Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
He's not just a green flag but teal green
0
Suka
33
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Apa yang akan kau beri sebagai kado wisuda untuk salah satu teman terbaik yang kau punya di masa transisi dari remaja menuju dewasa?

Teman yang kalau diilustrasikan sebagai krayon, ia akan memancarkan pigmen berwarna hijau menuju biru, tapi bukan toska. Umm … Teal Green.

Ya!

Teal Green.

Hijau yang bisa kau temukan jika memandang laut luas yang dalam atau corak pada bulu merak yang menawan.

Ada rasa takjub saat indra ini menangkap citranya. Selintas kemudian tersadar hal yang menakjubkan selalu melewati proses panjang tidak serta-merta demikian

Aldi adalah pigmen teal green dalam etalase krayonku.

Sebetulnya aku terinspirasi dari istilah greenflag yang kerap digunakan untuk mendefinisikan karakter positif seseorang. Tapi, istilah itu erat kaitannya dengan pasangan, jadi kurang cocok aku padu padankan untuk mengilustrasikan Aldi.

Aldi adalah teman yang dikirim Tuhan saat aku memasuki dunia kampus. Dunia yang tidak terbayangkan ada dalam benak kecilku dulu. Mana pernah aku berpikir akan melanjutkan pendidikan di Ranah Minang, tepatnya Kota Padang. Tapi begitulah skenario Tuhan, yang tak direncanakan ternyata akan mengantarkan kita pada pengabulan-pengabulan dari hal yang pernah menjadi permintaan.

Memori masa kanak-kanakku terpanggil, mengingat doa yang pernah ku langitkan agar bisa mempunyai teman yang bisa membuatku merasa hangat dan takjub. Karena pertemanan yang kerap ku lihat dulu, semakin dewasa semakin dingin dan penuh persaingan. Menyedihkan.

Sekarang mungkin sudah waktunya aku berterus terang pada Aldi, bahwa ia adalah salah satu teman yang akan aku jaga di etalase memoriku. Kalau Sasti Gotama bilang, kisah yang paling berharga adalah kisah yang akan selalu lekat dalam kenangan kita. Kenangan di masa perkuliahan bersama Aldi dan teman-teman “lampture” adalah kisah yang berharga itu.

Aldi, mari aku ajak kau mengingat masa-masa ujian Kajian Media & Budaya yang mengharuskan kita menghitung pendapatan iklan. Oh tidak! Ada Vici dan Ani juga saat itu. Lucu … Betul-betul antusias sekali kita ujian bersama kala itu. Di perjalanan menuju rumahmu kami bertiga hampir tersesat sebab sangat banyak gang di pemukiman itu. Untungnya kami berhasil sampai tepat waktu dan akhirnya bisa mencicipi hidangan Mama Dewi, enak dan lezat. Hari itu juga berkenalan dengan Ama, adik perempuanmu yang beberapa waktu setelahnya sering mengirimi kami pesan. Ini kenangan yang hangat untuk mengalir di cangkir ingatanku.

Oh, sebelum itu aku jadi teringat foto pertamaku di Gedung FISIP. Gambar diriku di depan Laboratorium Animasi yang menjepretnya Aldi. Foto itu berbulan-bulan atau bahkan lebih dari satu semester menjadi wallpaper dan layar kunciku. Pandai sekali ia merumuskan posisi objek dan latar. Ternyata di kemudian hari terungkap bahwa keterampilannya itu mengantarkannya pada karirnya di dunia profesional. Aldi sebelum lulus sudah sering mendapat panggilan untuk kerja lepas menjadi content creator khususnya bertanggung jawab pada visual brand.

Keren sekali. Aku sedikit banyaknya tahu tuntutan kerja di ranah visual, kadang memanggil rasa tidak percaya diri dalam hati, dan akhirnya membuka peluang tekanan-tekanan mental yang membuat kita sulit merasa cukup. Tapi Aldi bertahan dengan tantangan kerja itu. Bahkan karya-karyanya berhasil memanjakan mata dan menghangatkan hati penikmatnya. Mungkin tangannya sejak lahir selalu diolesi minyak ajaib yang menjadikan jemari-jemarinya lihai menyulap tangkapan kamera menjadi komoditas berkelas.

Ini tidak dilebih-lebihkan, bolehlah kalau kalian mau lihat album-album di galeriku. Akan ku perlihatkan foto-foto favorit yang reratanya adalah hasil jepretan Aldi. Mulai dari foto pertamaku di tepi laut kota padang, di sana aku memegang kue ulang tahun. Indah sekali potretan Aldi yang menangkap langit keunguan bersanding dengan baju bebungaan yang kukenakan kala itu. Lalu fotoku di salah satu villa di Lubuk Minturun. Aldi menyuruhku berpose di dekat pepohonan yang meliuk dan … jepret! Bahkan bedak tipis dan liptint di bibirku yang sudah teroksidasi pun tetap terselamatkan dengan kemampuan color grading lelaki itu. Oh, tentu aku tidak akan melupakan ajakan kolaborasinya kala itu, mengenakan perlengkapan piknik, Aldi dan adik tingkatku membuat aku memiliki core memory yang indah di rerumputan kampus. Dari kolaborasi itu aku jadi punya foto andalan yang bisa mewujudkan imajinasi kecilku dulu, menjadi peri.

