Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FA NA
Seharusnya dari awal kamu memang tidak perlu hadir dalam kehidupanku. Singkat? Memang begitu kenyataannnya. Jangan Tanya luka, terlalu dalam untuk diceritakan. Bahagia yang datang dan tak pernah Aku nantikan sebelumnya. Terlalu dini untuk memvonis jatuh cinta. Sakit dan luka itu masih ada, namun dalam tulisan ini akan Aku ceritakan kisah singkat Kita yang ku beri judul “FANA”.
Namaku Alea, mahasiswi Sastra Indonesia semester 4 yang kerjaannya kalau tidak ngampus berarti berorganisasi. Kehidupanku tidak jauh dari dua hal itu. Hahaha...tidak semenarik yang dibayangkan bukan? Dulu saat SMA selalu excited membahas bagaimana serunya saat kuliah, ternyata realita tak seindah fakta itu nyata adanya. Rasanya pengen cepat-cepat wisuda aja. Eitss..tunggu dulu, ada juga kok kejadian menyenangkan di dunia perkuliahan. Salah satu yang ku alami dimana kejadian yang awalnya ku kira akan mempermanis dan mengisi kekosongan kehidupanku ternyata hanya omong kosong dan khayalan belaka saja. Memang salah besar menaruh harap pada manusia, yang kita dapat hanya kecewa.
Dalam sebuah rasa yang ingin cepat sekali di wisuda terjadi hal yang tidak di dunga,hal dimana 2 minggu saya tidak bisa jalan,tidak bisa beraktivitas dengan normal seperti biasanya, kalian pasti bertanya tanya apa yang terjadi sebernya sehingga sampai 2 minggu saya tidak ke kampus. yah kalian benar saya mengalami kecelakaan yang cukup serius,kaki dan tangan saya luka,dan pergelangan tangan saya sedikit membengkak akibat peturan yang cukup keras. Untuk anak rantau yang jauh dari keluarga rasanya sanggat sedih,dalam musibah dan kecelakan jauh dari orang tua dan saudara,pahit rasanya harus serba sendiri di rantauan biasanya di rumah kalau lapar tinggal makan,kalau ini itu selalu dekat dengan orang tua,tapi untuk saat ini musibahnya kuh telan sendiri, 2 minggu sudah berlalu aku perlahan lahan membaik dan melanjutkan aktifitas seperti biasanya yaitu ke kampus.
hp saya tiba tiba berdering.......ternyata tlpn dari orang tua saya karena semenjak ke jadian dan musibah itu saya tidak memberitahuakan ke pada mereka, saya takut mereka khawatir dan menjadi beban pikiran yang tak terbendung, dan di tambah lagi dengan umur orang tua saya yang mungkin renta mendegar kabar yang tidak baik mereka,dan tampa ada angin ada hujan ibu saya langsung bilang"pasti saya tidak baik baik saja" disitu air mata saya langsung nangis dan mengatakan dan menceritakan yang seeungguhnya, filing dan perasaan orang tua tidak pernah salah. Dengar kejadian itu ibu saya langsung ingin datang untuk melihat keaadan saya,tapi saya melarannya,sebab untuk ongkosnya mahal sekali di tambah lagi keadan ekonomi keluarga saya sedang tidak baik baik saja, saya berlalasan bahwa keadaan saya sudah cukup membaik,walau masih ada sedikit rasa sakit akibat peturan keras,tapi masih bisa saya lawan sendiri dan bertahan.
Untuk saat-saat ini saya bertemu dan berdiskusi lagi bersama teman teman saya yang super dumper sanggat membosankan sih, tapi saya senang bisa akarab dan berteman dengan mereka, bisa melakukan kengiatan -kengiatan seperti habis kuliah langsung bikin acara buat berkumpul di kos,dan tidak lupas untuk membeli ayam geprek,ayam geprek memeang makanan ciri khasnya anak kos yang sunper dumper praktis.
Saat itu, aku sedang menunggu teman-teman yang lain di kursi taman yang memang disediakan sepanjang jalan menuju gedung perkuliahan. Awalnya aku hanya sibuk berselancar di media sosial sembari melihat orang berlalu-lalang melewatiku. 15 menit berlalu, teman-temanku tak kunjung terlihat. Memang penyakit telat itu sudah mendarah daging di diri mereka, sebenarnya aku juga kadang-kadang begitu sih hehehe...
