Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Suara air hujan yang menetes di atap rumah Jojo begitu keras dan sepi, tentunya rumah itu adalah rumah yang baru di tinggali Jojo setelah pindah dari rumah sebelumnya sepeninggal Ayah dan Ibu nya yang harus bertugas di tempat lain, mereka bertugas di angkatan darat Ayahnya dan Ibu nya di angkatan laut, Jojo merupakan anak lelaki yang bersemangat, suka berolahraga dan mudah berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Saat itu Jojo masih merapikan barang-barang yang di bawanya dari rumah sebelumnya tanpa sadar ada benda yang terjatuh dari salah satu kardus.
"Benda apa ini? Aku belum melihatnya apakah Ayah dan Ibu yang punya sebuah harmonika yang sudah tua," ucap Jojo dengan terus memperhatikan benda tersebut.
Jojo pun segera membersihkan barang-barang yang tersisa dan tidak lupa untuk menyusunnya di beberapa tempat untuk memperindah rumah yang di tinggalinya, sudah hampir dua jam Jojo merapikan barang-barang yang ada, akhirnya Jojo pun memeriksa harmonika tua tersebut, melapnya dengan kapas dan memberikan sedikit air supaya debu yang membuat harmonika terlihat kusam dan tua setelah selesai membersihkan harmonika Jojo melihat di pekarangan rumah dan melihat-lihat rumah tetangga yang ada di sana, saat itu Pak Arul sedang menyiram tanaman yang ada di pekarangan dan Jojo menghampiri Pak Arul.
'Pak perkenalkan saya Jojo tetangga baru Bapak kalau boleh tau siapa nama Bapak yah?" tanya Jojo dengan senyumnya sambil menjulurkan tangan untuk bersalaman.
"Iya de, nama saya Pak Arul saya bekerja di kantor pertanahan yang ada di sini, ade sekolah dimana? sepertinya masih siswa SMA yah atau sudah kuliah?" ucap Pak Arul sambil memegang tangan Jojo dan melepasnya kemudian.
"Saya sekolah di SMA sini pak, saya masih kelas dua SMA jadi meneruskan sekolah di daerah ini karena saya baru pindah pak," ucap Jojo sambil tersenyum.
"Oh iya tetangga sebelah rumahmu juga siswi SMA mungkin dia kelas dua juga atau lebih, ya nanti pasti kau bertemu dengan nya," ucap Pak Arul sambil menyiram tanamannya yang sudah tumbuh dengan subur.
"Pak sepertinya saya mau menyapa tetangga sebelah lagi yah pak supaya semua tetangga tau saya baru pindah ke rumah ini jadi saya tidak canggung lagi," ucap Jojo sambil beranjak menuju pekarangan dekat sebelah rumah.
Rumah sebelah seperti sangat sepi dan disana hanya ada anjing yang sedang santai berjemur, anjing itu terlihat besar karena bulu yang tebal, anjing itu tiba-tiba menatap Jojo dengan tatapan tajam seperti melihat musuh yang sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba ada wanita yang keluar dari rumah sambil membawa makanan untuk anjing itu, anjing itu memalingkan wajahnya dan segera berlari mengejar wanita itu ternyata dia adalah Rika yang diceritakan Pak Arul kepada Jojo, Jojo memperhatikan Rika bermain dengan anjing nya dan anjing tersebut makan. Rika pun masuk kedalam rumah, Jojo mencoba memanggil tapi Rika sudah terlanjur masuk kedalam rumah dan menutup pintu.
"Kenapa aku tidak menyapanya dan malah terdiam, astaga tidak ada perubahan masih saja aku susah berkomunikasi dengan wanita, bantu lah aku berikan keberanian, " ucap Jojo sambil meremas tangan kirinya.
Saat itu Jojo kaget karena anjing tadi sudah ada dihadapannya dengan wajah yang marah dan siaga seakan-akan mau menyerang Jojo, untung mereka terbatasi oleh pagar kayu yang cukup tinggi dan tentunya anjing tersebut tidak akan mungkin melompat pagar, anjing itu tiba-tiba menggonggong dan menatap tajam, Jojo mulai khawatir kalau-kalau anjing itu bisa melompat dan menerjangnya ternyata ada ibu-ibu yang keluar dari samping rumah sambil membawa pot tanaman, ibu itu langsung menghampiri anjing itu dan mengelusnya.
"Siapa kamu nak? belum pernah ibu melihatmu di rumah ini karena sudah lama kosong tidak berpenghuni, apakah kamu baru pindah?" ucap Ibu Tut sambil mengelus anjing nya kemudian menyuruhnya ke kandang kembali.
"Nama saya Jojo bu, saya baru pindah sebelah rumah ibu, saya mau menyapa tetangga di kiri dan kanan rumah saya bu," ucap Jojo dengan senyum yang masih agak takut.
"Iya de Jojo salam kenal, nama saya Ibu Tut saya tinggal di sini bersama putri saya dan yang tadi itu Ruru anjing kami yang sangat setia dan suka makan, oh iya kalau ada yang ditanyakan terkait lingkungan ini tanyakan saja yah jangan sungkan," ucap Bu Tut sambil tersenyum.
"Terima kasih Bu Tut sepertinya saya akan masuk ke dalam rumah karena ada lampu yang belum saya ganti, senang bertemu dengan ibu, " ucap Jojo tersenyum dan beranjak masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba hujan turun dan Jojo segera mengganti bola lampu yang sudah redup dengan yang baru agar cahaya rumah menjadi lebih terang dan hangat di perhatikannya kembali bangunan rumahnya di sana Jojo melihat ada bekas coretan-coretan yang ada di tembok seakan-akan sudah lama ada dan tidak pernah dibersihkan, Jojo pun berpikir untuk mencat ulang rumah itu terutama didalamnya agar mendapat suasana baru, dia memperhatikan semua ruangan seakan-akan Jojo pernah berada di rumah itu dulu sekali namun Jojo tetap berpikir ini adalah rumah baru dan tidak pernah di datanginya.
"Rumah ini apakah sebelumnya pernah di tinggali atau memang sudah lama tidak berpenghuni," ucap Jojo sambil memperhatikan di dalam rumah.
Hari sudah mulai gelap Jojo segera menutup jendela dan tirai tidak lupa untuk mandi saat mandi Jojo berpikir apakah ini rasanya hidup sendiri tanpa ada orang tuanya yang biasa mengingatkan dan melakukan semua yang ada di rumah, sekarang Jojo harus melakukan semuanya sendiri mulai dari menjaga rumah, membersihkan, memasak, mencuci dan lain-lainya yang biasa hanya tau beres disini Jojo belajar untuk mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain, Jojo pun memakan makanan yang dibelinya dijalan sebelum sampai di rumah dan memanaskannya terlebih dahulu, Jojo pun selesai makan dan pergi keluar teras rumah.
