Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Imajiner Yang Nyata
4
Suka
3,900
Dibaca

Bab 1 – Kost Baru, Semangat Baru

Aldo menatap pantulan dirinya di cermin tua yang membalut dinding kamar kost barunya. Usianya baru dua puluh empat, namun sorot matanya yang biasanya redup karena terlalu banyak merenung, kini berpendar dengan semangat yang asing. Jakarta, kota yang selalu ia hindari karena hiruk-pikuknya, kini menjadi panggung baru bagi ambisinya. Ia adalah seorang penulis muda, terbiasa menyendiri, dan keputusannya untuk pindah dari kota kecilnya ke Menteng, jantung ibu kota, adalah loncatan iman yang besar. Ia ingin meninggalkan jejak, menciptakan karya yang tak hanya dibaca, tetapi juga dirasakan hingga ke relung jiwa. Setelah bertahun-tahun berkutat dengan naskah-naskah pendek yang tak pernah terbit dan penolakan demi penolakan dari penerbit, Aldo merasa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk membuktikan diri. Ia butuh perubahan radikal, sebuah stimulus baru yang mampu memantik kembali api kreatifnya yang mulai redup. Menteng, dengan segala gemerlap dan sejarahnya, terasa seperti tempat yang tepat untuk menemukan inspirasi yang hilang.

Kamar kost ini, meski tergolong tua, memiliki aura yang bersih dan menenangkan. Dinding-dindingnya dicat ulang dengan warna krem lembut, dan lantai kayu yang berderit samar menambah kesan hangat. Bu Erna, pemilik kost yang ramah dan bersahaja, menjelaskan bahwa kamar ini sudah kosong cukup lama. "Cermin itu, Nak," katanya sambil menunjuk cermin besar yang hampir menutupi seluruh dinding di seberang tempat tidur. "Sudah tertanam dari dulu, enggak bisa dipindah. Anggap aja hiasan antik." Aldo tidak terlalu memedulikannya; cermin itu terlihat estetik, memantulkan cahaya matahari yang masuk melalui jendela, membuat ruangan terasa lebih luas dan terang. Yang terpenting baginya adalah ketenangan yang ditawarkan kamar ini, sebuah kanvas kosong bagi ide-ide yang bergejolak di kepalanya. Ia membayangkan bagaimana cahaya mentari pagi akan membanjiri ruangan, membangunkan dirinya dengan lembut untuk memulai hari dengan menulis. Ia membayangkan bagaimana senja akan melukis dinding dengan nuansa jingga, memberinya waktu untuk merenung dan menyusun kalimat-kalimat indah. Kamar ini terasa seperti sebuah janji.

Meja tulis kayu jati yang kokoh di sudut kamar segera menjadi pusat dunianya. Ia mengeluarkan laptop kesayangannya, tumpukan buku referensi, dan buku catatan yang penuh coretan ide. Aroma kopi instan yang baru diseduh memenuhi ruangan, berpadu dengan bau kayu lapuk dan sedikit aroma lavender dari pewan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Imajiner Yang Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Ssst ... I See You
winda aprillia
Novel
Six Sense Diary
Kandarpa Cahya Putra
Cerpen
Bronze
GAGAK DAN KUTUK
Bungaran gabriel
Komik
Bronze
horor short story
mae
Flash
Mendua
Nunik Farida
Novel
NAPAS TERAKHIR
Maria Merianti Boru Malau
Flash
Rumah Mbakku
Amelia Purnomo
Flash
Hitam
rossewoodz
Cerpen
Kursi Kosong
Arjun
Flash
Hati Palasik
Aniqul Umam
Cerpen
Bronze
Teman Ilusi
SUWANDY
Cerpen
Tanda Gelap Di Perbukitan
Hilmi Azali
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Gadis Bersenandung
Sunarti
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Imajiner Yang Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jejak Pulang Yang Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ibu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Backpacker Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Teman Kamar Yang Kasat Mata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sisi Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Cermin Kedua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tuan Baru
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pusaka Naga Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin