Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Elang yang Terbang
4
Suka
5,526
Dibaca

NAMANYA Aryan Heriadi. Dia biasa dipanggil Heri. Heri berasal dari salah satu desa di bumi Sakti Alam Kerinci. Anaknya jenius! Kenapa tidak? Waktu S1 di Universitas Andalas saja dia sudah kenal dengan jurnal SintaScopusISI atau WoS. Tidak heran dia berhasil menamatkan S1nya dengan predikat cum laude dalam waktu tiga tahun empat bulan. Sayangnya, setelah itu sayap Heri patah! Dia harus kembali ke desanya yang dingin. Di sana Heri tidak bisa apa-apa karena semuanya perlu modal! Tetapi Heri tidak tinggal diam. Heri membulatkan tekad! Dia ingin berhijrah ke Malaysia untuk bekerja sambil melanjutkan kuliah.

Itu memang bukan tekad yang mudah! Tetapi Heri yakin itu adalah tekadnya yang terbaik karena tekad itu sudah dipertimbangkannya sebaik mungkin. Namun tekad Heri ditentang Azhar, tetangga Heri yang sudah menjadi pegawai negeri sejak dua tahun yang lalu dan sudah ‘dipinang’ oleh gadis desa tetangga dengan nominal fantastis.

“Rie! Rie tunggu! Kamu mau kemana pagi-pagi ini?” tanya Azhar sambil menahan motor Heri yang pelan-pelan lewat di samping mobilnya.

“Aku ingin ke kantor imigrasi Wo,” balas Heri dari atas motor.

Heri memanggil Azhar Wo mengikut tradisi Kerinci karena Azhar anak pertama dalam keluarganya dan lebih tua empat tahun dari Heri.

“Jadi kamu memang ingin berangkat ke Malaysia?” tanya Azhar.

“InsyaALLAH Wo,” balas Heri.

“Rie, Wo sudah bilang, lebih baik kamu pikir lagi. Menurut Wo bagus kamu menjadi pegawai negeri dulu supaya aman! Atau honor di kantor Wo sambil menunggu peluang,” pujuk Azhar.

“Tidak bisa Wo. Kasian Emak dan Ayah. Aku ingin membantu mereka.”

“Lalu hubunganmu dengan Eira bagaimana? Bisa-bisa kamu ditinggal nikah sama Eira kalau kamu begini,” hasut Azhar.

“Tidak Wo, dia baik. Hubungan kami juga baik-baik saja selama ini,” balas Heri.

“Baik? Selama ini bukannya kamu sering bilang dia memintamu menjadi pegawai negeri? Di mana baiknya?” tanya Azhar dengan rasa kurang percaya.

“Bukankah itu permintaan yang baik Wo, cuma belum ada peluang,” terang Heri.

“Heri! Lihat Wo! Sudah aman,” ucap Azhar. “Dikasih mobil,” katanya lagi sambil menepuk Avanza hitamnya. “Sekarang Wo tinggal menunggu dijemput,” tambahnya lagi setengah berbisik.

“Astagfirullah! Wo, kok bisa dijemput? Sama cewek?” tanya Heri kaget.

“Rie! Kalau kita pegawai negeri, semuanya aman,” bisik Azhar lagi. “Cewek akan mencari kita! Dipinang seperti Wo!” tambah Azhar dengan rasa bangga.

“Mengucap Wo! Nanti didengar tetangga yang lewat.” Heri mengingatkan Azhar sambil melihat dua wanita yang lewat di samping mereka.

“Kenapa harus malu? Sudah menjadi rahasia umum! Dulu Wo melamar kak Lia pacar Wo, dia menolak! Sekarang emaknya menawarkan seratus juta sama Wo supaya menjadi lakinya!”

“Hissk... Malu Wo! Bawa Istighfar!” pinta Heri.

“Rie. Percayalah sama Wo. Kalau kamu menjadi pegawai negeri, bukan hanya Eira, cewek lain juga akan datang ‘menjemputmu’,” bisik Azhar yang menyerupai bisikan iblis.

“Sudah Wo! Saya ingin mengambil paspor nih. Nanti kita sambung lagi ngobrolnya. Assalamualaikum Wo.” Heri cepat-ce...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Bronze
Elang yang Terbang
Marniati
Flash
Pria Asing
Yooni SRi
Cerpen
Bronze
Bayangan yang Tidak Pernah Pulang
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Di Balik Pintu Kamar Nomor 2
Dandy Ramadan
Flash
Keluarga Baru
madiani_shawol
Flash
Bronze
Sepotong Roti Bakar Untuk Alisha
Moycha Zia
Novel
Aku Seorang Muslimah?
Sani Alfiah
Skrip Film
PLUS MINUS
danikwidayanti
Cerpen
Bronze
Pelangi Satu Menit
Aneidda
Skrip Film
Mayflies
Ananda Galih Katresna
Cerpen
Bronze
KDRT: Kebohongan Dalam Rumah Tangga
Susanti
Novel
Cahaya di Bayang-Bayang Kerajaan
auroranightshade
Cerpen
Manusia dan Waktu
Renaldy wiratama
Cerpen
Bronze
Sebelum Aku Jadi Orang Tua,Aku Harus Memaafkan Masa Kecilku
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Aku Dan Perbedaan
Widhi ibrahim
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Elang yang Terbang
Marniati
Cerpen
Bronze
Damai Yang Pergi
Marniati