Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Entah berapa lama Sandi duduk dengan mata nanar, mematung, hampir melorot di pinggir ranjang yang berantakan parah. Mata nanar itu menatap dinding abu-abu di depannya, tak berkedip sama sekali entah sudah berapa lama. Dalam hening yang dalam dia menyadari kalau dinding kamarnya ternyata jauh dari kata lebar. Warna abu yang kusam, karena terakhir dicat oleh pemilik kos lebih dari satu dekade lalu, membuat dinding yang dipenuhi retakan tipis itu tampak makin memuakkan. Bagaimana bisa dia bertahan tinggal di kamar kos sempit dan butek ini sampai sekian lama? Sandi menghela napas pelan. Jawabannya tidak jauh-jauh dari duit! Setelah bekerja sepuluh tahun lebih, dia masih saja tidak punya cukup duit untuk membayar kamar yang lebih layak.
Akhirnya dia pun beranjak, walau hanya sejengkal, menggeser pantatnya sedikit ke kanan, ketika merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawahnya. Ternyata dua tiket kereta, Jakarta - Semarang pulang pergi. Tanpa mencoba berusaha sama sekali, dia menarik tiket itu dari bawah paha, malas-malasan. Dalam remang, matanya langsung tertuju ke jam keberangkatan di bagian depan tiket, 23.10. Mata lelah itu langsung beralih ke jam di dinding...