"Daerah sini kalau malam lumayan sepi yah, aku kira bakalan banyak motor dan mobil yang lewat, huh beda sekali dengan rumahku sebelumnya yang terkesan rame dan padat," ucap Jojo sambil memperhatikan sekitar.
"Tunggu dulu wanita itu kan yang tadi kasih makan anjing, pasti dia anak Bu Tut bilang tadi, apa yang lagi dilakukannya, dihari yang gerimis ini?" ucap Jojo dengan wajah yang penasaran dan memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu.
Rika pergi ke pinggir jalan dan melihat di dekat selokan dan mencoba mengambil sesuatu yang ada di dalam selokan, Jojo terus mengamati dan memutuskan untuk menghampiri Rika, Jojo pun mengambil payung dan segera kesana, dilihatnya Rika yang kesusahan untuk mengeluarkan kain yang menyumbat selokan.
"Apa yang kau lakukan? hari hujan seperti ini, kau bisa sakit loh sebaiknya keluar dari selokan itu dan biar aku yang ambil kain yang menyumbat selokan di dalam sana," ucap Jojo yang sambil terkena gerimis hujan dan melihat posisi kain yang menyumbat.
"Aku akan mengeluarkannya sendiri, kau sebaiknya jangan berhujan disini nanti orang tuamu akan marah, aku juga belum pernah melihatmu, apa kau yang tetangga baru itu?" ucap Rika sambil berusaha menarik kain yang menyumbat selokan.
"Kalau begitu aku akan bantu menariknya supaya cepat selesai dan tentunya kita bisa keluar dari selokan dan berteduh," ucap Jojo sambil menarik kain itu.
Jojo dan Rika terus berusaha menarik tapi air nya mengalir semakin banyak dan deras tanpa sadar Rika hampir terpeleset, untung Jojo sigap memegang bahu Rika dan membantunya berdiri tegak entah kenapa hujan bertambah lebat yang awalnya gerimis menjadi lebih kuat diikuti angin yang kencang.
"Astaga kenapa anginnya bertambah kuat hujan nya juga tambah lebat ya ini namanya badai kah," ucap Rika sambil berteriak dan tersenyum.
"Aku juga bingung kenapa tambah lebat sebaiknya kita menariknya dengan ada aba-aba dariku," ucap Jojo dengan wajah yang sulit melihat karena hujan dan angin.
"Hitungan ke tiga kita tarik bersama-sama dengan kuat, aku mulai satu,dua,tiga tarik," ucap Jojo sambil berteriak.
Kain yang menyumbat akhirnya bisa di cabut dan air selokan menjadi lancar dan tidak tersumbat lagi, Jojo dan Rika segera keluar dari selokan, Jojo naik terlebih dahulu kemudian dia menjulurkan tangan kepada Rika namun Rika tidak meraihnya dan mencoba naik sendiri dengan usahanya, Rika pun naik dari selokan dengan baju yang sudah basah dan kotor begitu juga dengan Jojo yang terlihat cape karena hari ini dia baru pindah rumah dan malamnya membantu mengelurkan kain yang ada di selokan dengan Rika.
"Namamu siapa? aku Rika yang di sana rumahku warna hijau abu-abu," ucap Rika dengan menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Aku Jojo, salam kenal, aku tetangga barumu yang baru pindah hari ini tadi, tunggu dulu beri aku waktu bernapas sangat lelah aku hari ini dan belum istirahat seharian," ucap Jojo sambil membungkuk memegang lututnya untuk menstabilkan napasnya.
"Oh iya aku sudah ketemu ibumu, Bu Tut bukan? dan anjingmu juga," ucap Jojo sambil mengatur napas.
"Iya kau sudah ketemu yah dengan ibu dan anjingku terima kasih sudah membantu yah, ucap Rika dengan wajah yang tersenyum kemudian muncul raut wajah datar.
"Iya sama-sama aku juga tidak menyangka akan ada itu disekitar sini yang bisa buat air meluap dari selokan kita," ucap Jojo dengan memperhatikan selokan tadi.
"Kayanya kita harus pulang karena baju dan celana kita kotor seperti ini," ucap Jojo dengan menatap Rika.
"Iya sebaiknya kita pulang saja karena masih gerimis dan kuliat kau juga kotor, aku juga gak mau ajak orang yang tidak bersih kerumahku," ucap Rika dengan cetus dan langsung pergi meninggalkan Jojo.
"Ada apa dengan wanita itu, cuek sekali seperti orang yang berbeda dengan apa yang tadi sewaktu di selokan dia terlihat bahagia dan mencoba dengan keras untuk berusaha, apa perasaanku saja yah, sudahlah besok aku harus sekolah dan jangan sampai aku terlambat besok," ucap Jojo beranjak pergi dan langsung masuk ke dalam rumahnya.
Ke esokan harinya Jojo langsung bersiap untuk menuju sekolah dengan semangat yang baru dan sekolah baru, Jojo memandang meja makan yang biasanya ada Ayah dan Ibunya yang biasa sarapan di meja makan sekarang hanya meja kosong yang tidak di isi oleh siapa-siapa, Jojo pun keluar dari rumah dan menutup pintu rumah, di jalan masih banyak air yang tergenang karena hujan tadi malam namun pada hari ini begitu cerah dan saat melihat sekitar Jojo melihat Rika yang sedang memeriksa tasnya, Jojo berpikir apakah Rika juga sekolah di tempat yang sama denganya atau berbeda.
"Dimanaku menaruh buku yang biasaku pakai untuk menulis, seperti ada yang mengambilnya, apakah tertinggal di sekolah atau kah mungkin sudahku buang dengan buku-buku sebelumnya," ucap Rika dengan terus memeriksa ke dalam tasnya.
"Mungkin ada barang yang dicarinya, yasudah lah aku juga tidak terlalu akrab dengannya," ucap Jojo sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, Jojo pun melanjutkan langkah nya menuju sekolah yang baru.
Jojo sampai di sekolahnya yang baru, sambil melihat sekitar Jojo berpikir apakah sekolah ini adalah sekolah yang sudah lama berdiri, bangunannya begitu tua, dan kelihatan warnanya yang masih tradisional, Jojo pun masuk melewati pagar sekolah dan menuju ke ruang guru.
"Pak Narjis apakah ada murid baru yang masuk di kelas Bapak?" ucap Bu Nur sambil memandang Pak Narjis.
"Iya bu ada anak baru yang masuk sekolah kita ini, meski dia sudah kelas dua tapi dia mau masuk sekolah kita untuk melanjutkan pendidikanya, kalau tidak salah namanya Jojo," ucap Pak Narjis sambil memandang Bu Nur.
"Hari ini yah pak dia masuk sekolah kita? berarti anda menjadi wali kelasnya yah pak?" ucap Bu Nur sambil melirik pintu ruang guru.
"Iya bu saya yang menjadi wali kelasnya karena orang tuanya juga menitipkan dengan saya, anak ini mungkin memiliki potensi besar terutama di dirinya, cuma dia selama ini masih pasif untuk mengembangkan dirinya," ucap Pak Narjis sambil memandang Bu Nur.
