Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Error 404, Identity Not Found
2
Suka
4,568
Dibaca

“Gue bakal ngelaporin lo ke HRD besok pagi, sumpah gue nggak peduli lo anak magang senior atau anak dewa!”

Faye berteriak sambil melempar sepatu heels ke arah Zeno yang berjalan sempoyongan di lorong apartemennya. Nyaris kena kepala, tapi Zeno malah tertawa keras sambil bersandar di dinding.

“Santai dong, Bestie. Gue cuma pengen nganterin lo pulang. Takut lo nyasar ke kosan mantan,” jawab Zeno dengan logat santainya.

“Lo ngikutin gue dari bar, ya?! Zeno, lo gila?!”

Zeno mendekat, kali ini dengan tatapan tajam. “Gue nggak gila. Gue kesel. Lo pikir lucu ya, nyindir presentasi gue kayak gitu?”

Faye hendak menutup pintu, tapi Zeno sigap menyelipkan kakinya di celah pintu. Tatapan mabuk mereka terkunci, sama-sama terluka egonya.

​“Gue nggak akan pulang sebelum kita beresin ini.” 

​Faye menghela napas panjang, emosinya masih menyala. “Masuk. Ributnya jangan ganggu tetangga,” katanya, lalu membuka pintu apartemennya. 

​Zeno langsung duduk di sofa. Faye mengambil dua botol air mineral dari kulkas. “Minum. Kita terlalu mabuk buat adu mulut,” katanya sambil memberikan sebotol air ke Zeno. 

​Mereka duduk berhadapan. “Lo selalu ngerasa paling bener ya?” tanya Zeno. 

​“Gue cuma nggak mau kerja bareng orang bego yang sok jenius,” balas Faye. 

“Lo anggap gue bego?”

“Lo duluan yang anggap gue badut.”

Suasana kembali meledak. Mereka saling dorong dan melempar kata-kata kasar. Tiba-tiba hening. Jarak mereka hanya tinggal satu langkah. Alkohol, ego, dan panas tubuh beradu dalam ruang sempit. 

“Apa sih lo mau-nya, ha?!” desis Faye, mendorong dada Zeno.

Zeno mencengkeram pergelangan tangannya. “Lo! Yang nyeret gue ke sini! Sekarang acting kayak lo korban penculikan?!”

“Ampas,” gumam Faye, berusaha melepas tangannya. “Lo nggak pernah bisa nerima kalau gue lebih pinter!”

“Gue gak butuh jadi pinter, Faye,” suara Zeno rendah, mendekat, “gue cuma perlu menang.”

Mereka bergulat, saling dorong hingga guling ke samping. Tangan Zeno menahan pergelangan tangan Faye di kedua sisi tubuhnya. Wajah mereka hanya sejengkal, napas terasa hangat di pipi masing-masing. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba bibir mereka saling menabrak.

Ciumannya kasar. De...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Nineteen point Ten
Ropha Locera
Skrip Film
Aku adalah
Eva Natalia Prasetya
Cerpen
Bronze
Error 404, Identity Not Found
Desy Cichika
Novel
Youre My illusion
Nadila karisya
Novel
Dari Hilwa untuk Raidhan
Nahilwa
Flash
Sebuah Usaha Meluk Mantan
Ifa Alif
Novel
REMEDIAL
Andi bulan Rahma nabila
Flash
Angan Selintas
Ralali Sinaw
Skrip Film
CEO Bucin (Draft 1)
Eko Witjaksono
Novel
Soulmate
nanik widiana
Novel
Fake Nerd
sunshinequin
Novel
It's Hurt, but It's Okay
Paradhita Zulfa Nadia
Novel
Because I Know
Rizqiqa Adibya
Novel
Bronze
BLACK COFFEE
Liz Lavender
Novel
CEO Sombong.
Kimjuncotton.
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Error 404, Identity Not Found
Desy Cichika
Cerpen
Bronze
Bunga yang Tak Sempat Mekar
Desy Cichika
Flash
Bronze
Reuni
Desy Cichika
Novel
Cinta Terlarang di Tanah Jajahan
Desy Cichika
Novel
We Were Never Really Over
Desy Cichika
Novel
Pretty Boy for Sheana
Desy Cichika