Bosan menunggu, tanganku memilih untuk menekan aplikasi sejuta umat yaitu Instagram. Memilih untuk membuat story dengan mencari filter-filter lucu. Saat akan mengarahkan ponsel kea rah kanan, tiba-tiba ada orang yang duduk di samping. Karena panik, buru-buru ku turunkan ponsel dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“Lanjut aja kak, saya Cuma numpang duduk aja kok”
Karena kaget, aku langsung menoleh dan melihat laki-laki dengan kemeja hitam, sedang mengetikkan sesuatu di laptopnya. Saat sedang memperhatikannya, tiba-tiba dia menoleh
kemudian tersenyum kepadaku. Detik itu juga aku ingin memakai jurus naruto untuk menghilang sejenak karena malu ketahuan memperhatikan dia.
“maaf ya kak kalau saya mengganggu, saya Cuma numpang sebentar kok. Sambil nunggu teman saya” katanya kembali.
“gapapa kok, Cuma kaget dikit aja hehe” jawabku
“Biar ngga canggung, kenalin saya Haikal, Hukum 19”
“Loh? Angkatan 19? Saya angkatan 20”
“Waduh, saya dong yang harusnya dipanggil kak” candanya
Ya Tuhan.....demi apapun tawanya itu candu banget. Reflek aku ikut tertawa juga.
Notifikasi panggilan di ponselku menjadi henti tawa kami. Tertera nama “Mba Taaa” segera saja aku menerima panggilan itu. Ternyata temanku sudah di parkiran dan bertanya posisiku sebelah mana. Setelah mengirimkan foto sebagai acuan, panggilannya terputus.
“teman saya sudah datang, kalau gitu saya duluan ya Kak Haikal” ucapku sembari menekankan kata “kak” sembari tersenyum. Kedua kalinya dia tertawa mendengar ucapanku. Untuk hari ini tawa itu akan terus teringat.
“hati-hati dek” balasnya sembari tertawa
Ini yang di namakan jatuh cinta pada padangan pertama,dalam sejarah hidup percitaan kuh aku baru pertama kali meraksan jatung yang berdetak tidak karuan seperti ini,padahal sebelumnya aku tipekal orang yang cuek soal cinta,tapi apa boleh buat hati yang yang bekuh ini akhirnya terhoyahkan dan di robohkan oleh seorang laki-laki yang menurutkuh sempurnah,aku kebetulan ada teman cowok,nah kebetulannya teman kuh kenal sama cowok yang kuh taksir ini,aku menceritakan tentang hatikuh yang taberhenti berdekat kalau melihattnya,dan selalu salting jika berpapasan di jalan,aku bertanya langsung tentang dia kepada temanku ini hal-hal yang dia suka dan yang dia gk suka,Untuk menemukan jawabanya aku harus bertemu langsung sama teman kuh ini katanya akan aku beri tahu besok di kampus.
Ternyata memang jm 3 sore temankuh menelfon kuh untuk bertemu di barugak kampus,wahhh hati kuh langsung terkikis bahagia karena pasti aku akan dapat beberapa informasih nih tentang sia "dia" selang beberapa menit akhirnya temankuh datang dengan gayanya yang sok tengil sok keren,sebernya malas basi basi sama sama anak ini tapi demi sang punyaan hati akakuh lakukan apa yang kuh biasa....ceaallah. Tapi sebelum dia bercerita dia minta uang untuk prin tugas,katanya itung itung songokan informasi yang elaah memang nik anak samggat samggat merepotkan,tapi sekali lagi gk tidak apa -apa demi sang pujann hati,lautanpun adek sembarangin bank demi abank,singkat cerita aku sudah mendapatkan informasih apa yang dia gk suka dan dia suka. Setelah mendapatkan informasih itu saya langsung mempelajari hal hal yang memang perlu dalam konteks buat dekatin dia.
