Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Hikmah Segelas Es Teh
7
Suka
61
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di sebuah kampung kecil yang adem dan jauh dari hiruk pikuk kota, hidup seorang penjual es teh bernama Parto. Parto dikenal karena gaya dagangnya yang nyentrik dan humoris. Setiap hari, dia menggelar lapak kecil di depan masjid kampung, menjual es teh dengan cara yang unik: menyelipkan ceramah pendek sambil melayani pembeli.

“Saudara-saudaraku sekalian, ingatlah bahwa hidup ini ibarat segelas es teh. Kadang manis, kadang encer, tergantung siapa yang bikin. Nah, kalau mau manis, beli es tehku ini!” serunya dengan nada penuh semangat.

Hari itu, Parto tidak menyangka bahwa hidupnya akan berubah total. Gus Idham, seorang pendakwah muda yang sedang terkenal di dunia maya, kebetulan singgah di kampung itu. Dia sedang dalam perjalanan menuju kota lain untuk menghadiri acara besar, tetapi singgah sebentar untuk istirahat.

“Mas, es tehnya satu. Tapi tolong kasih saya wejangan juga, bagaimana agar hidup lebih bermakna?” tanya Gus Idham sambil tersenyum lebar.

Parto yang tidak tahu bahwa dia sedang berbicara dengan seorang tokoh terkenal, menjawab dengan santai, “Hidup bermakna itu sederhana, Gus. Asal kita ikhlas, jujur, dan selalu menyediakan es teh yang segar untuk pelanggan. Kalau segar, pelanggan bahagia. Kalau pelanggan bahagia, insya Allah hidup kita juga bahagia.”

Mendengar jawaban itu, Gus Idham tertawa terbahak-bahak. Dia langsung mengeluarkan ponsel dan merekam percakapan tersebut. Tanpa sepengetahuan Parto, video itu diunggah di media sosial dengan judul, “Kebijaksanaan Penjual Es Teh”. Dalam waktu semalam, video itu ditonton jutaan kali.

Keesokan harinya, kampung Parto mendadak ramai. Banyak orang datang hanya untuk melihat langsung penjual es teh yang bijaksana itu. Bahkan, ada yang meminta nasihat sambil membeli es teh.

“Bang Parto, bagaimana caranya agar saya bisa cepat jodoh?” tanya seorang pemuda yang datang dari kota.

Dengan gaya sok bijak, Parto menjawab, “Cari jodoh itu kayak bikin es teh. Kalau terlalu manis, nggak enak. Kalau terlalu encer, juga nggak enak. Jadi, harus pas. Nah, beli es tehku dulu, nanti aku doain.”

Pemuda itu langsung tersenyum sambil membeli lima gelas es teh. “Semoga doa abang manjur!”

Parto bahkan mulai menghadapi situasi lucu. Seorang ibu-ibu yang membawa anaknya datang dan bertanya, “Bang Parto, anak saya susah makan sayur, gimana ya?”

Tanpa ragu, Parto menjawab, “Bu, mungkin karena kurang minum es teh. Anak-anak suka yang segar-segar. Beli satu gelas, nanti saya doain juga biar anaknya jadi suka sayur.”

Ibu itu tertawa kecil sambil membeli dua gelas es teh. Parto mulai menikmati peran barunya sebagai “konsultan” masyarakat, meski dia tahu tidak semua nasihatnya masuk akal.

Popularitas Parto semakin melejit. Media lokal mulai meliput kisahnya, dan undangan untuk tampil di acara-acara televisi pun berdatangan. Salah satu stasiun TV bahkan mengundangnya untuk tampil bersama Gus Idham di acara talkshow.

Ketika tiba di studio, Parto merasa gugup. Namun, Gus Idham menyemangatinya. “Santai saja, Bang Parto. Anggap saja ini seperti ngobrol sama pelanggan.”

Di atas panggung, pembawa acara bertanya, “Bang Parto, bagaimana rasanya menjadi viral?”

Dengan santai, Parto menjawab, “Ya, saya sih nggak ngerti apa itu viral. Yang penting es tehku tetap laku, dan orang-orang tetap bahagia. Itu sudah cukup buat saya.”

Jawaban itu disambut tepuk tangan meriah dari penonton. Gus Idham, yang duduk di sebelahnya, menambahkan, “Bang Parto ini bukti bahwa dakwah tidak harus di mimbar. Bahkan dengan es teh pun, kita bisa menyampaikan pesan kebaikan.”

Namun, kepopuleran Parto juga membawa tantangan. Ada beberapa pihak yang mulai iri dengan kesuksesannya. Mereka menyebarkan rumor bahwa es teh Parto sebenarnya menggunakan bahan rahasia yang membuat orang ketagihan.

Mendengar itu, Parto hanya tertawa. “Bahan rahasia? Kalau saya kasih tahu, nanti nggak jadi rahasia lagi dong! Tapi yang jelas, bahan utamanya adalah cinta dan niat baik. Itu saja.”

