Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Harmoni Kegelapan
0
Suka
47
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di bawah temaram lampu kerja, dr. Adrian Sanjaya menyeka keringat dingin di pelipisnya. Di usianya yang baru menginjak kepala tiga, ia sudah memimpin salah satu klinik psikiatri paling dihormati di kota. Adrian dikenal karena metode hipnoterapi inovatifnya yang terbukti efektif, bahkan pada kasus-kasus yang paling sulit sekalipun. Namun, belakangan ini, ia merasa keahliannya diuji hingga ke batas terluar. Beban mental dari setiap pasien yang ia tangani mulai merambat, bukan hanya di ruang konsultasi, tapi juga ke dalam kehidupan pribadinya.

Adrian memutar ulang rekaman sesi terapi hari itu. Suara bisikan pilu Santi, seorang wanita muda dengan mata kosong yang terus-menerus mendengar suara-suara menghasut. "Mereka menyuruhku melukai diriku sendiri, Dok. Mereka bilang aku pantas merasakan sakit," bisik Santi dengan suara bergetar. Adrian mencoba menenangkan, meyakinkan Santi bahwa suara-suara itu hanyalah delusi, produk dari trauma masa lalu. Namun, saat ia menekan tombol stop pada perekam, bisikan itu seolah masih menggantung di udara, merayap masuk ke dalam benaknya.

Selain Santi, ada dua kasus lain yang paling membebaninya. Yang pertama adalah Aisyah, gadis remaja yang teguh meyakini bahwa boneka lamanya hidup dan mengawasinya. "Boneka itu mengedipkan mata, Dok. Kadang-kadang, ia bergeser sendiri dari tempatnya," kata Aisyah dengan nada yakin. Adrian, secara profesional, menduga ini adalah manifestasi dari kecemasan sosial dan rasa kesepian. Namun, setiap kali ia memejamkan mata, bayangan boneka dengan mata kancing yang menyeramkan itu muncul, seolah-olah Aisyah tidak mengarang cerita.

Kasus ketiga adalah Bima, seorang pria paruh baya yang dihantui oleh rasa bersalah yang irasional. Istrinya meninggal karena kanker paru-paru stadium akhir, tetapi Bima bersikeras bahwa kematian istrinya adalah kesalahannya. Ia percaya bahwa ia telah "meracuni" istrinya secara perlahan, meski ia tidak pernah melakukan hal itu. Bima datang dengan tatapan mata kosong dan suara lirih, "Saya penyebabnya, Dok. Saya monster. Saya pantas dihukum."

Tiga pasien, tiga beban mental yang berbeda. Bisikan Santi yang menuntut rasa sakit, tatapan mata kosong Bima yang dipenuhi rasa bersalah, dan bayangan boneka Aisyah yang mengintai. Ketiganya mulai menyatu, membentuk simfoni kegelapan yang terus-menerus mengganggu pikiran ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Harmoni Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
SUMI
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
Hadiah Istimewa
Nurul Musyahadah
Novel
Kabar Duka
Maureen Fatma
Novel
Gold
The Motion of Puppets
Mizan Publishing
Novel
Bronze
6nam
Nikodemus Yudho Sulistyo
Cerpen
Bronze
AMIRA
Gie_aja
Novel
Bronze
Rahasia Kematian
Herman Sim
Cerpen
Hantu sialan
Firmansyah Slamet
Novel
Gold
Fantasteen Scary Jangan Becermin Malam Ini
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Tulang Kelinci
Imajinasiku
Cerpen
Bronze
Cerita Ratna, Seorang Pengarang, dan Sebuah Novel
Habel Rajavani
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Vienna
Mizan Publishing
Flash
Undangan Lingsir Wengi
Choirunisa Ismia
Novel
Gold
Fantasteen Shadow
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Harmoni Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Mencium Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dia Pembunuh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Elara
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Catatan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin