Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
0
Suka
2,362
Dibaca

Bab 1 — Luka Tanpa Pengadilan 

Ketika hukum tak memberi penyelesaian, Dygta menyadari ia harus berjuang sendiri. Penipuan investasi telah merampas 1,3 miliar rupiah, tabungan seumur hidup orang tuanya. Tidak ada penyelidikan. Tidak ada penangkapan. Hanya sunyi, dan nasihat untuk “mengikhlaskan” dari mereka yang seharusnya berpihak.

Dygta sebenarnya tak ingin menaruh prasangka. Namun, ada hal ganjil yang membelit pikirannya: siapa yang bermain di balik layar, dan mengapa rasa keadilan seolah tak mampu menjangkaunya.

Berbekal secarik kertas di lembar formulir yang ditandatangani orang tuanya, Dygta bergegas ke terminal. Ia menumpangi bus ke arah selatan Kota Jakarta. Rute yang dilalui membelah kawasan padat di Lenteng Agung, menyusuri jalan-jalan menurun di Jagakarsa, hingga memasuki wilayah perbatasan yang mulai sepi menjelang daerah Ciseeng.

Di luar jendela, lanskap mulai berubah: gedung-gedung mengecil, berganti rumah-rumah berpagar rapat, lalu memudar menjadi persawahan dan semak liar. Semakin jauh dari pusat kota, jalanan terasa asing. Tidak ada papan nama, tak satu pun penanda digital.

Dygta tidak tahu pasti ke mana ia menuju. Nama kota yang ia cari bahkan tidak tercantum dalam peta mana pun. Namun, ia hafal betul satu nama jalan yang tertera samar di sudut bawah formulir: Jalan Khatulistiwa Timur—sebuah alamat yang terdengar ganjil, seperti diciptakan dari mimpi buruk birokrasi.

Setelah menempuh satu jam perjalanan, sopir bus menurunkan Dygta di sebuah jalan sepi yang tampak bagaikan ujung peradaban.

“Sampai sini aja, Mas,” ucap sang sopir. “Kalau mau lanjut, bisa naik ojek pangkalan di seberang.”

Dygta terdiam sejenak. Ia amati setiap sudut. Tak ada satu pun ciri yang mengarah pada tempat yang ia cari.

“Kota?” gumam Dygta, alisnya berkerut. “Tapi tak ada kota di sini. Tak ada gapura, tak ada plang nama, bahkan tak ada penanda apa pun.” Ia menoleh ke sekeliling. Jalan mulus terbentang sunyi, bangunan berdiri dengan jarak yang berjauhan, seakan sengaja dipisahkan satu sama lain. “Atau mungkin ini hanya kompleks perumahan besar?” lanjutnya pelan. “Tapi kalau begitu… kenapa terasa seperti tempat yang sengaja disembunyikan?

Seorang tukang ojek menghampiri Dygta. Tanpa basa-basi ia langsung menawarkan jasa. “Ke Arthanagarapura, ya, Mas? Ayo! Murah aja, cuma lima puluh rebu,” katanya, melemparkan senyum.

Dygta tertegun, tak langsung menjawab. Menimbang, dan heran bagaimana tukang ojek itu bisa membaca pikirannya.

Akan tetapi, semakin lama berdiri, semakin banyak waktu terbuang percuma. Dygta naik ke motor, dan meminta helm. Si tukang ojek tertawa, seolah pemi...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Cucuku Aina
cyara afnan
Cerpen
Bronze
Rumah-ku
Titin Widyawati
Cerpen
MENTARI GADIS DESA
Fatihah Nur jannah
Cerpen
Bronze
Malam emang brengsek, tapi gue suka
Langitttmallam
Cerpen
Jenazah
Rita Puspitasari
Cerpen
Bronze
Taman Kanak-Kanak
Achmad Afifuddin
Cerpen
chabi & beni
faridha maharani azzahra
Cerpen
Bronze
The Untold Truth
blank_paper
Cerpen
Bronze
Buah Mangga
Semmy Rajita
Cerpen
Bronze
The Second Wife
Rani Rosdiana
Cerpen
Bronze
DELAPAN LENGAN PAK OKTOPUS
Desto Prastowo
Cerpen
Bronze
Hiraeth
Illa Fadillah
Cerpen
Bronze
Jejak Dunia Maya
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Rumah ke Rumah
Esde Em
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
Jasma Ryadi
Flash
Museum Kenangan
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Firasat Mimpi
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Sore Hari Setelah Ibu Tiada
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Ketika Kata-Kata Kembali
Jasma Ryadi
Flash
Republik Kucing
Jasma Ryadi
Flash
Tuhan, Jadikan Hariku Senin Selalu
Jasma Ryadi
Flash
Bu, Mengapa Orang-Orang Mati?
Jasma Ryadi
Flash
Aku dan Sebatang Rokok di Tangannya
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Prenuptial Agreement: Antara Luka dan Logika
Jasma Ryadi
Flash
Maaf, Aku Lelah
Jasma Ryadi
Flash
Telepon
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Tanganku di Timur, Hatimu di Barat
Jasma Ryadi
Flash
Di Tepi Jurang
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Tempat Tidur Emak
Jasma Ryadi