Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Direstui Oleh Ayah
6
Suka
4,415
Dibaca

14 Februari 2021

Teruntuk, RENDI PANGESTU

Di Garut.

Maaf, berbulan-bulan lamanya saya baru ada ngabari. Di sini saya happy dan bahagia. Itu karena saya telah berada di rumah, di Majalengka. Jadi, kamu jangan khawatir. Namun setelah Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dusun Cibugang Geureum itu. Saya sedikit murung. Maaf jika pesan kamu yang numpuk itu baru saya balas sekarang.

Pasti kamu ingin mengetahui, mengapa sikap saya seakan berubah. Itu karena ada sesuatu hal yang mengganjal dan bikin saya murung selama ini. Tapi mungkin jika saya utarakan akan membuat saya jauh lebih baik. Saya akan memulainya dengan sebuah pernyataan dari seseorang. Bagi saya, pernyataan itu cukup menarik. Dan kamu juga harus mengetahuinya. Pernyataan itu demikian;

Ketika orang itu disebut telah dewasa, dilihat bukan hanya dari bentuk fisiknya. Namun tindakan dan keputusan yang ia ambil. Ia yang sudah dewasa nyatanya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Akan tetapi lebih dari itu, lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang tidak lupat dari perhatiannya. Ia yang sudah dewasa adalah ia yang hidup bermasyarakat.

Seperti itu pernyataannya! Itu menurut Sutrisna seorang pemuda dua puluh lima tahu, yang saya temukan di sebuah Dusun Cibugang Geureum. Dan mungkin, dirimu penasaran bukan?! Mengapa saya bisa mengenalnya? Jadi, tiga bulan yang lalu, tepatnya; Maret, April, dan Mei. Saya menjalin komunikasi cukup intens dengannya. Jangan cemburu dulu.

Itu karena, terdapat dorongan untuk menyelesaikan tugas semester akhir. Dan kamu pun tahu, saya sedang kuliah jurusan ilmu komunikasi di Malang. Maka kami bertiga Nadia Anatasya, Amatul Noor, dan Saya berangkat PKL (Praktek Kerja Lapangan) ke Dusun di mana Sutriana tinggal.

Dusun miliknya menjadi pilihan kami bertiga karena itu terpencil. Akses jalan ke sana sulit tau; curam, berkelok, dan seperti sungai kering pokonya. Saya harus jalan kaki sejauh 20 KM dari gerbang dusun itu. Dan katanya; kendaraan dilarang masuk ke dusun tersebut. Tapi beruntungnya, sepanjang p...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp50.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Bronze
Direstui Oleh Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Aku Kamu Dan Cinta
blank_paper
Cerpen
Rinjani, Saksi Diam Luka Itu
Ahmad Ilyas
Novel
Dear, Script
Singkat Cerita
Skrip Film
Sadboi : A Lover of Rain
Priska Amalia
Skrip Film
Menantimu
Muhammad Sastria A
Novel
Sesuatu di Jogja
Dee
Skrip Film
KOFFEIN, less or more you still needed
Evy Andriani
Cerpen
KERETA LEWAT
Azalia Lenka
Skrip Film
Bangku Berhadapan pada Sebuah Gerbong Kereta
Latif Pungkasniar
Flash
TUHAN CUMA SATU
Iman Siputra
Novel
Bronze
IMY Grandma
Afifah Muthiah Unga waru
Novel
Gold
Kenang - Kenangan Seorang Wanita Pemalu
Bentang Pustaka
Novel
Cinta dan Salib, di Langit Bandung
Pena Akara
Novel
Bronze
Arah Pulang
Dunia Gerhana
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Direstui Oleh Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Pulang Dengan Tangan Kosong Kedua Kalinya
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Hampir Tidak Percaya
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Tidak Mengenal Usia
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Gunung Larang
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Gara-gara Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Saling Mengisahkan
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Memendam Rasa
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Murat
Rafi Asamar Ahmad