Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Sejarah
Bronze
Hasud (t)
1
Suka
70
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Cahaya itu kian menyisihkan keberadaan mereka berdua yang terus berlari menjauh dari jangkauan perciknya. Kaki bajanya kian merapuh. Lalu tersungkur di trotoar yang tenang. 

“Hasut, istriku. Ketenangan di jalan ini makin melemahkan kakiku. Nafasku makin terengah-engah. Ayo kita segera cari kegaduhan dan pertikaian. Sehingga kekuatan kita pulih kembali,” ucap Hasud dengan tubuh lunglai dan kaki terseok-seok.

“Mau cepat bagaimana lagi? Dalam hitungan sepuluh langkah saja, kakiku akan kehilangan kekuatan. Arus energi yang menjalari urat-uratku kian menipis,” tanggap sang istri seraya membenarkan rambut kawat yang menghalangi matanya.

Hasud terpana memandangi istrinya yang sudah tersungkur di trotoar itu. Kemudian mendongak ke langit yang sudah sekian lama tidak pernah menyemburkan petir. Dia bergumam dengan geram, “ini gara-gara tongkat Muhammad di genggaman pengkhotbah bersorban dan pakaian serba putih di singgasana mimbar emas itu.” 

“Menurut sensor otak energiku, stok kekuatanku sudah sangat menipis. Sepuluh langkah saja, kakiku sudah tak berfungsi,” rintih Hasut.

Hasud berpikir keras untuk menghadapi penderitaan berat yang dia tanggung saat ini. Dia melihat pantulan luas dunia dari langit bening. Semua darah pertikaian sudah kering dan hanya tinggal lukisan-lukisan kenangan yang ditoreh oleh para seniman. Gambaran sadis peperangan hanya terpotret dari cerita-cerita para novelis dan penyair. 

Sang pengkhotbah itu terkekeh-kekeh sambil memegang erat tongkat bercahaya keemasan. “Muhammad! Muhammad! Muhammad! Sang rahmat pembawa kedamaian alam semesta!” Begitu suara sang pengkhotbah yang berulang-ulang memantul dari langit cerah itu. Mendengar suara itu, Hasud makin kekurangan energi. Segera ia turunkan pandangan ke bawah, kembali ke wajah istrinya yang makin melas.

“Aku sudah menyerukan kepada anak-anak kita di berbagai wilayah untuk mas...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp4,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
salam kenal kak.
duh hasud
Rekomendasi dari Sejarah
Cerpen
Bronze
Hasud (t)
Muhaimin El Lawi
Novel
Sialang dan Kubu Terakhir
Eko S. Ayata
Novel
Gold
Jurnalisme Online
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
PELANGI SENJA ARZINARA
Kandil Sukma Ayu
Novel
Bronze
DIERJA, 1998 (Gula-Gula-Gila)
Ana Latifa
Novel
Bronze
Nun Mati 1962
Tian Setiawati Topandi
Novel
Bronze
Gwenchana Parahyangan
Silvarani
Novel
Gold
Mau Jadi Apa
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Wuhan Diary
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto
Mizan Publishing
Novel
Tan Hua Di Kolam Darah
LaVerna
Novel
Gold
Dunia Sophie
Mizan Publishing
Novel
Gold
KKPK Aku Calon Presiden
Mizan Publishing
Novel
Gold
Selling Yourself
Mizan Publishing
Novel
Gold
Digital Nation Movement
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Hasud (t)
Muhaimin El Lawi
Cerpen
Bronze
Baliho
Muhaimin El Lawi
Novel
Bronze
Laduni
Muhaimin El Lawi
Cerpen
Bronze
Reinkarnasi Umar
Muhaimin El Lawi
Cerpen
Bronze
Pukuc Kadit Odlas
Muhaimin El Lawi
Cerpen
Bronze
Mimpi yang Dikubur Hidup-Hidup
Muhaimin El Lawi