Jojo melihat papan yang ada di atas ruangan dan terlihat tulisan ruang guru, Jojo pun masuk kedalam ruangan tersebut dan langsung mengetuk pintu, masuk ke dalam ruangan yang terlihat begitu sibuk karena ada guru yang sedang berdiskusi ataupun berbicara dengan siswa dan siswi yang ada di dalam ruangan guru, Jojo bingung dimana posisi duduk wali kelas nya dan melihat siswi ada mau keluar dari ruang guru.
"Permisi apakah kamu tau posisi meja Pak Narjis? aku baru masuk ke dalam sekolah ini jadi belum tau dimana posisi meja nya," ucap Jojo sambil menatap wanita itu.
"Iya meja beliau ada disebelah sana posisi paling ujung, sepertinya pas aku lewat tadi beliau ada di mejanya," ucap Dina sambil menunjukkan arah meja Pak Narjis.
"Terima kasih sudah memberitahuku, aku langsung ke sana yah," ucap Jojo dan segera menuju meja Pak Narjis.
"Selamat pagi permisi pak, perkenalkan saya Jojo, saya murid baru di sekolah ini pak, " ucap Jojo sambil menatap Pak Narjis.
"Maaf de, Pak Narjis disebelah sana saya Pak Guntur de," ucap pak Guntur sambil menunjuk ke arah meja ujung sebelah sana dan tersenyum kecil.
"Iya pak terima kasih dan maaf, saya akan langsung kesana," ucap Jojo sambil tersipu malu karena kesalahan yang dilakukannya pertama kali di sekolah barunya.
Jojo pun menuju arah sebaliknya dan berpikir apakah wanita tadi membodohinya karena siswa baru di sekolah ini, memang usil sekali Dina karena menunjukkan arah yang berlawanan dan akhirnya Jojo sampai di meja Pak Narjis, mereka mulai berkomunikasi dan langsung menuju ke ruang kelas Jojo yang baru, Jojo memperkenalkan diri dan ditunjukkan meja tempat duduknya yang baru ternyata meja nya tepat berada dibelakang meja Rika, Jojo menatap Rika dan Rika acuh terhadap Jojo, sedangkan di sana ada Dina di meja paling depan ujung dengan senyum kecilnya dan Jojo menatapnya dengan wajah jengkel.
"Baiklah untuk hari ini kalian semua sudah berkenalan Jojo semoga bisa berteman baik yahh, hari ini kalian cukup menunggu pembagian mata pelajaran dan diwaktu istirahat kalian bisa melihat brosur ekskul yang kalian mau ikuti saran bapak ikuti sesuai minat dan bakat kalian bukan masalah keren atau bergengsi yah," ucap Pak Narjis sambil tersenyum kepada siswa dan siswi kelasnya.
Pak Narjis pun keluar dari ruangan, Dina pun berdiri dan menuju depan kelas dan mulai berbicara dengan teman-temannya.
"Perhatian semuanya di sini kita telah kelas dua dan tentunya teman-teman tau bahwa kita harus memilih ekskul sekolah yang memang sesuai dengan minat dan tentunya harus mampu memberi kenangan bagi kita semua nah saya saran kan untuk teman-teman mencoba bergabung dengan klub musik klasik yang saya ikuti," ucap Dina dengan wajah yang penuh kesombongan.
"Kami tidak akan masuk ekskulmu yah dan jangan harap coba mempromosikannya dengan kamu yah," ucap Boy dengan lantang dan wajah yang mengejek.
"Terserah saja, aku cuma sampaikan karena ekskul ini yang diutamakan sekolah kita mulai dulu serta bersejarah," ucap Dina dengan wajah yang meyakinkan.
"Hey siswa baru kau sudah memilih kah ekskul yang baru atau kau menunggu waktu istirahat untuk melihat-lihat dulu," ucap Boy dengan wajah yang akrab.
"Aku masih belum memilihnya dan bagus melihat-lihat dulu apakah yang cocok denganku, oh iya aku Jojo, namamu siapa?" ucap Jojo sambil mengulurkan tangannya.
"Iya namaku Boy salam kenal juga yah, aku ikut juga dalam ekskul musik klasik, aku memainkan alat drum, apa kah kau tau sloganku pukul sampai kita berkeringat," ucap Boy dengan penuh semangat dan mengulurkan tanganya.
"Iya salam kenal, tapi tadi kan kau menolak apa yang disampaikan Dina meski kau satu ekskul dengannya," ucap Jojo dengan wajah yang bingung.
"Aku tidak setuju karena di dalam grup musik klasik pun dia tetap memaksakan pendapatnya meski salah atau hanya menguntungkannya," ucap Boy dengan wajah yang jengkel dan kemudian menatap kearah Dina.
Bel sekolah pun berbunyi semua siswa dan siswi keluar dari ruang kelas, Jojo pun beranjak pergi ternyata Boy menunggu di depan pintu.
"Yo mau kemana? sebaiknya ikut aku, kita cek ekskul yang kau minati Jojo," ucap Boy dengan wajah penuh semangat.
"Boleh juga ayo kita liat brosurnya yang ada di ruang tengah sekolah siapa tau ada yang bisa aku pilih nantinya," ucap Jojo sambil menatap arah ruang tengah sekolah.
Di sana dia melihat Rika sedang melihat-lihat brosur yang ada di papan pengumuman, Dina mencatat semua ekskul yang menurutnya menarik dan kemudian pergi, Jojo yang melihat Rika yang pergi cuma bingung.
"Hey Boy apakah Rika belum memilih ekskul di sekolah ini?" ucap Jojo dengan wajah yang penasaran.
"Aku juga kurang paham apakah memang dia tidak ikut atau apa, cuma yang pasti dia sangat jarang berkomunikasi dengan orang-orang, setauku dia pernah masuk ekskul musik klasik dan alat yang dipakainya itu adalah sexopon loh dia lumayan hebat memainkannya," ucap Boy dengan wajah yang meyakinkan.
"Berarti dia pernah bergabung dengan kalian yah cuma berhenti?" ucap Jojo dengan wajah penasaran.
"Hm bagaimana jawabnya yah, itu memang tidak di sangka keluar dari ekskul karena menurutnya kita masih belum menemukan irama klasik yang cocok karena saat dia bermain sexopon terkadang tidak sesuai dengan irama nada alat musik lain, memang di akui dia memang cocok untuk musik klasik tapi bukan menjadi kesatuan tapi lebih ke solo musik," ucap Boy sambil menjelaskan.
"Aku kurang paham tentang musik, tapi yang pastinya jika pemainan musik klasik harus nya seirama bukan? kalau ada yang lebih dominan dan tidak sesuai dengan irama nada yang ada tentunya itu akan membuat suara yang dihasilkan tidak nyaman untuk didengar," ucap Jojo sambil melihat brosur yang ada di papan pengumuman dan mata nya terakhir tertuju kepada grup musik klasik.
