Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Harmoni Kegelapan
0
Suka
2,653
Dibaca

Di bawah temaram lampu kerja, dr. Adrian Sanjaya menyeka keringat dingin di pelipisnya. Di usianya yang baru menginjak kepala tiga, ia sudah memimpin salah satu klinik psikiatri paling dihormati di kota. Adrian dikenal karena metode hipnoterapi inovatifnya yang terbukti efektif, bahkan pada kasus-kasus yang paling sulit sekalipun. Namun, belakangan ini, ia merasa keahliannya diuji hingga ke batas terluar. Beban mental dari setiap pasien yang ia tangani mulai merambat, bukan hanya di ruang konsultasi, tapi juga ke dalam kehidupan pribadinya.

Adrian memutar ulang rekaman sesi terapi hari itu. Suara bisikan pilu Santi, seorang wanita muda dengan mata kosong yang terus-menerus mendengar suara-suara menghasut. "Mereka menyuruhku melukai diriku sendiri, Dok. Mereka bilang aku pantas merasakan sakit," bisik Santi dengan suara bergetar. Adrian mencoba menenangkan, meyakinkan Santi bahwa suara-suara itu hanyalah delusi, produk dari trauma masa lalu. Namun, saat ia menekan tombol stop pada perekam, bisikan itu seolah masih menggantung di udara, merayap masuk ke dalam benaknya.

Selain Santi, ada dua kasus lain yang paling membebaninya. Yang pertama adalah Aisyah, gadis remaja yang teguh meyakini bahwa boneka lamanya hidup dan mengawasinya. "Boneka itu mengedipkan mata, Dok. Kadang-kadang, ia bergeser sendiri dari tempatnya," kata Aisyah dengan nada yakin. Adrian, secara profesional, menduga ini adalah manifestasi dari kecemasan sosial dan rasa kesepian. Namun, setiap kali ia memejamkan mata, bayangan boneka dengan mata kancing yang menyeramkan itu muncul, seolah-olah Aisyah tidak mengarang cerita.

Kasus ketiga adalah Bima, seorang pria paruh baya yang dihantui oleh rasa bersalah yang irasional. Istrinya meninggal karena kanker paru-paru stadium akhir, tetapi Bima bersikeras bahwa kematian istrinya adalah kesalahannya. Ia percaya bahwa ia telah "meracuni" istrinya secara perlahan, meski ia tidak pernah melakukan hal itu. Bima datang dengan tatapan mata kosong dan suara lirih, "Saya penyebabnya, Dok. Saya monster. Saya pantas dihukum."

Tiga pasien, tiga beban mental yang berbeda. Bisikan Santi yang menuntut rasa sakit, tatapan mata kosong Bima yang dipenuhi rasa bersalah, dan bayangan boneka Aisyah yang mengintai. Ketiganya mulai menyatu, membentuk simfoni kegelapan yang terus-menerus mengganggu pikiran ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Harmoni Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
DENDAM
Ayu Komang
Novel
Bronze
GHOST FAMILY
Herman Sim
Flash
Mencari di Sawah.
Lialuck777
Cerpen
Pocong di Zoom Meeting
Kingdenie
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Novel
Kabar Duka
Maureen Fatma
Novel
FOTOINTESA
Kuwaci
Novel
The Fifth Sense
Iqsal Anaqi Santosa
Novel
Gold
Mysterious Murder
Mizan Publishing
Novel
Sengkeran
Muhammad Haryadi
Cerpen
Bronze
SETAN RUMAH B2A
Ranang Aji SP
Novel
Liang Lahat
Khevin
Flash
Bronze
Topeng di Lumbung Padi
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Mimpi
myht
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Harmoni Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Polaroid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Perawat Siska
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Nyata Dan Bercerita
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jerat Senyap
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lilo Main Dengan Siapa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Saksi Semuanya
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 01
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan
Christian Shonda Benyamin