Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku kira, gaji adalah jawaban dari semua kekhawatiran hidup. Kupikir, selama uang masuk tiap bulan, tak ada yang perlu ditakutkan. Tapi ternyata… gaji cuma numpang lewat. Masuk jam sembilan pagi, habis di jam sepuluh.
Dan sisa hariku tinggal degup jantung yang tak pernah tenang.
Sudah satu tahun ini aku hidup dalam lingkaran yang sama: menghindari telepon, menunda buka WhatsApp, dan menelan ludah setiap kali melihat motor berhenti di depan kosanku. Jangan-jangan… penagih.
Namaku Nura. Usia tiga puluh tiga. Single. Tidak punya anak, tapi rasanya punya lima tanggungan: satu untuk utang A, satu untuk utang B, sisanya untuk bunga-bunga yang tak ada baunya.
Dulu, saat pinjaman pertama masuk ke rekeningku, aku tersenyum lebar. Aku ingat persis, aku langsung checkout sepatu boots dan facial mahal. Lalu makan siang di restoran Jepang yang cuma berani kulihat dari luar.
Kupikir aku pantas memanjakan diri setelah bertahun-tahun hidup hemat.
Kupikir, “Tenang aja, Nura. Lo kerja, lo bisa lunasin kok.”
Kukira aku hebat. Padahal aku bodoh.
Sangat bodoh.
***
Hari ini, saldo rekeningku tinggal empat ribu dua ratus. Aku mengingat-ingat, apakah aku masih punya mi instan atau tidak.
Aku lapar. Tapi rasa takutku jauh lebih besar dari rasa laparku.
Teleponku bergetar. Lagi. ...