"Ayo kita ke ruangan kayanya sudah habis waktu istirahat kita bukan?" ucap Jojo sambil melihat jam dinding yang ada di ruangan tengah.
Jojo dan Boy pun pergi menuju ruang kelas dan melihat dipapan tulis sudah ada jadwal pelajaran yang ditempelkan untuk satu semester ini, Boy menepuk bahu Jojo dan menunjuk ke arah Dina yang dengan sombongnya menatap kearah mereka berdua.
"Apa yang dipikirkan wanita itu dengan wajah nya yang sombong dan menjengkelkan itu," ucap Boy sambil membisik ke telinga Jojo.
"Aku juga melihat tatapannya yang sombong itu, seakan-akan bos di ruangan ini memangnya apa jabatannya di kelas kita," ucap Jojo dengan mata yang melirik ke arah Dina.
"Dia ketua kelas kita sekarang aku juga bingung kenapa aku memilihnya saat itu seharusnya aku saja yang maju jadi ketua kelas kita," ucap Boy sambil berbisik kemudian melirik Dina.
"Ya mau bagaimana lagi kan kalo Dina ketua kelas kita, yahh kita harus menghargainya karena membantu wali kelas kita kan," ucap Jojo sambil menatap Boy.
Pak Narjis masuk ke dalam ruangan dan menjelaskan jadwal yang telah di tempelkan di depan dan mengatakan pembelajaran akan di mulai pukul 07.00 pagi dan selesai jam 14.00 siang selanjutnya di teruskan dengan kegiatan ekskul yang sudah dipilih masing-masing siswa dan siswi, pulang di pukul 16.30.
"Apakah ada yang ingin ditanyakan terkait jadwal kita dalam proses pembelajaran dan ekskul yang di ikuti masing-masing? kalau tidak ada karena hari ini belum dimulai pembelajaran anak-anak bisa pulang," ucap Pak Narjis sambil memberikan semangat kepada semua siswa dan siswi di kelas.
"Ketua kelas bisa tinggal di tempat, karena ada beberapa hal yang bapak sampaikan dan sekretaris Rika bisa tinggal juga, yang lain bisa pulang," ucap Pak Narjis.
Semua siswa dan siswi yang ada di kelas pun pulang dan Jojo memperhatikan Dina dan Rika sambil berjalan keluar kelas, di depan pagar sekolah ada Boy yang sedang memutar stik drum yang kelihatan sudah cukup kusam, Jojo pun menghampirinya.
"Boyyyy mau kemana pulang sekolah ini ? " ucap Jojo sambil memperhatikan.
"Aku belum tau mau kemana tapi yang pasti ada lokasi yang ingin kulihat karena ada menjual alat musik baru," ucap Boy sambil melihat kearah jalan.
Jojo dan Boy pergi menuju toko yang di bahas oleh Boy, karena toko itu memiliki kelengkapan alat musik yang sesuai dengan minat Boy, setelah hampir 5 menit perjalanan mereka sampai di toko yang menggunakan konsep retro, sangat mewah dan penuh dengan alat musik mulai yang modern hingga klasik.
"Bagaimana menurutmu tentang toko ini, bagus bukan dan kita bisa mencoba alat musiknya langsung meski kita tidak membelinya loh," ucap Boy dengan wajah yang penuh semangat.
"Tunggu dulu apa kau perhatikan siapa yang jaga tadi di kasir? seperti Rika apakah aku salah lihat yah, atau mirip saja?" ucap Jojo dengan wajah memperhatikan ke arah kasir.
"Mana-mana mungkin kau salah lihat atau memang mirip saja, kalau diperhatikan dia memakai topi dan baju pegawai kan, tunggu aku perhatikan dengan seksama," ucap Boy sambil memelototi kasir dan mencoba mendekat.
"Tunggu dulu nanti kita dikira sok kenal atau orang yang jahat, kalau memperhatikan seperti yang kau lakukan," ucap Jojo sambil menarik baju Boy dan menundukkan kepala bersama-sama.
"Jadi apa yang harus kita lakukan kita kan mau lihat-lihat dan mencoba alat musiknya," ucap Boy sambil memandangi drum yang dia sukai.
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk melihat drum tadi dan pura-pura saja tidak kenal dengan Rika yang sedang berjaga di kasir, Rika akhirnya melihat Jojo dan Boy tapi dengan sikapnya yang acuh dia tidak menghiraukan mereka atau menyapa mereka.
"Coba liat ini drum terbaru dan bahan yang digunakan adalah yang terbaik di kelasnya, semoga nanti aku bisa membelinya, karena aku di rumah hanya ada drum elektrik bukan drum klasik," ucap Boy dengan penuh harap sambil memegang drum itu.
"Iya semoga apa yang kau harapkan bisa terwujud Boy," ucap Jojo dengan menepuk pundak Boy.
"Tapi tunggu dulu Jo kau suka alat musik apa memangnya sih?" ucap Boy dengan wajah yang penasaran.
"Aku yah mungkin alat musik tiup sepertinya karena dulu aku sempat belajar terompet waktu SD dan SMP," ucap Jojo sambil memandang rak alat musik tiup.
"Tapi kau ada alat musik apa di rumah, apa terompet atau klarinet ?" ucap Boy dengan penasaran.
"Ehm kalau aku sepertinya punya harmonika yang sudah tua, cuma aku rasanya belum pernah memainkannya selama ini," ucap Jojo dengan ragu sambil memandang alat musik harmonika yang terpajang di rak toko.
"Kalau begitu bagaimana di coba dulu, siapa tau kau bisa memainkannya," ucap Boy dan langsung menarik tangan Jojo ke tempat alat musik harmonika dan langsung berbicara dengan mas yang menjaga di sana.
"Ayo coba dulu lah siapa tau cocok," ucap boy sambil mengambil harmonika yang diberikan mas yang menjaga.
"Entahlah apakah aku bisa, karena ini baru pertama aku memainkannya," ucap Jojo sambil memperhatikan harmonika yang sudah ada ditangannya.
Akhirnya Jojo mencoba memainkannya dengan mengingat lagu yang dia suka ternyata saat dia memainkan harmonika suara nya begitu merdu seakan-akan dia sudah biasa memainkannya, perasaan di padang rumput yang luas muncul yang dirasakan oleh Boy hanya terdiam dan menikmati suara yang dihasilkan harmonika yang ditiup oleh Jojo, munculah pertanyaan dipikiran Jojo kenapa dia bisa memainkan harmonika dengan lancar dan tidak mengalami kesusahan seakan-akan dia sudah terbiasa untuk memainkannya. Semua orang yang ada di toko itu terdiam, kemudian Boy berlari dan mengambil cajon yang ada di sana dan mencoba memainkannya dengan menyimak nada yang dikeluarkan harmonika yang di mainkan oleh Jojo, suara nya menjadi merdu dan membuat orang-orang di sana mem video apa yang dilakukan oleh Jojo dan Boy didalam toko itu, Rika yang awalnya berada diluar langsung masuk karena memperhatikan semua orang yang merekam Jojo dan Boy.
