Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Direstui Oleh Ayah
6
Suka
7,389
Dibaca

14 Februari 2021

Teruntuk, RENDI PANGESTU

Di Garut.

Maaf, berbulan-bulan lamanya saya baru ada ngabari. Di sini saya happy dan bahagia. Itu karena saya telah berada di rumah, di Majalengka. Jadi, kamu jangan khawatir. Namun setelah Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dusun Cibugang Geureum itu. Saya sedikit murung. Maaf jika pesan kamu yang numpuk itu baru saya balas sekarang.

Pasti kamu ingin mengetahui, mengapa sikap saya seakan berubah. Itu karena ada sesuatu hal yang mengganjal dan bikin saya murung selama ini. Tapi mungkin jika saya utarakan akan membuat saya jauh lebih baik. Saya akan memulainya dengan sebuah pernyataan dari seseorang. Bagi saya, pernyataan itu cukup menarik. Dan kamu juga harus mengetahuinya. Pernyataan itu demikian;

Ketika orang itu disebut telah dewasa, dilihat bukan hanya dari bentuk fisiknya. Namun tindakan dan keputusan yang ia ambil. Ia yang sudah dewasa nyatanya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Akan tetapi lebih dari itu, lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang tidak lupat dari perhatiannya. Ia yang sudah dewasa adalah ia yang hidup bermasyarakat.

Seperti itu pernyataannya! Itu menurut Sutrisna seorang pemuda dua puluh lima tahu, yang saya temukan di sebuah Dusun Cibugang Geureum. Dan mungkin, dirimu penasaran bukan?! Mengapa saya bisa mengenalnya? Jadi, tiga bulan yang lalu, tepatnya; Maret, April, dan Mei. Saya menjalin komunikasi cukup intens dengannya. Jangan cemburu dulu.

Itu karena, terdapat dorongan untuk menyelesaikan tugas semester akhir. Dan kamu pun tahu, saya sedang kuliah jurusan ilmu komunikasi di Malang. Maka kami bertiga Nadia Anatasya, Amatul Noor, dan Saya berangkat PKL (Praktek Kerja Lapangan) ke Dusun di mana Sutriana tinggal.

Dusun miliknya menjadi pilihan kami bertiga karena itu terpencil. Akses jalan ke sana sulit tau; curam, berkelok, dan seperti sungai kering pokonya. Saya harus jalan kaki sejauh 20 KM dari gerbang dusun itu. Dan katanya; kendaraan dilarang masuk ke dusun tersebut. Tapi beruntungnya, sepanjang p...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Bronze
Direstui Oleh Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Novel
One person
Zyaafifah_
Novel
HINGGA KAU DATANG
Shalikhatin Pawestri
Novel
Bronze
Indahnya Kisahku
Ika_muntadzirotul
Novel
Hari Kebangkitan Mantan
Rizky Brawijaya
Flash
Bronze
Sepucuk Surat untuk Hujan
MONSEUR
Cerpen
Bronze
Keputusan
Anjrah Lelono Broto
Novel
Tic Toc, I Love You
Santy Diliana
Flash
Suara Maddie
Vitri Dwi Mantik
Cerpen
Bronze
Kisah Asmara Penulis
K. Istiana
Cerpen
Bronze
Kereta Sebentar Lagi Berangkat
Silvarani
Cerpen
Bronze
Cinta Sepanjang Durasi
aksara_g.rain
Novel
Gold
Posesif
Noura Publishing
Novel
Bronze
A Born Beauty
Yohana Ekky Tan
Novel
TAMBATAN HATI
Najma Gita
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Direstui Oleh Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Gara-gara Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Saling Mengisahkan
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Pulang Dengan Tangan Kosong Kedua Kalinya
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Percaya Atau Tidak
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Memendam Rasa
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Murat
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Gunung Larang
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Hampir Tidak Percaya
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bronze
Tidak Mengenal Usia
Rafi Asamar Ahmad