Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Seekor kunang-kunang melintas, tanpa dia sadari. Cahaya kecil di tengah gulita malam yang dingin, tipis-tipis memberikan kehangatan—yang hampir tak terasa akibat dinginnya udara terbuka.
Anak lelaki itu tak mengatakan apa pun. Matanya yang setengah fokus seperti belum selesai memproses ada yang sedang terjadi.
Permukaan tanah jauh dari bawah sana. Sepasang kakinya yang masih mungil berayun tanpa ketegasan. Mukanya ditampar langsung oleh terpaan angin kencang, terasa tak nyaman.
“Retriever! Tenanglah!”
Teriakan tersebut membuat anak lelaki itu tersadar. Tepi tebing. Satu tangannya terulur ke atas, dipegang erat-erat oleh orang itu. Dia merosot sedikit, tanah bergeser perlahan. Bukan petanda bagus.
“Aku akan melindungimu!”
Detik berikutnya, tanah benar-benar turun sebagian. Tepat sebelum wanita itu ikut meluncur, dia melemparnya. Anak lelaki itu menghantam kasar tepian tebing, merasakan tanah keras yang membentur tulangnya.
Hembusan kencang angin menampar mukanya sekali lagi.
Aku akan melindungimu….
Kalimat itu masih menggema di pikiran Retriever saat entah berapa lama waktu telah berlalu—yah, agaknya tak selama itu pula. Namun, dia tak lagi berada di tepian tebing berangin, melainkan sebuah ruangan yang dia tak terlalu mau memikirkan tempat apa itu.
Hanya ada seorang pria di depannya. Retriever tak yakin bagaimana wajahnya, tetapi dia entah seja...