Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Aksi
Dompet Yang Hilang
1
Suka
495
Dibaca

Dompet Yang Hilang

Pukul sudah menunjukkan 17.30 rasa lelah dan lapar menyertai sore itu, seharian berada di kampus, sejak pagi hingga sore tanpa membawa bekal sedikitpun. Isi dompet yang ku lihat hanya tersisa tinggal Rp.10.000,00 membuat ku berpikir kembali membeli makanan di kantin yang harganya tidak bersahabat untuk seorang mahasiswa, ya... tumben sekali ku berada di kampus hingga sore, biasanya aku lansung bergegas kembali pulang setelah mata kuliah selesai, seorang mahasiswa kupu-kupu seperti aku memang lebih banyak menikmati kenyamanan kasur dari pada beraktivitas di luar ruangan. Dikarenakan Dosen kali ini cukup menyebalkan, dia beberapa kali mengundur kelas dengan alasan kesibukan mengurus mahasiswa akhir yang bimbingan.

Hingga akhirnya sebuah pesan masuk, ”maaf ya sepertinya pertemuan kali ini dibatalkan saja, kumpulkan tugasnya di atas meja bapak. Bapak ucapkan selamat berlibur semester, kita akan bertemu di semester berikutnya”. Dasar sialan, kalo ku tahu tugas UAS nya dikumpulkan saja tanpa diperesentasikan mungkin aku sudah pulang dari pagi tadi, ahhh... Dosen yang satu ini cukup membuat ku kesal. Dengan sisa uang 10 ribu terpaksa kugunakan untuk print file dokumen tugas, padahal aku berniat tidak menggunakan uang ini, tapi demi Dosen dan nilai bagus, ku relakan. Setelah semua sudah diprint dan aku kumpulkan di meja beliau, aku berinisiatif pulang. Aku rindu dengan kasur di rumah yang sudah menunggu, badan yang bau keringat ingin segera diguyur dengan air dingin sore itu.

Saat di parkiran ku masukkan semua barang ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah earphone untuk dipasang di telinga. Aku pikir ini akan menyenangkan dengan menikmati suasana jalan kota di sore hari sambil mendengarkan lagu kesukaanku yaitu Blink 182. Band asal amerika dengan aliran pop punk. Setelah semua terasa aman aku mulai menyalakan motor melaju dengan riang, tancap gas menuju daerah kota ampenan dengan sangat cepat dan lihai melewati kendaraan lain, karena sebentar lagi liburan semester, aku merasa cukup senang tidak ada yang perlu dikerjakan lagi, semua tugas sudah selesai dan tinggal menunggu waktu pengumpulan saja. Suasana sore yang ramai, semua orang pulang dari kantor, kampus, atau mungkin juga sekolah.

.....

Sesampai di rumah aku langsung merebahkan tubuh yang sudah penat ditemani keringat yang lengket tidak mau lepas, dan  dengan batang tubuh yang berdaki. Rasanya enak sekali dan akhirnya tanpa sadar tertidur, semua seperti sekejap hingga akhirnya terbangun oleh panggilan ibu dari luar kamar yang menyuruhku mandi untuk berkiblat. Aku bergegas bangun dan mengambil handuk di bawah, lalu menuju kamar mandi. Sesudah selesai mandi aku naik ke atas untuk melaksnakan salah satu dari 5 waktu wajib itu. Lalu kembali turun ke bawah untuk makan dengan lauk yang hanya ada tahu tempe dan sayur kangkung. Bosan makanan ini sedangkan aku ingin makan mie instan, aku naik ke atas berniat ingin membeli mie instan dengan sisa uang yang ku sisihkan. Aku mencoba meraba isi tas yang ku gunakan tadi sore, lah... kok gak ada?, hmm... mungkin di kantung yang satunya..., lah kok gak ada juga?, aku mulai sedikit panik tapi aku berusaha menenangkan diri. Ohh mungkin di kantung jaket ku..., aku mencari ke kantung jaket yang ku gunakan tadi sore, aku coba meraba dan mencari di setiap kantung tapi tidak ada..., aku mulai panik sambil berusaha menenangkan diri, aku mencoba mencari segala sudut ruangan kamar, meja belajar, bahkan sampai lemari pakaian ku geledahi.

