Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Hutan Larangan
4
Suka
3,372
Dibaca

Peringatan yang Diabaikan

Mentari pagi menyelinap malu-malu di antara celah gorden, membangunkan Raka dari tidurnya yang singkat. Semangat membara memenuhi dadanya. Hari ini adalah hari besar. Hari ketika timnya akan menembus tabir misteri Hutan Mati, sebuah nama yang diucapkan dengan nada bergetar oleh penduduk lokal.

Timnya, ia yakin, adalah yang terbaik. Ada Dinda, seorang botanis muda dengan mata setajam elang dalam mengidentifikasi flora langka, kecintaannya pada alam seimbang dengan naluri ilmiah yang kuat. Lalu Ferry, pakar satwa liar yang bisa membaca jejak dan perilaku hewan seolah-olah mereka berkomunikasi langsung dengannya; pria yang selalu tenang dan logis, kebalikan dari Kevin. Kevin, si antropolog flamboyan dengan selera humor yang terkadang garing, namun otaknya encer dalam menganalisis kebudayaan dan mitos. Dan terakhir, Lila, sang dokumenter, gadis pendiam yang matanya selalu siap menangkap setiap momen dengan kameranya, merekam fakta dan emosi tanpa terlewat. Raka sendiri, sang pemimpin ekspedisi, adalah seorang geolog berpengalaman dengan reputasi tak pernah menyerah pada kesulitan, bahkan jika itu berarti mengabaikan takhayul.

Mereka berkumpul di balai desa terpencil di kaki pegunungan, tempat ekspedisi terakhir mereka akan dimulai. Udara dingin pegunungan menyengat kulit, tapi Raka merasakan adrenalin mengalir deras. Peralatan sudah siap, ransel menggelembung berisi perlengkapan canggih, dan semangat tim meluap.

Namun, semangat itu sedikit meredup ketika Kepala Desa, Pak Mardi, mendekat dengan wajah keruh. Kerutan di dahinya semakin dalam saat ia menatap Raka. “Den Raka, sudah saya bilang berkali-kali. Hutan itu... bukan sembarang hutan. Sudah banyak yang masuk, tidak pernah kembali. Atau kalau kembali, pikiran mereka tidak utuh lagi.” Suara Pak Mardi terdengar berat, dipenuhi kekhawatiran yang tulus.

Beberapa warga lain mengangguk, mata mereka memancarkan ketakutan yang mendalam. Seorang wanita tua dengan rambut memutih, Mbah Minah, mendekat, tangannya yang kurus memeg...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Hutan Larangan
Christian Shonda Benyamin
Novel
TRAWANG
Marion D'rossi
Flash
Fever
Rama Sudeta A
Novel
Gold
The Boy Who Drew Monsters
Mizan Publishing
Flash
Adik ku
Alyssa zalika. A
Novel
NAPAS TERAKHIR
Maria Merianti Boru Malau
Novel
BEAUTY BLOOD
quinbbyyy
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Haunted School
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Scary Hot Seat
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Dream House
Ighavianna
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Supranatural Experience 1998
mutaya saroh
Flash
Ramalan
Dark Specialist
Novel
Sengkeran
Muhammad Haryadi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Hutan Larangan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Perawat Siska
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rig Minyak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Kaktus Berdarah Seri 05
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Indigo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Teman Kamar Yang Kasat Mata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Di Bawah Ancaman Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 13
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Dari Frekuensi Mati
Christian Shonda Benyamin