Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
0
Suka
2,693
Dibaca

Bab 1 — Luka Tanpa Pengadilan 

Ketika hukum tak memberi penyelesaian, Dygta menyadari ia harus berjuang sendiri. Penipuan investasi telah merampas 1,3 miliar rupiah, tabungan seumur hidup orang tuanya. Tidak ada penyelidikan. Tidak ada penangkapan. Hanya sunyi, dan nasihat untuk “mengikhlaskan” dari mereka yang seharusnya berpihak.

Dygta sebenarnya tak ingin menaruh prasangka. Namun, ada hal ganjil yang membelit pikirannya: siapa yang bermain di balik layar, dan mengapa rasa keadilan seolah tak mampu menjangkaunya.

Berbekal secarik kertas di lembar formulir yang ditandatangani orang tuanya, Dygta bergegas ke terminal. Ia menumpangi bus ke arah selatan Kota Jakarta. Rute yang dilalui membelah kawasan padat di Lenteng Agung, menyusuri jalan-jalan menurun di Jagakarsa, hingga memasuki wilayah perbatasan yang mulai sepi menjelang daerah Ciseeng.

Di luar jendela, lanskap mulai berubah: gedung-gedung mengecil, berganti rumah-rumah berpagar rapat, lalu memudar menjadi persawahan dan semak liar. Semakin jauh dari pusat kota, jalanan terasa asing. Tidak ada papan nama, tak satu pun penanda digital.

Dygta tidak tahu pasti ke mana ia menuju. Nama kota yang ia cari bahkan tidak tercantum dalam peta mana pun. Namun, ia hafal betul satu nama jalan yang tertera samar di sudut bawah formulir: Jalan Khatulistiwa Timur—sebuah alamat yang terdengar ganjil, seperti diciptakan dari mimpi buruk birokrasi.

Setelah menempuh satu jam perjalanan, sopir bus menurunkan Dygta di sebuah jalan sepi yang tampak bagaikan ujung peradaban.

“Sampai sini aja, Mas,” ucap sang sopir. “Kalau mau lanjut, bisa naik ojek pangkalan di seberang.”

Dygta terdiam sejenak. Ia amati setiap sudut. Tak ada satu pun ciri yang mengarah pada tempat yang ia cari.

“Kota?” gumam Dygta, alisnya berkerut. “Tapi tak ada kota di sini. Tak ada gapura, tak ada plang nama, bahkan tak ada penanda apa pun.” Ia menoleh ke sekeliling. Jalan mulus terbentang sunyi, bangunan berdiri dengan jarak yang berjauhan, seakan sengaja dipisahkan satu sama lain. “Atau mungkin ini hanya kompleks perumahan besar?” lanjutnya pelan. “Tapi kalau begitu… kenapa terasa seperti tempat yang sengaja disembunyikan?

Seorang tukang ojek menghampiri Dygta. Tanpa basa-basi ia langsung menawarkan jasa. “Ke Arthanagarapura, ya, Mas? Ayo! Murah aja, cuma lima puluh rebu,” katanya, melemparkan senyum.

Dygta tertegun, tak langsung menjawab. Menimbang, dan heran bagaimana tukang ojek itu bisa membaca pikirannya.

Akan tetapi, semakin lama berdiri, semakin banyak waktu terbuang percuma. Dygta naik ke motor, dan meminta helm. Si tukang ojek tertawa, seolah pemi...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh Part-4
Munkhayati
Cerpen
Pembunuh yang Kucintai
Kaylasyifa Azzahrie
Cerpen
Langit Bandung, Luka Tarutung
jimmy charter hutabarat
Cerpen
Bronze
Gamophobia
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
The (Not So) Fake Friend
Rosa L.
Cerpen
Bronze
Kelas Tambahan Di Hari Rabu
Cinta Ayumi
Cerpen
Makam keramat
Ridhawd
Cerpen
Arwah Kunang-Kunang
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Lautan dan Semangkuk Sup
Ismail Ari
Cerpen
Bronze
Siapa Lagi yang Aku Miliki?
Juli Prasetya
Cerpen
Bronze
TRAM TO 2037
IGN Indra
Cerpen
Bronze
Another You Want
Brilijae(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧
Cerpen
Mamamia
Lany Inawati
Cerpen
Bronze
Kok Bisa?
Defania
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
Jasma Ryadi
Flash
Lintang
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Tanganku di Timur, Hatimu di Barat
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Gamophobia
Jasma Ryadi
Flash
Tuhan, Engkau di Langit yang Mana?
Jasma Ryadi
Flash
Museum Kenangan
Jasma Ryadi
Flash
Sisa Siang
Jasma Ryadi
Flash
Semangkuk Bakso
Jasma Ryadi
Flash
Pukul 01:10
Jasma Ryadi
Flash
Gerimis yang Percuma
Jasma Ryadi
Flash
Akar di Kepala Ibu
Jasma Ryadi
Flash
Sepatu Basah
Jasma Ryadi
Flash
Ikan adalah Luka
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Mana Paket Saya?
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Prenuptial Agreement: Antara Luka dan Logika
Jasma Ryadi