Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Guruh menggemuruh. Beberapa pasang mata mendongak ke langit serta-merta membalas sapa kepada malam sebelum rintik hujan luruh. Berkawan desiran angin, hujan perlahan-lahan mengerapkan tetesannya di sekeliling angkringan. Puluhan pasang langkah berlarian mencari keteduhan dari jalan dan berkelebatan menghalangi nyala mata mata-kendaraan bersitatap dengan bola mata Yu Mi, si Mbah, juga Jan. Berbarengan dengan suara berceletuk: “hujan-hujan ...”, disahuti: “rezeki-rezeki ...”, ditimpali: “rezeki gundulmu! Bakulku teles kuabbeh (daganganku basah semua)”, dan ditutup suara tertawa-tawa. Mereka menertawakan anugerah yang nyatanya juga membawa anugerah lainnya selaras kegembiraan dalam canda.
Pun si Mbah, Yu Mi juga Jan, beroleh seulas senyum di bibir mereka memperhatikan orang-orang yang berlarian mencari keteduhan. M...