"Mereka berdua kan teman-teman kelasku, Boy dan satunya kalau tidak salah siswa pindahan yang ada disebelah rumahku," ucap Rika dengan wajah yang heran namun suara yang muncul begitu indah dan Rika juga mendengarkan dengan seksama.
Mereka berdua selesai memainkannya dan orang-orang yang ada yang di dalam toko memberikan tepuk tangan yang meriah dan video yang tadi semua dimasukkan di youtube oleh beberapa orang dan dijadikan stori mulai dari ig dan wa orang yang menonton.
"Wow hebat sekali kau main harmonika, apa kau memang tidak pernah memainkannya itu nada-nada yang bagus dan pemilihan lagu yang cocok," ucap Boy sambil menepuk dada Jojo.
"Entahlah saat aku memainkannya hal-hal yang tidak pernahku pikirkan tiba-tiba muncul dan aku mencoba untuk memainkannya, karena aku bingung juga baru pertama kali memainkannya," ucap Jojo dengan heran memandang harmonika itu.
Rika pun mencoba menghampiri mereka berdua namun ada pelanggan yang mau membeli barang dan akhirnya Jojo dan Boy keluar dari toko tanpa sempat Rika menghampiri, mereka berdua berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
"Sampai juga aku di rumah, hari yang cukup melelahkan, tapi asik juga bisa menikmati waktuku dengan teman baruku Boy," ucap Jojo dengan memperhatikan pekarangan rumah.
"Oh iya hari ini sebaiknya aku olahraga karena lama aku tidak berkeringat aku ambil barbel dulu," ucap Jojo sambil mengambil barbel yang ada di gudang.
Ternyata Pak Arul sedang menyiram tanaman dan kemudian berteriak karena tanaman yang ditanamnya kemarin tiba-tiba sudah rusak.
"Hahhhhh kenapa bisa rusak siapa yang merusaknya astaga seharusnya aku tidak menaruhnya diluar tanamanku yang langka," ucap Pak Arul sambil memandang sedih ke tanamannya yang rusak.
"Pak ada apa pak seperti ada hal yang besar terjadi?" ucap Jojo dengan wajah yang penasaran.
"Jo liat tanamanku rusak pasti karena hewan, siapa yang melepas hewannya sampe tega seperti ini," ucap Pak Arul dengan nada suara yang sedih.
"Sudah pak jangan di pikirkan lagi, semoga tidak terjadi lagi hal seperti ini pak," ucap Jojo dibalik pagar.
"Aku curiga pasti hewan sebelah rumahmu yang merusaknya, memang hewan yang nakal sampai berani merusak tanamanku yang tersayang," ucap Pak Arul sambil memandang rumah yang ada disebelah.
"Pak kita tidak boleh menuduh tanpa ada bukti nanti kita malah menuduh pak kepada tetangga kita sendiri, nanti malah hubungan tidak harmonis, bukan maksud saya menggurui pak, tapi memberi saran pak," ucap Jojo dengan nada yang lembut.
"Terima kasih nak sarannya betul katamu, kalau begitu besok saya beli cctv untuk melihat siapa pelakunya, jadi sama-sama tau siapa pelakunya," ucap Pak Arul dengan melihat tanamannya lagi.
"Iya pak betul hal itu baik dan tentunya ada bukti pak," ucap Jojo.
Kemudian terdengar suara anjing menggonggong dan ternyata Ruru sedang bergelantungan di pagar sebelah rumah, dengan menjulurkan lidahnya, wajah Pak Arul langsung berubah dengan memerah dan penuh amarah, tapi kemudian ada Bu Tut yang keluar membawakan makanan anjing, kemudian Ruru pergi menghampiri Bu Tut, Pak Arul pun pergi masuk ke dalam rumah, Jojo sempat memperhatikan Bu Tut kemudian dia masuk kembali kedalam rumah.
Sudah beberapa hari terlewati Jojo sendiri tinggal di rumah yang baru, dia merasakan apakah kesepian yang dia rasa apakah itu semua merupakan bagian dari proses kemandirian nya, beberapa kali orang tuanya menelpon menanyakan kabarnya Jojo selama hidup sendiri, Jojo selalu menanyakan apakah ayah dan ibu baik-baik saja, itu saja yang selalu ditanyakan namun dipikirannya selalu muncul bahwa kenapa dia seperti pernah berada dilingkungan ini, apakah semua ini berkaitan dengan rumah baru nya, teman barunya dan harmonika yang bisa dimainkannya dengan lancar seakan-akan dia pernah mengalami hal-hal itu, hingga beberapa kali muncul bayangan-bayangan hitam seakan memori yang terlupakan.
"Sudah jam berapa ini? iya yah hari ini hari libur, hahhhhh apa yang harus kulakukan hari libur ini, aku juga belum menentukan akan masuk di ekskul apa di sekolah baruku," ucap Jojo sambil melihat keluar jendela.
Jojo pun bangun dan menuju ke depan rumah, dia melihat Rika sedang berlari di sekitar komplek, dan Pak Arul sedang menyapu di depan rumah, Ruru pun ikut berlari mengejar Rika dari belakang. Dia berpikir apakah harus berolahraga juga, kemudian dia teringat dengan harmonika yang sudah dibersihkan nya dulu awal-awal pindah.
"Harmonika ini, kelihatannya sering dimainkan karena sudah pudar di bagian yang sering di pegang, yah tidak salahnya mencoba," ucap Jojo kemudian meniup harmonika yang di pegangnya, begitu merdu suara yang dimainkannya.
Tiba-tiba Rika berhenti berlari dan mendengar suara harmonika yang dimainkan oleh Jojo, Rika seperti pernah mendengar nada dan jenis suara ini, seakan-akan pernah mendengarnya. kemudian Rika menghampiri Jojo dan bertanya.
"Hey harmonika punya siapa itu? kenapa kau bisa memilikinya," ucap Rika sambil memperhatikan harmonika yang dipegang Jojo.
"Harmonika ini ada di barang-barang sewaktu aku pindah ke sini, entah punya siapa, mungkin saja punya ayahku," ucap Jojo dengan menunjukkan harmonikanya kepada Rika.
"Sepertinya aku familiar dengan harmonika ini, ini seperti milik temanku dulu yang pernah kuberikan, saat ulang tahunnya dulu," ucap Rika dengan wajah yang serius.
"Mungkin saja harmonika ini sama dengan yang kau berikan kepada temanmu dulu, yah aku kurang tau juga, tapi kan kita baru pertama kali bertemu," ucap Jojo dengan wajah yang heran.
"Iya mungkin aku yang salah lihat, baik lah silahkan lanjutkan saja," ucap Rika dan beranjak pergi.
"Tunggu dulu, apa kau sudah memutuskan untuk masuk ekskul apa?" ucap Jojo beranjak berdiri dari kursinya.