Aldi …

Terima kasih karena aku belum pernah mendengar kabar burung yang memuat keluhanmu dengan kenarsistikanku itu. Padahal bisa saja kau membenci orang-orang narsis, tapi kau malah membuat kami (bukan hanya aku, tapi teman-teman narsisnya) percaya bahwa di tanganmu bahkan hal yang kadang dipandang menyebalkan bisa menjadi hal yang berkesan dan penuh kenangan.

Aldi …

Terima kasih karena sudah menyambungkan tali-tali relasiku yang pendek ini dengan tali-tali relasimu yang panjang dan bercabang. Aku merasa banyak sekali terbantu dari ajakan-ajakanmu, entah perlombaan, kepanitiaan, hingga pekerjaan. Aku bersyukur merasa didukung untuk menjadi perempuan yang berdaya dengan karyanya. Aku mewakili perempuan-perempuan lain ingin para lelaki tahu bahwa perempuan sangat butuh dukungan seperti ini. Nanti, aku percaya kamu bisa bertemu dengan perempuan yang bisa menjadi penenang untuk hari-hari beratmu. Dan ketika kamu bersama perempuan itu jadikanlah ia menjadi perempuan yang beruntung karena limpahan dukunganmu itu, oke?

Aldi …

Aku berhari-hari memikirkan kado apa yang layak aku beri untuk teman yang menakjubkan sepertimu? Kado yang tak akan hilang, habis, dan rusak. Kado yang di saat kau membukanya bisa membuat kau sadar bahwa ada teman yang sangat beruntung pernah dipertemukan olehmu. Kado yang saat kau merasa kosong bisa mengisi rongga-rongga kehampaan itu. Kado yang saat kau sedih dapat memberi energi untukmu mengusap air mata. Kado yang bisa memelukmu saat kesepian.

Semoga tulisan ini bisa menjadi kado yang berkesan untukmu, temanku yang berpigmen teal green.

Teman yang di sebalik warna hijau laut menawannya memiliki rona biru yang dalam. Biru yang tak sembarang orang bisa mengetahuinya, biru yang menjadikannya kuat, biru yang membentuk ia menjadi lelaki yang sadar akan tanggung jawabnya. Aldi … walau mungkin kau sudah sering mendengar aku berkata “terimakasih ya sudah mau berteman denganku” tapi kini akan aku tulis dengan huruf besar semua kalimat itu agar rasa terimakasihku itu abadi dalam kado wisuda untukmu.

“ALDI, TERIMAKASIH YA SUDAH MAU BERTEMAN DENGANKU …”

Kalau nanti sudah waktunya kita benar-benar berpisah kota dan tidak bisa berkumpul lagi, akan ku simpan memori-memori baik di pertemanan kita. Bahkan, aku rasa perlu izin dari sekarang jika sewaktu-waktu di karya tulisku aku pinjam namamu atau karaktermu. Mungkin pertemuan kita tak bisa abadi, tapi aku berdoa pertemanan kita bisa abadi.

Aku doakan hal baik berpihak pada masa depanmu dan jadilah mata air untuk sekitarmu.

 

Selamat telah resmi menjadi sarjana Ilmu Komunikasi, Ahmad Rizaldi.

 

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
He's not just a green flag but teal green
Firlia Prames Widari
Cerpen
Bronze
Hampir Jadi Mantu: Sebuah Kenangan
Cahyana Endra Purnama
Cerpen
Bronze
Pilihan Nion
Tourtaleslights
Cerpen
Kompas
Hai Ra
Cerpen
Sibuk sedang Beristirahat
zain zuha
Cerpen
Burung di Luar Sangkar
zain zuha
Cerpen
Rindu Untuk Bapak
Aksara Senja
Cerpen
Bronze
Kanak Rinjani
ahmad yusro ahmad yusro
Cerpen
Besan Toxic
Yovinus
Cerpen
Bronze
Duwa Nyawa
Silvarani
Cerpen
OMA-OMA MERESAHKAN
Zirconia
Cerpen
Bronze
Rencana Lain
Munkhayati
Cerpen
Bronze
Memeluk Kaktus
Cicilia Oday
Cerpen
Bronze
CHARLIE
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Bronze
Laptopku, Teman Kerjaku
Mochammad Ikhsan Maulana
Rekomendasi
Cerpen
He's not just a green flag but teal green
Firlia Prames Widari
Novel
Bronze
Selamat Ulang Tahun
Firlia Prames Widari
Cerpen
Belum Bisa Bertemu Tapi Bertamulah
Firlia Prames Widari
Cerpen
Merayakan Nuha
Firlia Prames Widari
Cerpen
Lala si Perempuan Hebat
Firlia Prames Widari
Cerpen
Mengapa Aku Belum Ingin Mati?
Firlia Prames Widari