Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Dinding Tertawa
0
Suka
1,281
Dibaca

Perjalanan panjang Daniel berakhir di depan gerbang besi berkarat, yang seolah-olah telah menelan waktu itu sendiri. Ia mematikan mesin truk pikapnya, dan dalam keheningan yang tiba-tiba, ia menyadari betapa parahnya keheningan itu. Bukan keheningan yang damai, melainkan ketiadaan suara yang menusuk. Di telinganya, dengungan yang konstan, iritasi yang tak pernah pudar, menjadi satu-satunya melodi yang ia kenal—teman yang tidak diundang, yang ia panggil tinnitus.

Sudah dua tahun sejak kecelakaan itu. Sebuah panggung konser yang runtuh. Ribuan pasang mata, sorakan yang memekakkan telinga, dan kemudian—kegelapan, disertai ledakan suara yang merobek gendang telinganya. Ketika kesadarannya kembali, dunia telah berubah menjadi sebuah sangkar yang dikelilingi oleh suara statis yang tak berujung. Karir musiknya hancur. Ia tidak bisa lagi mendengar nada dengan jelas, tidak bisa lagi membedakan antara harmoni dan derau. Kini, satu-satunya lagu yang ia tahu adalah dentingan yang tak pernah berhenti itu.

Daniel turun dari truknya, langkahnya terasa berat seperti batu yang terikat pada kakinya. Ia menatap rumah di depannya. Sebuah bangunan bergaya kolonial tua yang tampak lelah, dengan cat dinding yang mengelupas dan jendela-jendela tinggi yang kusam. Atapnya dipenuhi lumut, dan pepohonan tua yang melingkupinya memberikan kesan angker. Ia telah membeli rumah ini dengan sisa tabungannya, bukan karena ia menyukainya, tapi karena letaknya yang jauh dari peradaban. Ia butuh kesunyian yang total, sebuah tempat di mana tidak ada suara lain yang bisa ia salahkan atas tinnitus-nya. Tempat di mana ia bisa melawan iblisnya sendiri.

Kunci yang dingin terasa berat di tangannya saat ia memasukkannya ke lubang kunci yang berkarat. Bunyi "klik" yang nyaring terdengar begitu asing, nyaris menyakitkan di tengah keheningan. Ia mendorong pintu yang berat, dan udara lembap yang berbau debu, kayu lapuk, dan kesepian menyambutnya. Di dalam, rumah itu terasa lebih besar dari yang terlihat dari luar. Langit-langit yang tinggi, ruangan-ruangan kosong yang menelan cahaya, dan koridor yang gelap seperti usus-usus yang tak berujung.

Satu-satunya barang yang ia bawa adalah sebuah tas ransel dan gitar tuanya, yang ia perlakukan dengan penuh kasih sayang. Gitar itu adalah satu-satunya peninggalan dari kehidupannya yang dulu. Ia meletakkan gitar itu dengan hati-hati di sebuah sudut di ruang tamu yang paling terang. Ia duduk di lantai yang di...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Komik
Selamat Datang di Toko Batavia
Tri Agustinauli
Novel
Gold
Fantasteen 22 Boards
Mizan Publishing
Flash
Hutan Angker
Nunik Farida
Komik
Bakso Beranak dalam Kubur
yanagi kaichu
Cerpen
Bronze
Kota Mati/ Langit tanpa suara
Novita Ledo
Novel
Penggangu
Samuel Yabes Novendra
Novel
University of the Dead
Adri Adityo Wisnu
Flash
SURAT CINTA MEMATIKAN
Destiara Kim
Novel
Ada Penampakan di Pesantren
Hargo Trapsilo
Flash
Bronze
RUMAH DUKA ELISABETH
Okhie vellino erianto
Cerpen
Arina, Sang Pembalas
Ian Hendrawan
Komik
Buku Misteri
Felycia Iswanti Sutrisna
Novel
Bronze
Surti
Herman Sim
Novel
Gold
Spooky Stories: Haunted School
Noura Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Elara
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Teror
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ruko Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panti Jompo Harum Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lonceng Berdentang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dari Aku Untukku
Christian Shonda Benyamin