Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
PT. Senja Merah, sebuah nama yang dulunya identik dengan inovasi dan kesuksesan di jantung Jakarta, kini diselimuti aura kelam yang tak terucapkan. Gedung megah pencakar langitnya berdiri kokoh di kawasan bisnis Sudirman, namun hanya sedikit yang tahu bahwa fondasinya dibangun di atas sejarah yang gelap. Jauh sebelum menjadi markas perusahaan teknologi yang gemilang, lokasi ini adalah bekas rumah sakit zaman kolonial, sebuah fakta yang perlahan-lahan kembali menghantui setiap sudut dan lorongnya. Arsitektur art deco yang menawan di bagian lobi menyembunyikan koridor-koridor sempit dan tangga melingkar di lantai atas, yang seolah masih menyimpan gema rintihan masa lalu. Atmosfer kantor, yang seharusnya dipenuhi semangat kerja dan ambisi, kini terasa dingin dan mencekam, terutama menjelang senja. Lampu-lampu neon yang seharusnya menerangi, justru memancarkan bayangan-bayangan panjang yang menari-nari di dinding, seolah mengintai. Bau disinfektan samar yang terkadang tercium di beberapa area, padahal tidak ada aktivitas medis, menambah keanehan yang makin sulit diabaikan.
Di tengah ketegangan yang merayap ini, muncullah Rafi, seorang karyawan baru di departemen riset dan pengembangan. Usianya baru 25 tahun, dengan rambut ikal acak-acakan dan kacamata bertengger di hidungnya yang mancung, memberinya kesan seorang kutu buku yang cerdas. Dia direkrut karena otaknya yang cemerlang dan kemampuannya memecahkan masalah rumit dengan cara yang tak konvensional. Rafi adalah seorang skeptis sejati. Baginya, setiap kejadian pasti memiliki penjelasan logis. Hantu? Omong kosong. Arwah penasaran? Hanya imajinasi orang-orang yang terlalu banyak menonton film horor. Namun, ada secercah rasa penasaran yang tumbuh di dalam dirinya, terutama ketika mendengar bisik-bisik mengerikan di pantry kantor. Ia selalu mencatat setiap detail yang didengarnya, membandingkannya dengan fakta yang bisa ia dapatkan, seolah-olah ia sedang mengerjakan proyek terbesarnya. Dia datang ke PT. Senja Merah dengan impian besar untuk kariernya, bukan untuk menjadi detektif paranormal.
Di sisi lain, ada Dian, kepala departemen HRD yang jauh lebih senior dan bijaksana. Wanita berusia awal 40-an dengan gaya rambut bob rapi dan tatapan mata yang tajam namun penuh pengertian ini, adalah antitesis Rafi. Dian adalah penganut kuat hal-hal mistis. Sejak kecil, ia telah diajari oleh neneknya tentang kekuatan dunia lain dan pentingnya menghormati roh-roh tak kasat mata. Ia sering kali membawa jimat kecil di dalam tasnya, dan sesekali terlihat menyiramkan air kembang di sudut-sudut kantor yang sepi, yang membuat sebagian karyawan menganggapnya eksentrik. Namun, di balik keyakinannya, Dian adalah seorang profesional yang sangat peduli dengan kesejahteraan karyawannya. Hatinya hancur setiap kali mendengar kabar duka, dan ia adalah orang pertama yang merasakan aura kegelapan yang semakin pekat menyelimuti kantor. Instingnya mengatakan bahwa ini bu...