"Ya .... aku sudah memutuskan untuk ke grup musik klasik, aku terinspirasi dengan kalian berdua sewaktu di toko, aku tidak tau kau memiliki bakat di alat musik tiup juga dan Boy dia memang orang yang lihai di alat musik pukul, baru aku paham keharmonisan nada itu penting dalam sebuah grup musik," ucap Rika sambil berjalan ke rumahnya.
"Bagus berarti aku juga harus masuk grup itu juga, untuk mengetahui kenapa aku bisa memainkan alat ini dan pengalaman baru bagiku," ucap Jojo sambil memandang harmonikanya.
Keesokan harinya Jojo masuk sekolah dan waktu sudah menunjukkan jam untuk kegiatan ekskul, dia menghampiri Boy yang sedang bersiap dengan stik drum dan atributnya.
"Boy aku mau mendaftar grup musik klasik sekolah kita, apakah masih bisa bergabung? dan apa persyaratannya?" ucap Jojo sambil membawa tas yang ada harmonika didalamnya.
"Wowwww pilihan terbaik Jojo, tentu saja kami menerima semua orang yang mau bergabung, ada beberapa alat musik, kalau kau belum memilikinya kami bisa meminjamkan nya dulu," ucap Boy dengan wajah penuh semangat.
"Aku ada bawa harmonikaku, untuk langsung latihan," ucap Jojo mengeluarkan harmonikanya.
"Mantab kalau begitu, kelihatannya ini model lama dan harganya mahal loh kalau yang model seperti ini," ucap Boy dengan wajah yang penasaran.
Mereka berdua pun pergi ke ruang klub musik klasik dan benar saja di sana mereka sedang berlatih dengan alat-alatnya masing-masing, kemudian Rika juga masuk sambil membawa sexopon, semua orang menatap Rika dengan wajah penasaran, karena dia yang sudah lama berhenti kemudian bergabung kembali, pembina pun masuk ke dalam ruangan dan ternyata Pak Narjis juga pembina ekskul musik klasik.
"Boy ternyata Pak Narjis juga pembina yah di sini, aku kira beliau hanya guru yang mengajar Bahasa Indonesia," ucap Jojo sambil berbisik dengan Boy.
"Beliau juga pembina kita, jangan salah beliau mantan pemain piano yang dulu merintis klub ini mungkin paling lama anggota di grup musik klasik," ucap Boy dengan nada serius.
"Pertama-tama saya ucapkan terima kasih karena anak-anak sekalian sudah berkumpul di sini dan selamat bergabung untuk anggota yang baru mendaftar, silahkan maju untuk yang bapak sebut namanya pertama Jojo dan kedua Rika," ucap Pak Narjis sambil mempersilahkan mereka berdua maju ke depan.
"Mereka berdua akan menjadi anggota baru kita dan tentunya tolong untuk anak-anak lain bisa membantu dan membimbing mereka berdua agar bisa menyatu dengan kita, buat mereka nyaman dan merasa di terima di tengah-tengah kita, ingat slogan kita, Harmoni dan Harmonis, baiklah untuk kalian bisa bergabung dengan yang lainnya terutama yang ber alat musik tiup," ucap Pak Narjis sambil mempersilahkan kembali ke barisan.
"Hari ini bapak akan sampaikan untuk anak-anak waktu kita 1 minggu untuk mempersiapkan penampilan kita di acara bulanan sekolah kita, karena sebentar lagi kita akan merayakan acara penerimaan siswa baru kelas 1 yang sudah kita terima, jadi untuk partitur bisa dilihat di grup kita dan nanti untuk Boy bisa menyiapkan bahan-bahan nya untuk dibagikan kepada rekan-rekan lainya, baik bapak akan keluar sebentar karena ada rapat komite, jadi semangat berlatih dan bergembira lah," ucap Pak Narjis dan beranjak pergi.
Akhirnya mereka semua mulai berlatih dan melihat partitur yang dibagikan oleh Boy, latihan pun dimulai, namun Rika seakan-akan memisahkan diri nya sendiri dari grup mereka, semua orang berbicara berbisik-bisik tentang sikap Rika yang seakan-akan tidak mau bergabung, Dina pun mendekati Rika.
"Kalau kau kembali hanya untuk mendapat kasian kami .... ataupun menunjukkan kualitasmu itu tidak cocok sekali dengan grup kami, sebaiknya kau kembali saja ke ruang kelas dan habiskan waktumu," ucap Dina dengan wajah yang kesal.
"Aku sudah berniat untuk memulai semua dari awal, dan akan menebus kesalahanku dulu," ucap Rika sambil menatap Dina.
"Terserah saja asalkan tidak menghambat yang lainnya, karena seminggu lagi kita akan tampil," ucap Dina dengan nada yang tinggi dan pergi menjauh.
Jojo memperhatikan mereka berdua, dan tentunya mereka kelihatan tidak akur, meski dulu pernah satu grup, Boy pun menarik Jojo dan menjelaskan untuk tidak ikut campur masalah antara mereka berdua.
"Ingat jangan ikut dalam konflik mereka berdua yah, sebaiknya kita memperhatikan saja yah," ucap Boy dengan wajah yang serius.
Jojo hanya terdiam dan meneruskan latihannya meski dia begitu penasaran, grup musik klasik sudah berlatih hampir 5 hari dan mereka sudah menghasilkan nada yang sesuai dengan partitur yang dibagikan, semua orang pun bingung kenapa Jojo bisa memainkan harmonika dengan selihai itu dan memahami konsep-konsep dasarnya, Dina menghampiri Jojo.
"Jojo ... apa kau memang sudah biasa bermain harmonika? karena kau ada bilang bahwa baru saja memainkannya, kau seperti orang yang sudah biasa dan di atas rata-rata pemain pada umumnya," ucap Dina dengan wajah penasaran.
"Aku pun bingung cuma pikiranku mampu mengikutinya Dina, yah insting mungkin," ucap Jojo dengan senyumnya.
"Karena dulu ada anak kecil waktu aku kelas 5 SD dia sudah lihai sekali memainkan harmonika di kalangan anak-anak kecil, dia sering tampil dan tentunya menjadi kebanggaan sekolahnya, kemudian dia menghilang entah kemana, saat kami naik kelas 6 SD, kalau kabarnya dia pindah sekolah atau mengalami kecelakan yang membuat dia trauma," ucap Dina dengan wajah yang penasaran.
Jojo hanya terdiam dan tidak bersuara apa yang akan dijawabnya, kemudian dia pergi menjauh dari Dina tanpa berkata apa pun, dan langsung menuju keluar ruangan sambil membawa botol air mineral. Rika yang melihatnya langsung menyusul Jojo dan menghampirinya.
"Ada apa Jo ... kau kelihatan sedang banyak pikiran, apakah ada sesuatu yang mengganjal atau memang kau sedang dalam kondisi kurang sehat," ucap Rika dengan wajah yang penasaran.