Di balik layar, Parto mulai menerima undangan untuk berbicara di seminar. Salah satu undangan paling unik datang dari sebuah universitas, di mana dia diminta memberikan “kuliah umum” tentang kebijaksanaan hidup. Meski merasa tidak layak, Parto setuju.

Di hadapan ratusan mahasiswa, Parto berbicara dengan gaya khasnya. “Hidup itu seperti jualan es teh. Kadang laku, kadang sepi. Tapi kalau kita terus berusaha bikin yang terbaik, insya Allah ada hasilnya.”

Salah satu mahasiswa bertanya, “Bang, apa pelajaran terbesar yang abang dapat dari hidup ini?”

Parto berpikir sejenak sebelum menjawab, “Pelajaran terbesar adalah jangan pernah anggap remeh diri sendiri. Saya ini cuma tukang es teh, tapi siapa sangka bisa ngomong di depan kalian semua? Jadi, apapun pekerjaan kalian, lakukan dengan sungguh-sungguh. Karena kita nggak pernah tahu siapa yang akan terinspirasi.”

Jawaban itu mendapat tepuk tangan meriah. Beberapa mahasiswa bahkan antre untuk selfie dengan Parto setelah acara selesai.

Setelah acara televisi tersebut, Parto mendapat banyak tawaran kerja sama. Ada yang ingin menjadikannya brand ambassador, ada juga yang ingin membuka waralaba es teh dengan nama “Es Teh Bijak Parto”. Namun, Parto menolak semuanya.

“Saya ini cuma penjual es teh, bukan pebisnis besar. Kalau terlalu sibuk dengan hal lain, saya nggak bisa lagi ngobrol sama pelanggan dan kasih mereka nasihat. Itu kan inti dari daganganku,” ujarnya kepada Gus Idham.

Kembali ke kampung, hidup Parto kembali sederhana. Meski popularitasnya tidak seheboh dulu, dia tetap menjadi ikon lokal. Orang-orang yang datang ke kampung itu selalu mampir ke lapaknya untuk membeli es teh dan mendengar ceramah singkatnya.

Suatu hari, seorang wartawan bertanya kepadanya, “Bang Parto, apa cita-citamu ke depan?”

Dengan senyum khasnya, Parto menjawab, “Cita-cita saya sederhana. Bikin es teh yang enak, hidup bahagia, dan bikin orang lain bahagia. Kalau itu tercapai, hidup saya sudah lebih dari cukup.”

Namun, ada satu hal yang tak pernah ia ceritakan kepada orang lain: impiannya yang lebih besar. Di balik kesederhanaannya, Parto diam-diam bermimpi ingin membangun perpustakaan kecil di kampungnya agar anak-anak bisa belajar dan berkembang. “Kalau mereka pintar, kampung ini pasti lebih maju,” pikirnya.

Di sore hari yang tenang, Parto menutup lapaknya lebih awal. Sambil duduk di bangku kayu, dia merenung. Meski dia tidak lagi viral seperti dulu, dia merasa damai. Baginya, kebahagiaan sejati adalah melihat senyum pelanggan yang puas dengan segelas es teh sederhana.

Sambil menatap langit senja, Parto berbisik pada dirinya sendiri, “Ternyata hidup memang tidak perlu rumit. Segelas es teh, candaan kecil, dan niat baik sudah cukup untuk mengubah dunia.”

Dan begitulah kisah Parto, tukang es teh yang sederhana namun penuh kebijaksanaan, yang pernah menginspirasi jutaan orang dengan gaya dagangnya yang unik.

Tamat.


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Gerceep yaak, ntapp!
waduh masih jatah untuk sendiri, mau umrah kelima kali nih hahaha
@acehdigest : waduh minimal dinaikin umroh bang wkwkwk
haha, satir banget cerpen kritisnya, keren pokoknya ;), titip beli 5 gelas dong es tehnya ;),
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Hikmah Segelas Es Teh
Nyaa ko
Cerpen
Miran
Doddy Rakhmat
Cerpen
BALADA BOSS SUPER MODEL
Zirconia
Cerpen
Balada Analis Kredit
Nina Ang
Cerpen
Bronze
Menjadi Madu Mafia Kurang Akal
Yona Elia Pratiwi
Komik
Magang Di Tempat Supervillains
Kyriepoda
Cerpen
Bronze
Selebritas RT Sebelas
hidayatullah
Flash
Bronze
SAWERAN
Emma Kulzum
Komik
INI LHO (Daily)
Suga Nct
Flash
Bronze
Lon-te "Lontong Sate"
Sunarti
Flash
Bronze
Genre
FS Author
Cerpen
Tetangga Masa Elo?!
Venus
Flash
Bronze
Bong Li Mei
Onet Adithia Rizlan
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Ngereh
Bakasai
Rekomendasi
Cerpen
Hikmah Segelas Es Teh
Nyaa ko
Cerpen
Agus: Kutukan di Balik Gelap
Nyaa ko
Cerpen
Pena Tanpa Akhir
Nyaa ko
Flash
Nenek di Balik Cermin
Nyaa ko
Novel
"Pandemi: Ketika Cinta Menyembuhkan Luka"
Nyaa ko