Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Masa ujian kelulusan adalah masa perjuangan bagi kelas 6 SD untuk mendapatkan nilai tinggi supaya dapat masuk ke SMP favorite, tak terkecuali di desa tempat aku tinggal. Sejak baru naik kelas 6 SD mamaku sudah sering mengingatkan aku bahwa aku harus masuk ke SMP favorite di desa setelah lulus. Sebenarnya aku juga ingin masuk ke SMP favorite di desa tempat aku tinggal, tetapi aku sedikit ragu karena aku sudah sering mendengar cerita seram tentang SMP tersebut. Kakakku juga dulu sekolah di SMP tersebut, dan dia pernah cerita kalau di sana angker. Ada beberapa temannya yang pernah melihat penampakan ular besar di toilet, ada juga teman kakakku yang kesurupan lalu dia meminum kopi yang baru mendidih. Aku merasa takut kalau nanti kejadian dalam cerita tersebut menimpaku, di sisi lain aku juga tidak ingin mamaku memarahiku. Akhirnya, memutuskan untuk memaksakan diriku mengikuti ujian pencarian siswa baru di SMP favorite dan mengabaikan semua cerita seram yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Pada hari pengumuman penerimaan siswa baru, aku melihat namaku masuk dalam daftar siswa baru SMP tersebut.
Di hari pertama sekolah, aku berangkat sangat pagi supaya aku mempunyai waktu lebih untuk mencari kelasku. Saat aku menemukan kelas yang aku cari, aku langsung syok karena letak kelas tersebut berada di bagian paling belakang sekolah. Kelas yang akan ku tempati berada berdekatan dengan pohon besar, disamping pohon itu juga terdapat toilet. Menurut cerita yang beredar, kelas yang aku tempati merupakan kelas yang paling angker karena letaknya yang dekat dengan pohon dan toilet yang katanya angker. Aku menghela nafas dan mencoba bersikap biasa saja.
"Mau bagaimana lagi." Ucapku pasrah sambil melangkah masuk ke dalam kelas.
Aku merasa di dalam kelas tidak ada hal yang aneh atau menakutkan seperti cerita-cerita yang beredar, suasana belajar-mengajar tidak jauh beda dengan suasana saat di SD. Saat waktu istirahat tiba, ada beberapa anak yang sedang menceritakan tentang kejadian-kejadian yang pernah ada di kelas ini.
"Eh, aku pernah dengar cerita dari tetanggaku yang pernah sekolah di sini. Katanya, dulu pernah ada yang kesurupan di kelas ini saat jam pelajaran gara-gara pada saat waktu istirahat anak tersebut memainkan jelangkung." Kata salah satu anak.
"Masa? Memangnya cara memainkannya bagaimana? Kan boneka jelangkung besar." Sahut yang lainnya.
"Jadi waktu itu dia sedang sendirian di kelas, dia iseng main jelangkung pakai pena dan kertas kosong. Waktu dia memainkan jelangkung tersebut, tidak ada hal aneh terjadi. Pada saat waktu pelajaran ke dua dimulai, dia merasakan sakit perut sampai menangis. Saat teman sebangkunya mau mengantarkan ke UKS, tiba-tiba dia teriak sangat kencang. Sejak saat itu dia mulai sering kesurupan, bahkan di rumah pun dia masih bisa kesurupan."
Anak-anak lain mulai ikut bergabung dengan mereka setelah mendengar cerita horor yang mereka bicarakan, termasuk aku. Semua anak di kelas sangat tertarik dengan cerita jelangkung, bahkan anak laki-laki mengusulkan kepada semua anak untuk memainkan jelangkung bersama di dalam kelas. Kami semua mengiyakan usulan tersebut, karena kami sangat penasaran dengan permainan jelangkung. Saking antusiasnya, ada salah satu anak perempuan langsung menawarkan buku dan pena diri. Anak tersebut juga hafal mantra jelangkung, dan anak tersebut memutuskan untuk memegang pena bersama anak laki-laki yang tadi mengusulkan permainan ini. Kami bermain di pokok kelas, karena ada desas-desus kalau makhluk ghaib suka berada di daerah pojok. Kami mengerubungi dua anak yang sedang memegang pena di atas kertas sambil membacakan mantra, dan mulailah mereka membacakan mantra. Mantra sudah berkali-kali diucapkan, tetapi tidak ada pergerakan dari pena tersebut. Kami pun menghela nafas kecewa, kami berfikir kalau bermain jelangkung tidak akan berhasil dalam keadaan ramai. Tetapi di sisi lain kami tidak memiliki keberanian untuk memainkan jelangkung sendiri. Berbeda dengan teman lain, aku hanya menganggap bahwa kemungkinan besar cerita-cerita yang aku dengar hanya hisapan jempol belaka.
Merasa bodoh dengan apa yang aku lakukan, aku memutuskan pergi ke toilet dengan temanku. Dengan perasaan penasaran dan sedikit menantang, aku pergi ke toilet dekat kelas yang terkenal angker. Di dalam kamar mandi aku tidak merasakan hal janggal, juga tidak ada bilik yang dikunci seperti di film-film. Saat aku memasuki salah satu bilik, aku mencium bau pesing. Aku marah dan mengeluarkan suara cukup keras.
"Kenapa sih, orang Indonesia jorok-jorok?! Mentang-mentang bukan kamar mandinya sendiri, menyiram bekas buang air pun enggan dilakukan." Kataku sambil menyiramkan air dengan sangat banyak di bilik tersebut.