"Tidak aku hanya berpikir apakah semua ini berkaitan denganku, aneh aku hanya asal bicara, sebaiknya kita kembali ke dalam ruangan karena masih ada waktu kita untuk latihan masih ada 2 hari waktu kita," ucap Jojo dengan senyum kecil dengan tatapan kosong.
Tiba-tiba Jojo hendak berdiri dia melihat Rika namun semakin lama penglihatannya kabur dan berakhir dengan gelap, Jojo jatuh tanpa sempat di tangkap Rika, Rika yang melihat langsung menghampiri dan mencoba menyadarkan Jojo, namun tidak ada reaksi akhirnya terdengar suara teriakan minta tolong dari luar ruangan, semua orang kaget dan berlari keluar, Boy dengan sigap langsung mendekati Rika dan benar saja Jojo sudah ada di pangkuan Rika dengan kondisi tidak sadarkan diri semua orang melihat dan bingung.
"Buka jalan semuanya aku akan membawa Jojo ke ruang UKS dan Rika tolong cari suster," ucap Boy dan langsung menggendong Jojo.
Rika pun berlari terlebih dahulu mencari suster sedangkan Dina mencoba menghubungi Pak Narjis yang sedang di luar sekolah, sampai di UKS Jojo diperiksa oleh suster.
"Tenang saja dia hanya kelelahan dan demam nya cukup tinggi lebih baik biarkan dia beristirahat terlebih dahulu agar membaik, dan tolong kalian berdua jaga dia, siapa tau dia sudah sadar," ucap suster yang kemudian keluar dari ruangan.
Sedangkan di dalam alam bawah sadar Jojo melihat semua kenangan masa kecilnya yang tidak pernah dilihat sebelumnya dan tentu saja itu membuat Jojo kaget serta terus menyaksikan kejadian masa kecil nya mulai dari dia kecil di rumah itu bersama orang tuanya dan memainkan harmonika, teman masa kecilnya Rika dan tentu hal itu membuat Jojo semakin bingung, namun semakin lama pandangan nya semakin kabur dan terakhir dia melihat Rika memberikan hadiah harmonika kepadanya, setelah itu Jojo tersadar, namun dia melihat Boy sedang bermain game hpnya sedangkan Rika baru datang membawa buah yang dikupas.
"Kau sudah sadar Jo," ucap Rika
"Hahhhh sudah sadar maaf Jo aku asik main game tadi sampai tidak melihatmu, bagaimana apa ada yang sakit," ucap Boy dengan mematikan gamenya.
"Yah cuma masih sedikit pusing dan panas, sudah lama kah aku tidak sadarkan diri?" ucap Jojo dengan suara pelan.
"Tidak juga sih cuma sebaiknya kau istirahat dulu, nanti sepulang sekolah kita baru pulang ke rumahmu, tenang saja aku akan menemanimu di rumah malam ini, tunggu sebentar aku hubungi orang rumahku, mahhhh malam ini aku tidur di rumah Jojo, besok pagi aku pulang ehhmmmm. Oke-oke makasih mah," ucap Boy sambil berbicara dengan ibunya, kemudian mengacungkan jempol ke arah Jojo.
"Iya kita berkemas saja karena beberapa menit lagi jam pulang kita, kau bisa bangun Jo?" ucap Rika.
"Iya aku bisa bangun, terima kasih sudah membantuku Rika dan Boy," ucap Jojo dengan pelan.
Mereka pun berkemas dan pulang ke rumah Jojo hingga mengantarnya ke teras, Rika pun kembali ke rumahnya setelah sampai di teras rumah Jojo.
"Aku akan pulang, kalau ada apa-apa hubungi saja aku yah," ucap Rika kepada Jojo dan Boy, sembari melangkah pulang ke rumahnya.
"Kita makan apa malam ini Jo, aku tidak bisa masak bagaimana kalau membeli nasi sup saja karena kan kau masih sakit dan perlu makanan sehat dan hangat," ucap Boy sambil tersenyum.
"Iya kita makan itu saja malam ini," ucap Jojo sambil tersenyum.
Akhirnya Jojo dan Boy masuk ke dalam rumah dan berganti baju, kemudian Boy keluar rumah pergi membeli nasi sop untuk mereka berdua, mereka berdua makan bersama-sama hingga menunggu waktu tidur. Jojo berpikir apa yang di lihatnya sewaktu pingsan terkait dengan hubungan dia kembali ke rumah ini dan kenangan masa kecilnya yang terlupakan, Jojo semakin penasaran dengan apa yang terjadi apakah dia harus menghubungi kedua orang tuanya atau menunggu semua semakin jelas baru menanyakan masa kecilnya di sini. Pikiran Jojo terus bermunculan tentang apa yang terjadi pada dirinya sebelumnya.
Sudah 7 hari terlewati, hari ini ialah hari penampilan untuk acara penerimaan siswa dan siswi baru di sekolah Jojo, Jojo keluar dari rumah dengan pakaian dan atribut yang lengkap serta harmonika yang akan dimainkannya. Terlihat ramai orang tua dan siswa-siswi yang hadir mulai dari kelas 1 sampai 3 mereka mengikuti acara pembukaan dengan hikmat, hingga tiba waktunya untuk penampilan mereka.
"Pada hari ini kita akan memulai penampilan kita di awal semester ini, jadi aku harap rekan-rekan menampilkan yang terbaik dalam penampilan kita dan tentunya apa yang terjadi itu adalah hasil kita serta menjadi seni kita, klub musik klasik Harmoni dan Harmonis," ucap Boy memimpin dan diakhiri secara bersamaan slogan mereka.
Klub musik klasik pun tampil didepan guru, orang tua dan siswa-siswi yang baru masuk sekolah mereka, muncullah suara yang harmonis, indah dan tenang, semua mata tertuju kepada mereka semua, yang awalnya berpikir Rika akan mengacaukan nada mereka ternyata Rika mampu mengikuti dan menyelaraskan, sedangkan Jojo dipandangi semua orang karena mereka mendengarkan suara harmonika yang begitu indah dibeberapa bait nada, seakan-akan menyihir semua penonton, akhirnya penampilan mereka selesai dan ditutup dengan memberi salam.
"Astaga aku gugup sekali siapa tau pukulanku ada yang lepas, ternyata tidak," ucap Boy dengan wajah yang bangga.
Dina menghampiri Rika dan menyodorkan tangannya kepada Rika seakan-akan meminta maaf.
"Aku minta maaf dan tentunya terima kasih sudah bekerja sama dengan tidak mencoba menonjolkan dirimu sendiri dalam penampilan kita, tapi aku akan terus mengawasi siapa tau kau kembali ke dirimu yang dulu selalu diperhatikan," ucap Dina dan pergi menjauh.
Rika hanya bersalaman tanpa berkata apapun dan kemudian dia mendatangi Jojo dengan wajah penasaran.
"Jo, apa kau menikmatinya? dan aku rasa kau seperti sudah terbiasa tampil di atas panggung, karena nada yang kau main kan lumayan sulit untuk pemula sepertimu, tapi keseluruhan sangat bagus," ucap Rika dengan wajah yang tegas.