Sudah mulai panik badan ku tiba-tiba berkeringat, sialan dimana ya..., aku berlari turun mengarah ke kamar mandi memeriksa pakain kotor yang baru saja ku taruh di ember, mulai dari celana yang kugunakan, ku raba semua kantungnya, baju kemeja, tapi tak ada ku temukan..., aku mulai benar-benar panik dan berlari naik ke atas mencari lagi ke segala sudut. Kasur ku angkat, bantal-bantal ku lempar, selimut yang rapi ku kibas-kibas, tapi tetap tidak ada. Aku benar-benar panik, tapi aku juga berusaha menenangkan diri..., ok dari mana tadi, oh iya meja belajar, semua barang di meja ku turunkan dengan hati-hati, dimulai dari buku, tempat spidol dan pensil, lampu balajar, dalam laci, semuanya, hingga kamar ku terlihat benar-benar seperti kapal pecah..., aku benar-benar panik yang begitu sungguhnya. Aku mencoba mengingat semuanya dari mulai tempat print, aku memngingat di mana ku menaruhnya. Ahhh sialan masa jatuh sihh!!! Yang benar aja, aku mencoba tenang lagi dan mencoba mengingat setiap langkah ku tadi sore...ahh sialan aku mulai ingat, dompet itu tidak masuk tas tapi masuk ke dalam kantung jaket ku..., bodoh, bodoh!! mengapa kau begitu ceroboh, perut yang tadinya sangat lapar tiba-tiba tidak lapar lagi, seperti terasa kenyang, kepanikan ini membuatku tidak mengingat lapar lagi.

 .....

Tadi malam aku benar-benar tidak bisa tidur aku terus memikirkan dompet yang terjatuh di mana?, aku takut memberitahukan hal ini pada ibu, dia pasti marah akan kecerobohan ku, bagaimana reaksi ibu sudah ku bayangkan dalam benak pikiranku..., kepada siapa ku meminta pertolongan, akhirnya aku mencoba untuk menghubungi Rina teman kelasku, mungkin dia bisa membantu.

“Rin bisa bantu gw gak?”

(Agak lama membalas)

“ya,memangnya kenapa yo?”

“dompet gw hilang”

“hah!?? serius hilang?? hilang dimana?, terus sudah lapor polisi?”

“heh?? emangnya harus lapor polisi?, bagaimana caranya?”

”iya yo, kamu harus lapor polisi biar data-data kamu gak disalah gunakan orang gak bertanggung jawab. Kamu bawa fotocopy KK atau KTP?, kalo masih ada lansung sudah ke kantor polisi terdekat. Kamu minta surat laporan biar bisa buat ulang semua surat-surat yang ada di dompet kamu, kayak SIM, KTP, ATM, dll.”

“ohh... astaga oke lah Rin, saya siapkan sekarang buat ke kantor polisi.”

“oke yo, saya coba bantu cariin, minta bantuan ormawa, siapa tau jatuh di sekitar kampus.”

“oke sudah Rin, terima kasih”

Setelah mendapatkan saran Rina, aku lansung bergegas mandi, aku masih belum berani bercerita pada ibu tentang hal ini, masih takut..., akan ku selesaikan masalah ku sendiri.setelah selesai mandi, aku akan lansung  bergegas menyipkan yang dikatakan Rina, dengan cepat aku ambil konci motor lalu bergegas ke kantor polisi terdekat.

.....

Sesampainya di kantor polisi aku menceritakan semua kronologi kejadian dari mulai perjalanan ke kampus hingga sampai ke rumah, kemudian Polisi ini menyuruhku untuk segera membuat kembali surat-surat yang berada di dompet dan meminta ku untuk menghubungi pihak bank agar memblokir kartu ATM ku, hmmm padahal saldo di ATM tidak banyak hanya 75 ribu..., setelah pihak polisi memberikan tiga rangkap laporan, aku memutuskan untuk menuju ke kantor camat untuk segera membuat KTP yang baru. Tiba-tiba telfon berdering dari saku celana, Rina menlpon ku;

“Yo...kamu di mana?, kamu enggak lihat notif pesan di grup wa??”

“enggak, memangnya kenapa?”

“Dosen masuk hari ini ada jadwal UAS di kelas”

“lah yang benar??, kamu serius?”

“Iya, sudah sini cepetan, kamu sudah telat 15 menit”

Ahhh... sialan, setalah mendengar itu tanpa pikir panjang ku  tutup telpon dari Rina dan segera bergegas pulang untuk mengganti pakaian dan menggambil tas ranselku. Sial si Rina kenapa dia tidak menelpon dari tadi. Sesampainya di rumah aku berlari menuju atas dengan cepat menpersiapkan semuannya, lalu dengan sekejap kembali turun tanpa berpamitan pada ibu yang berada di dapur, dengan cepat menancap gas menuju kampus..., motor supra tua ini memang bisa diandalkan saat hal genting seperti in, dengan sangat cepat menuju kampus menerobos 3 lampu merah dan sialnya aku baru sadar aku tidak menggunakan sepatu ke kampus... AHHH SIALANNNN kanapa malah pakai sandal skyway!!!kya!!!. tapi aku tidak mungkin kembali ini sudah cukup jauh. BODOH,BODOH,BODOH!!....