Setelah menyelesaikan urusanku, aku keluar dari bilik tersebut dan menunggu temanku di dekat pintu keluar. Aku memandangi bilik yang dipakai temanku sambil memikirkan cerita seram tentang kamar mandi ini, aku merasa semua baik-baik saja. Saat aku melamun, tiba-tiba ada suara besar yang mengagetkanku dari belakangku. Aku menjerit dan reflek lari ke depan yang otomatis menuju ke bilik yang dipakai temanku. Saat temanku baru saja keluar dari bilik, aku langsung masuk ke bilik tersebut. Temanku kaget melihat tingkahku dan ikut masuk lagi ke dalam bilik setelah dia melihat ke arah belakangku. Entah makhluk apa yang dilihat temanku sampai dia menangis di sampingku, sementara aku hanya menatapnya kebingungan. Aku mendengar suara seperti vampir yang kehausan darah dari luar bilik, awalnya jauh lama-kelamaan suaranya terdengar berada tepat di depan bilik tempat kami bersembunyi. Aku mendekatkan daun telingaku ke dekat pintu, sehingga suara itu semakin terdengar benar-benar mengerikan. Aku melihat ke arah temanku yang masih menangis. Tidak tega melihatnya, aku langsung membaca do'a berharap makhluk itu pergi. Ketika aku membaca do'a, suara seram tersebut langsung berhenti. Aku terdiam untuk memastikan kalau makhluk tersebut sudah pergi, namun suara tersebut kembali terdengar sesaat setelah aku berhenti ber do'a. Aku langsung memejamkan mata dan membaca do'a kembali, kali ini sambil benar-benar disertai rasa empati terhadap temanku yang sedang menangis dan dengan penuh harap ke Pencipta. Saat aku sedang nikmat memejamkan mata, suara yang seram itu dalam sepersekian detik langsung berubah menjadi suara seorang wanita.
"Halo....."
"Kenapa suara tersebut berubah dengan sangat cepat? Apa benar itu suara manusia? Apa jangan-jangan makhluk itu sedang mencoba mengelabuhi ku?" Kataku dalam hati dengan tangan yang sudah siap membuka pintu.
"Halo.....w" suara itu terdengar lebih keras.
Dengan pelan, aku membuka pintu sambil membaca do'a dengan sangat keras. Pintu terbuka, aku bertatapan dengan kakak senior bersama kelompoknya. Seketika kakak-kakak senior menjerit kencang dan langsung berlari setelah bertatapan denganku. Aku dan temanku langsung ikut berlari menuju kelas, sambil menjerit dengan kencang.
Di dalam kelas, temanku masih menangis bahkan kali ini mengeluarkan suara yang kencang. Teman-teman lain yang melihat kami ketakutan langsung mengerubungi kami, dan menanyakan kenapa kami ketakutan. Sampai pelajaran jam ke dua dimulai temanku masih saja menangis, hingga seorang guru wanita yang akan mengajar di kelas menanyakan apa yang terjadi sebenarnya. Dengan terbata-bata, aku menceritakan semuanya ke guru tersebut sambil sesekali menatap temanku yang masih saja sesenggukan. Aku sebenarnya bingung dalam bercerita, karena aku tidak melihat makhluk itu melainkan hanya suara. Selesai bercerita, Ibu guru pun langsung menenangkan temanku. Katanya kejadian-kejadian seperti itu sudah biasa, cara menyikapinya ialah dengan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa supaya mereka jenuh untuk mengganggu. Ibu guru bercerita kalau pada saat jam pelajaran pertama, di kelas lain juga ada kejadian janggal. Pada saat jam pelajaran olah raga di kelas tersebut, anak perempuan mengganti pakaian mereka di dalam ruang ganti bersama tetapi tidak dikunci. Setelah selesai, mereka membuka pintu namun tidak bisa dibuka. Tidak ada yang mengganjal pintu tersebut, setelah mereka mencoba memeriksanya. Akhirnya mereka menggedor-gedor pintu tersebut dan berteriak meminta tolong dengan sangat kencang. Beruntungnya, guru olah raga mendengar gedoran tersebut dan langsung mengambilkan besi panjang untuk membuka pintu tersebut.
Ibu guru mengatakan bahwa makhluk ghaib memang ada, tapi bukan untuk ditakuti. Tetapi jangan sampai kita takabur dan menantang mereka. Bersikap biasa saja, karena kita memang hidup berdampingan hanya dimensinya saja yang berbeda. Sebagai manusia kita juga harus menjaga adab, sebelum masuk ke toilet ber do'a dulu, masuk memakai kaki kiri, dan jangan mengeluarkan suara apalagi dalam keadaan marah. Setelah aku memikirkan perkataan ibu tersebut, aku teringat bahwa di dalam kelas aku memang meremehkan cerita tentang jelangkung dan di dalam kamar mandi pun aku dalam keadaan penasaran, sedikit menantang, dan marah lalu mengeluarkan suara keras. Banyak pelajaran yang aku dapat di hari pertama sekolah, bukan pelajaran akademis melainkan pelajaran tentang adab. Adab bukan hanya tentang terhadap sesama manusia tetapi juga terhadap makhluk lain, baik makhluk ghaib, tumbuhan, dan hewan.
Thank you for reading.....