"Terima kasih, yah mungkin karena kita tampil bersama-sama, jadi aku tidak terlalu grogi," ucap Jojo dengan wajah yang mencoba menghindari tatapan Rika.
Didalam hatinya Jojo dia merasakan ada yang aneh sekarang saat dia melihat Rika setelah kejadian dia pingsan dan mulai mengingat kenangan nya dulu bersama Rika, Boy menghampiri dan merangkul mereka berdua sambil tersenyum.
"Kita sukses hari ini, kerja sama yang baik semuanya, jadi kita sekarang bisa istirahat dan mulai lagi apakah yang harus diperbaiki dalam penampilan kita selanjutnya ya kan," ucap Boy dengan wajah penuh semangat.
"Aku akan kembali karena ada ship jagaku di toko kalian lanjutkan saja dulu yah," ucap Rika yang kemudian pergi dari mereka berdua.
Saat Rika Pergi ternyata ada barang yang tertinggal, barang itu sepertinya sepatu kerja milik Rika, Boy memeriksanya kemudian memberikan kepada Jojo untuk mengantarnya, tapi wajah Jojo kelihatan ragu karena seharusnya Boy yang antar karena dia yang melihat pertama kali.
"Sudah antar aja aku kan ketua klub, jadi harus tetap di sini dan memastikan semua berjalan lancar, nanti jika ada yang komplain aku tidak di tempat bakalan dimarahin Jo," ucap Boy yang kemudian berlari meninggalkan Jojo.
"Seharusnya aku tolak dia tadi, cuma masuk akal yang di bilangnya, aku harus antar sekarang juga," ucap Jojo dan kemudian berjalan keluar gerbang sekolah.
Hari semakin panas dan jalan seperti menimbulkan air, hari yang sangat cerah, bayangan pun terlihat lebih hitam dari biasanya, akhirnya dia melihat Rika keluar dari rumahnya dan berlari menuju jalan utama keluar dari komplek. Jojo pun ikut berlari dan mengejarnya. Sampai mereka di pertigaan yang sepi Rika terus berlari dan tiba-tiba muncul mobil dari arah samping, Jojo yang melihat mempercepat larinya dan langsung memeluk Rika dari belakang karena Rika sempat terdiam di tengah jalan, akhirnya mereka terlempar karena Jojo berlari dan kemudian melompat memeluk Rika, saat mendekati tembok Jojo membalikan punggungnya dan memeluk dengan erat badan Rika, benturan yang keras itu membuat Jojo tidak sadarkan diri dan saat dia melihat keadaan Jojo yang keluar darah dari kepalanya, dia langsung mencoba menyadarkan, namun Jojo masih belum sadarkan diri.
"Jojo kau tidak apa-apa, Jo bangun sadarlah Jo," ucap Rika dengan wajah yang panik dan mengeluarkan air matanya.
Kemudian mobil yang tadi hampir menabrak mereka sudah menghilang dan beberapa orang akhirnya muncul dan menelpon ambulance, ambulance pun datang dan Jojo di angkat serta di bawa ke rumah sakit, Boy pun datang ke rumah sakit dengan beberapa teman-teman lainya, Boy segera menghubungi nomor orang tua Jojo, karena waktu menginap Jojo ada memberikan nomor orang tuanya kepada Boy, setelah mengabari kedua orang tua Jojo, orang tua Jojo langsung berangkat.
"Boy apa kau sudah menghubungi orang tua Jojo?" ucap Rika dengan wajah yang cemas.
"Iya sudah dan mereka sedang menuju kesini," ucap Boy dengan wajah yang serius.
Hari sudah menjelang malam, Pak Narjis, Rika dan Boy masih berjaga di ruangan, setelah itu orang tua Jojo sudah datang dengan wajah yang begitu cemas dan langsung masuk ruangan Jojo yang masih terbaring tidak sadarkan diri.
"Jojo maafkan Ayah dan Ibu karena membuat hal ini terulang 2 kali dan saat hal seperti ini terjadi kami selalu jauh darimu Jojo," ucap Ayah Jojo dan ibu nya yang sedang menangis.
Rika langsung menghampiri Ibu Jojo, Pak Narjis pun mencoba menenangkan Ayah Jojo, Boy bingung kenapa hal ini sampai terjadi 2 kali.
"Apa maksud bapak dengan hal yang terjadi 2 kali?" ucap Boy dengan wajah penasaran.
"Ini semua pernah terjadi saat Jojo kecil dan lokasi tempat nya pun sama dengan waktu ini, sebenarnya Jojo kecil sudah berapa di sini dan Rika merupakan teman kecilnya yang dulu pernah di tolongnya saat hampir terjadi kecelakan, namun malah Jojo yang terserempet motor dan mengalami hilang ingatan yang terjadi saat dia kecil, kami bingung dan akhirnya memutuskan pindah, namun saat kami pindah Jojo masih terdiam dan trauma terhadap bunyi-bunyi yang keras, akhirnya kami bawa dia ke psikolog dan mengikuti terapi semakin hari membaik keadaan nya, namun dokter memang bilang bahwa Jojo tidak akan mengingat masa kecilnya sama sekali," ucap Ayah Jojo dengan wajah yang sedih.
"Baiklah kami sekarang paham pak dan semoga hal ini tidak membuat memori Jojo menjadi hilang dan tetap mengingat kenangan bersama kami," ucap Pak Narjis dengan wajah yang serius.
Jojo di dalam bawah sadarnya melihat semua kejadian yang sewaktu kecil hingga dia mengalami kecelakaan, dia ingat semuanya dan akhirnya sadar tentang apa yang telah terjadi pada dirinya selama ini.
"Ayah,Ibu," ucap Jojo dengan lirih suara kecil.
"Jojo kau sudah sadar nak, Ibu dan Ayah ada di sini, maafkan kami nak sampai tidak bersamamu saat seperti ini," ucap Ibu dengan wajah yang begitu sedih.
"Iya bu, ayah tidak apa-apa aku sudah sadar dengan apa yang terjadi denganku saat kecil dan memang aku dari kecil sudah tinggal di wilayah ini, semua nya aku ingat bu dan tentunya terima kasih Bapak Narjis dan teman-teman yang sudah dan baik menemaniku saat sedih dan senang, aku harap kita bisa selalu bersama," ucap Jojo dengan senyum kecil.
"Tentu saja kami akan bersamamu Jo," ucap Boy dengan senyum bahagia.
"Kau harus pulih Jojo supaya kita bermain musik lagi dan membuat kenangan yang lebih indah," ucap Rika dan kemudian memberikan harmonika yang biasa dimainkan Jojo.
Akhirnya semua yang pernah terjadi dan hal-hal baru yang terjadi membuat ingatan Jojo kembali serta membuat kehidupan mereka di mulai dari kenangan dulu hingga sekarang.
Tamat.