Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
0
Suka
875
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1 — Luka Tanpa Pengadilan 

Ketika hukum tak memberi penyelesaian, Dygta menyadari ia harus berjuang sendiri. Penipuan investasi telah merampas 1,3 miliar rupiah, tabungan seumur hidup orang tuanya. Tidak ada penyelidikan. Tidak ada penangkapan. Hanya sunyi, dan nasihat untuk “mengikhlaskan” dari mereka yang seharusnya berpihak.

Dygta sebenarnya tak ingin menaruh prasangka. Namun, ada hal ganjil yang membelit pikirannya: siapa yang bermain di balik layar, dan mengapa rasa keadilan seolah tak mampu menjangkaunya.

Berbekal secarik kertas di lembar formulir yang ditandatangani orang tuanya, Dygta bergegas ke terminal. Ia menumpangi bus ke arah selatan Kota Jakarta. Rute yang dilalui membelah kawasan padat di Lenteng Agung, menyusuri jalan-jalan menurun di Jagakarsa, hingga memasuki wilayah perbatasan yang mulai sepi menjelang daerah Ciseeng.

Di luar jendela, lanskap mulai berubah: gedung-gedung mengecil, berganti rumah-rumah berpagar rapat, lalu memudar menjadi persawahan dan semak liar. Semakin jauh dari pusat kota, jalanan terasa asing. Tidak ada papan nama, tak satu pun penanda digital.

Dygta tidak tahu pasti ke mana ia menuju. Nama kota yang ia cari bahkan tidak tercantum dalam peta mana pun. Namun, ia hafal betul satu nama jalan yang tertera samar di sudut bawah formulir: Jalan Khatulistiwa Timur—sebuah alamat yang terdengar ganjil, seperti diciptakan dari mimpi buruk birokrasi.

Setelah menempuh satu jam perjalanan, sopir bus menurunkan Dygta di sebuah jalan sepi yang tampak bagaikan ujung peradaban.

“Sampai sini aja, Mas,” ucap sang sopir. “Kalau mau lanjut, bisa naik ojek pangkalan di seberang.”

Dygta terdiam sejenak. Ia amati setiap sudut. Tak ada satu pun ciri yang mengarah pada tempat yang ia cari.

“Kota?” gumam Dygta, alisnya berkerut. “Tapi tak ada kota di sini. Tak ada gapura, tak ada plang nama, bahkan tak ada penanda apa pun.” Ia menoleh ke sekeliling. Jalan mulus terbentang sunyi, bangunan berdiri dengan jarak yang berjauhan, seakan sengaja dipisahkan satu sama lain. “Atau mungkin ini hanya kompleks perumahan besar?” lanjutnya pelan. “Tapi kalau begitu… kenapa terasa seperti tempat yang sengaja disembunyikan?

Seorang tukang ojek menghampiri Dygta. Tanpa basa-basi ia langsung menawarkan jasa. “Ke Arthanagarapura, ya, Mas? Ayo! Murah aja, cuma lima puluh rebu,” katanya, melemparkan senyum.

Dygta tertegun, tak langsung menjawab. Menimbang, dan heran bagaimana tukang ojek itu bisa membaca pikirannya.

Akan tetapi, semakin lama berdiri, semakin banyak waktu terbuang percuma. Dygta naik ke motor, dan meminta helm. Si tukang ojek tertawa, seolah pemi...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
Jasma Ryadi
Cerpen
Asing Lagi
Septia Arya Nugraha
Cerpen
Bronze
Cintai Aku, Kau Kucinta
angin lembah
Cerpen
Bronze
Embun Yang Hilang
Langitttmallam
Cerpen
Perempuan Berambut Perak
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Bukan Dari Mereka
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Bronze
Puasa
Muhammad Adli Zulkifli
Cerpen
Bronze
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐜𝐮𝐫𝐡𝐚𝐭 𝐧𝐢𝐡 𝐆𝐮𝐲'𝐬
Langitttmallam
Cerpen
Ucup Si Programmer
Saputra
Cerpen
Marriage Deadline
Nadya Atika
Cerpen
TAPAKAN
thoriq andrian
Cerpen
Penenun Pelangi
Rafael Yanuar
Cerpen
Orang-Orang Pojok
Aniq Munfiqoh
Cerpen
Januari & Anggrek
lucyyy12
Cerpen
Lovely Family
choiron nikmah
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Dunia Tanpa Hukum
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Laut yang Tak Menjawab
Jasma Ryadi
Flash
Diam yang Menghukum
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Di Antara Kami Bertiga
Jasma Ryadi
Flash
Satu Langkah Setelah Luka
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Bukan Babi Ngepet
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Setelah Malin Menjadi Batu: Hasnah dan Debur Ombak
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Mereka Bilang Aku Durhaka
Jasma Ryadi
Novel
Mereka di Sini
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Rumah dan Rumah Itu
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Mereka yang Membawa Pertanda
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Tanganku di Timur, Hatimu di Barat
Jasma Ryadi
Flash
Kamar 304
Jasma Ryadi
Flash
Bu, Mengapa Orang-Orang Mati?
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Reuni di Bangku Cadangan
Jasma Ryadi