Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Semua cucu kakek setelah selesai sekolah Rakyat atau madrasah Ibtidaiyah sekolah lanjutannya semua ke PGA (Pedidikan Guru Agama) atau sekolah sekolah dilingkungan Departemen Agama. Kedua saudara sepupu saya yang ikut kakek dibawa oleh paman saya ke Jakarta. Mereka disekolahkan di PGA atau sekolah sekolah dibawah Departemen Agama yang lain. Sebelum kedua saudara sepupus sesungguhnya paman juga sudah membawa berapa orang keluarga dari Surupan ke Jakarta untuk sekolah disana. Setelah tamat ada yang terus bekerja di Jakarta , ada juga yang pulang kembali ke daerah.
Waktu saya kelas 6 saya pindah ke Solo kembali ikut ayah ibu dan masuk kesekolah latihan PGA. Sekolah ini lokasinya disamping Masjid Agung Solo / Surakarta dijalan Slompretan berseberangan dengan Pasar Klewer. Gedung sekolah menyatu dengan gedung PGA. Yang menghadap kearah jalan untuk sekolah Latihan yang menghadap kearah masjid ruang ruang klasnya PGA. Sekolah ini murid muridnya dari sekitar sekolah, sebagian besar anak anak kampong Kauman. Murid muridnya beragam ada juga anak anak Arab dari Pasar Kliwon, ada anak Banjar yang banyak tinggal di Kampong Kemlayan, bahkan ada anak keturunan India, Bombay. Anak India Bombay ini di klas 6 ada 2 orang yang besar anaknya baik dan saya cukup akrab meskipun baru kenal. Tetapi yang kecil agak nakal sering membuli. Secara sikap saya harus banyak berusaha menyesuaikan dengan cara dan perilaku mereka. Saya cukup percaya diri karena secara materi pelajaran tidak masalah baik pelajaran umum maupun pelajaran agama, bahkan dalam beberapa hal saya lebih dari mereka. Ada 3 atau 4 anak dari Surupan yang sekolah di PGA ini bahkan ada yang sudah klas 6. Yang sudah klas 6 ini ada yang praktek mengajar di sekolah latihan, sehingga saya cukup mengenali mereka.
Saya setelah klas 6 sekolah latihan diarahkan untuk masuk ke PGA Negri Solo. Setelah ujian sekolah rakyat saya mengikuti tes masuk PGA. Saya lulus tes masuk ke PGAN Solo. Kalau semata mata hanya dari sekolah latihan/ Rakyat tidak akan bisa lulus tes . Bisa lulus karena saya juga punya latar belakang sekolah madrasah diniyah. Yang ikut tes sangat bahyak, dari sekolah latihan PGA sepertinya tidak ada yang daftar kecuali saya mungkin ini juga menjadi salah satu factor yang menjadi perhatian. Sekolah PGAN ini muridnya enam parallel karena waktu itu satu satunya sekolah PGA Negri di Jawa Tengah sehingga muridnya datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Klas 1 baru murid yang diterima 6 Klas dari klas1 A sampai dengan klas 1F setiap klas 40 orang.
Sekolah PGA ini muridnya banyak karena memang guru agama saat itu terasa sangat kurang. Peminatnya juga banyak karena sekolah ini berikatan dinas, sehingga tiap bulan menerima uang biaya sekolah dan setelah lulus langsung ditugaskan sebagai guru agama dan berstatus pegawai negri. Tetapi setiap lulusan sudah ada perjanjian untuk siap ditempatkan atau ditugaskan dimana saja, meskipun kenyataannya sering ditempatkan didaerah asal mereka karena memang ditempatnya diperlukan. Bahkan suatu saat waktu itu karena lulusan PGA terbatas untuk memenuhi keperluan Guru agama pemerintah / Departemen agama menyelenggarakan Ujian Guru Agama (UGA). Peserta ujian siapa saja yang lulus sekolah madrasah mempunyai pengetahuan agama. Biasanya lulusan lulusan madrasah boleh dikatakan tanpa latar belakang pendidikan didaktik,methodik. Yang saya tahu kabupaten Wonogiri, lulusan PGA setiap tahun bisa dihitung dengan jari bahkan tidak sampai 5 orang, angkatan saya yang berasal dari Kabupaten Wonogiri hanya 3 orang termasuk saya, pada hal pada waktu itu cukup banyak sekolah yang tidak mempunyai guru agama.
Pada waktu saya diminta untuk ikut tes masuk PGA saya sesungguhnya pernah menyampaikan kepada ayah ibu bahwa saya ingin sekolah SMP. Saya juga tidak tahu waktu itu kenapa ingin masuk SMP, mungkin juga sedikit banyak ada pengaruh teman teman sewaktu klas 6 disekolah latihan. Semua murid setahu saya akan masuk SMP. Sewaktu saya sudah diterima di PGA ternyata klas 1 PGA masuk siang. Saya sampaikan kembali keinginan saya kepada ayah ibu untuk sekolah SMP dipagi hari. Ayah saya tidak memasalahkan, silahkan saja asal tetap sekolah PGA. Mungkin ayah juga berfikir waktu sekolah rakyat juga m...