dapur, pria botak menggeret may4t andi masuk kedalam sebuah ruangan lain yang ada didalam dapur, dan pak toni pun pergi meninggalkanku.

 

Ini bukanlah dapur untuk memasak melainkan rumah jagal, ingin rasanya aku segera pergi dari tempat ini dan melaporkannya pada pihak berwajib, satu detik ditempat ini rasanya seperti di neraka, aku yang seorang wanita harus bekerja dengan mereka yang jelas-jelas seorang p3mbunuh, suasana ini jelas membuatku tak bisa berhenti untuk khawatir.

Jam tepat pukul sebelas malam, ini adalah waktu pekerja pulang, jantungku berdegup kencang dan bertanya-tanya pada diriku sendiri, apakah aku bisa keluar hidup-hidup dari tempat ini, semua pekerja berkumpul disatu tempat, ketika pak toni menyuruh orang bagian tim dapur untuk segera berkumpul orang-orang yang satu tempat denganku berbaris memanjang didepan pak toni, terlihat dari belakang mereka semua satu persatu menerima amplop dari pak toni, setelah cukup mengantri dan menunggu akhirnya tibalah giliranku untuk menerima amplop.

“bagaimana hari pertamamu bekerja disini….???? “ tanyanya padaku setelah memberiku amplop

“ ba…ba…baiikkk “jawabku bergetar ketakutan

 Pak toni membelai pelan tanganku dengan telapak kasarnya,

“ kutambahkan lima juta sebagai bayaranmu hari ini “

Terkejut dengan nominal yang pak toni sebutkan spontan kurobek amplop tepat dihadapan semua orang dan menghitungnya, dan yah benar saja ada uang 10 juta lebih diamplop yang kuterima, bayaran yang tak pernah kubayangkan seumur hidupku hanya bekerja dalam satu hari,

“karna kau adalah pekerja baru sebagai imbalan kau boleh meminta apapun “ ucap pak toni penuh yakin

“apapun…!!! “

“ya apapun “tegasnya

 

Entah apa yang kupikirkan sekilas kuteringat dengan dengan kejadian semalam, mataku memerah dan berbisik pada pak toni, ia tertawa keras bertepuk tangan,

“tak kusangka rupanya kau wanita yang cukup gila, aku suka itu….!!!! “

Aku terdiam berharap semoga pak toni benar mau mengabulkannya,

“ kirimkan foto orang yang kau maksud, sekarang pulanglah, tak baik jika karyawan baru direstoku harus sakit setelah bekerja keras dihari pertamanya bekerja “

“ baik “ jawabku singkat

Aku membalikkan badan dan pulang segera, awalnya aku ingin melaporkan kejahatan yang dilakukan tempat kerja namun setelah melihat upah yang mereka yang mereka berikan mungkin saja dengan uang ini aku bisa membantu ibu segera melakukan operasi, setelah berkendara tak lama akupun tiba dirumah ibu menyambutku namun aku terlalu lelah untuk menanggapinya dan langsung merebahkan tubuh diatas kasurku yang empuk.

 

Kubuang rasa bersalah dan harus bertahan demi ibuku, meskipun aku tau ini adalah jalan yang salah tapi melihat ada harapan kesembuhan ibu dengan penghasilanku yang terbilang besar aku harus membuang rasa ibaku,

 

Ini adalah hari keduaku bekerja, setelah mengganti celemek kubergegas kedapur tepat diatas wastafel sebuah kotak putih berisi daging merah segar didalamnya tertempel secarik kertas bertulis,

“ setelah ini bekerjalah lebih giat “tertanda pak toni

 

Begitu kubuka isi kota, dah yah benar saja walaupun sejenak jantungku berdegup kencang sebuah perasaan aneh muncul bersamaan setelah kulihat dengan kedua mataku sendiri, Rini pengkhianat yang sudah kuanggap seperti saudara berakhir menjadi potongan daging yang harus kumasak sebagai salah satu koki di resto pak toni,

“ hihihihi m4mpus kau wanita sial4n “umpatku

Seseorang menepuk bahuku dari belakang

“ sepertinya kau menyukai hadiah yang bos berikan “

“ tentu aku sangat menyukainya “

TAMAT

Note: berikan dankomen pada Novel ini, jika tidak author akan berhenti membuat cerpen gratis, dan akan merubahnya ke premium di cerpen-cerpen selanjutnya, luangkan sedikit waktu para readers untu penyemangat Author thank's Love you all.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
INFO LOKER
Tulisan Tinta16
Flash
Silam
Salsabila Octavia Ismail
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Flash
Sesajen
Allamanda Cathartica
Cerpen
Bronze
Gantung Aku
Novita Ledo
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Novel
Peti Mati Suruhan
Yovinus
Cerpen
Bronze
Gadis Bergaun Merah
JWT Kingdom
Flash
Jangan Menimpali!
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Rumah kost terkutuk
pebimelati
Flash
Monster di Dalam Lemari
Nurai Husnayah
Novel
Gold
Fantasteen Scary Teru Teru Bozu
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Monster
Ocha
Novel
PANDALANAN
Nor Laila
Novel
Bronze
KISAH CINTA
Endah Wahyuningtyas
Rekomendasi
Cerpen
INFO LOKER
Tulisan Tinta16
Cerpen
Sakti Instan
Tulisan Tinta16
Cerpen
wajah kedua
Tulisan Tinta16
Novel
PATAHAN
Tulisan Tinta16
Cerpen
MILIKKU
Tulisan Tinta16