Aku berlalu menuju ke temanku dengan senyuman yang tak pudar. Mungkin orang-orang yang melihatku di sepanjang jalanan menuju gedung perkuliahan akan mengira aku gila karena tersenyum tanpa henti. Masa bodoh pikirku, karena hari ini adalah hari yang tidak pernah aku bayangkan dan pikirkan sebelumnya. Bayangkan saja, bertemu dengan Kak Haikal serta menikmati tawanya yang candu. Kurang bahagia apalagi? Pokoknya hari ini harus masuk ke dalam hari bahagia dan semoga hari-hari selanjutnya aku bisa bertemu dengan Kak Haikal lagi. S e m o g a!!!
“Kamu kenapa? Kok senyum-senyum gitu?” Tanya temanku
“Gapap kok, yuksss nanti kalau bapaknya duluan datang bisa-bisa ga dikasi masuk kita” sanggahku
“Ih? Gajelas banget deh” balasnya
Tak ku hiraukan ocehan dan keheranannya, aku langsung menggandeng lengannya dan menuju gedung perkuliahan.
Setelah perkuliahan selesai, aku dikagetkan dengan dering notifikasi ponsel. Saat ku cek ternyata dari instagram.
“What?!” Teriakku
Kalian tahu? Kak Haikal mengikutiku di instagram. Aku tidak tahu darimana dia tau instagramku, yang jelas saat ini kesenanganku berlipat ganda. Teman-temanku sampai heran kenapa aku teriak seperti itu, aku hanya berbalik dan tersenyum kemudian berlalu menuju parkiran.
Malam harinya ada chat dari Kak Haikal, mulai dari menanyakan kegiatanku hari ini sampai ke menceritakan hal-hal lucu. Ternyata kak Haikal mendapat Instagramku dari temannya yang juga temanku. Lucu bukan hehehe...
Hari-hari berikutnya hubungan kami lebih intens, mulai dari bertemu setelah perkuliahan atau di waktu-waktu senggang sebelum atau sesudah perkuliahan. Detik ini juga, akan ku ubah pernyataanku di awal yang menyebut kehidupan perkuliahan tidak menyenangkan, ternyata setelah mengenal kak haikal semuanya berubah. Hari-hari selanjutnya terhitung sebagai hari bahagia dalam sejarah kehidupanku yang awalnya monoton dengan kuliah dan orgaanisasi. Sekarang kami sudah mulai jalan berdua, intinya kami itu semakin dekat, rasa itu semakin dalam. Nyatanya dari pertemuan awal kami, aku sudah jatuh pada tawa merdunya yang membuatku berlanjut jatuh ke pesonanya. Dia dengan segala pesona yang membuatku tak bisa menolaknya, tutur katanya, tawanya, senyum semanis senja, dia dengan semua pemikirannya, dengaan candaannya, dengan segala perhatiannya. Siapa yang bisa menolak? Dengan begitu banyak pesonanya dan aku dengan harapan setinggi langit yang sudah ku buat nyatanya aku lupa bahwa saat ini aku sedang menaruh harap pada Manusia. Terlalu terbawa arus dan tak tahu harus berhenti dimana. 3 bulan setelahnya sikapnya mulai berubah, dia yang selalu memberikan kabar
mulai menghilang. Aku menyesal dulu menyamakan dia dengan senja. Seindah-indahnya senja dia akan selalu hilang pada akhirnya. Sama sepertinya, tidak ada kata-kata perpisahan yang terucap secara lisan maupun tertulis. Kecewa? Jangan Tanya. Hingga kini aku tidak pernah bertemu dengannya lagi, ntah karena dia pergi atau sengaja tidak pernah berkunjung ke fakultasku atau bagimana...ntahlah, terlalu rumit untuk dipikirkan. Sekali lagi, kuingatkan untuk kalian, jangan pernah berharap pada manusia, karena yang akan kalian dapat hanya kecewa. Namun di balik itu semua, aku percaya jika apa yang menjadi hakku akan aku dapatkan, hanya saja waktunya biar Tuhan yang mengaturnya. Untuk yang terakhir, sebelum aku berjanji pada diriku untuk menghapus semua kenangan kami bersama, ku putuskan untuk mengirimkan pesan terakhir, sebuah puisi. Semua keluh kesahku ku limpahkan dalam puisi yang ku beri judul sama dengan tulisan ini “ FANA”.