.....

Sesampainya di kampus sebenarnya aku cukup malu untuk masuk karena sialnya aku tidak menggunakan sepatu, tapi tidak mungkin aku kembali aku sudah sangat telat..., hanya berdiam tepat di depan pintu kelas dengan rasa malu aku mencoba memberanikan diri untuk mengetuk pintu dengan pelan dan membukanya dengan sangat hati-hati, layaknya pencuri yang hendak melakukan aksi tidak terpujinya. Dosen tepat duduk di depan..., dengan hati-hati dan berani aku mencoba masuk tanpa terlihat menggunakan sendal jepit...”eit, diam di sana! ”ucapnya sambil melirik ku...aku hanya terdiam,sembil berharap semuanya baik-baik saja. ”kamu... sudah terlambat ke kampus pakai sandal jepit,siapa yang ajarin kamu?”.semua orang di kelas melirik ku..., aku benar benar malu, hanya bisa tersenyum nyegir, ”sekarang kamu ujian di luar saja, jangan di kelas”, tegasnya.

Dasar pria ceroboh,sekarang aku sendirian di luar, aku masih belum bisa fokus mebaca  setiap soal pada kertas ujian, aku masih memikirkan nasib dompet yang hilang, semoga semua baik-baik saja..., aku khawatir KTPku digunakan orang tak bertanggung jawab untuk pinjol. Merasa khawatir jika suatu hari nanti ada orang yang datang ke rumah untuk menagih hutang dengan nilai jutaan atau bahkan miliaran, waduh aku tidak bisa membayangkan reaksi ibuku... gimana ya?... semoga itu tidak terjadi.tiba-tiba saja telfon berdering di saku celana dan secara bersamaan dosen memperingati waktu ujian sebentar lagi selesai,aku kembali menatap lembaran soal yang belum satu pun ku isi,dengan cepat ku coba menjawab... asal asalan aku tidak membaca soal lagi, entah apa yang ku tulis di lembar jawaban tersebut. Dosen meminta seluruh mahasiswa untuk mengumpulkan lembar jawaban, aku hanya sempat mengisi 3 nomor saja dari 5 soal esay..., cukup apes sekali,dompet hilang,semalam tak bisa tidur, ke kampus menggunakan sendal,dan sekarang aku tidak menjawab dengan benar soal ujian, ini semua karena dompet itu. Setelah ku kumpulkan aku mencoba mengkat telfon, ternyata ibu menelfon..., dengan cepat ku angkat aku tidak ingin lagi ibunda ratu marah karena telat mengakat telfon, aku tidak mau kena omel lagi.

.....

Ibu memninta ku untuk segera pulang karena ada orang yang ingin bertemu denganku, merasa penasaran siapa orang yang dimaksud, ibu... teman lama?,teman mau minjam uang?atau... penagih hutang!??, semoga bukan yang terakhir aku takut, semoga semuanya baik-baik saja dan dengan cepat berlari ke parkiran dan langsung menancap gas menuju rumah tanpa pikir panjang lagi.

Sesampainya di rumah aku melihat motor Vega sudah parkir tepat di depan rumah,merasa penasaran siapa orang itu.saat aku masuk, aku melihat bapak-bapak berumur sekitar 45 tahun dan ibu-ibu, di saat itu juga aku langsung melepaskan salam.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Cerpen
Dompet Yang Hilang
Muhazan Azali
Flash
Bronze
KUMPULAN FLASH FICTION
Citra Rahayu Bening
Skrip Film
My Mom is A Gangster
Zuinal 'Aini
Skrip Film
RUN TO?
Hello there ...
Flash
Bronze
Desa Naga Kayu
Silvarani
Flash
Berusaha untuk Tidak Mati
Nurulina Hakim
Novel
Bronze
Candy
Rama Sudeta A
Cerpen
NENEK MOYANGKU SEORANG PERAUT
Rian Widagdo
Novel
Maharesi
Mirna Devi
Flash
Bronze
Kata Penyemangat!
Daud Farma
Flash
Dinda Mimpi
Aneidda
Cerpen
Bronze
Menemukan Cahaya di Tengah Kegelapan
Juanda Rizki Syaputra
Cerpen
South fight.
fasya aditya
Novel
Rama's Story : Kirana - Bittersweet Symphony
Cancan Ramadhan
Cerpen
Operasi Phantom: Jejak di Tengah Bayangan
Penulis N
Rekomendasi
Cerpen
Dompet Yang Hilang
Muhazan Azali