Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Dinding Tertawa
0
Suka
2,253
Dibaca

Perjalanan panjang Daniel berakhir di depan gerbang besi berkarat, yang seolah-olah telah menelan waktu itu sendiri. Ia mematikan mesin truk pikapnya, dan dalam keheningan yang tiba-tiba, ia menyadari betapa parahnya keheningan itu. Bukan keheningan yang damai, melainkan ketiadaan suara yang menusuk. Di telinganya, dengungan yang konstan, iritasi yang tak pernah pudar, menjadi satu-satunya melodi yang ia kenal—teman yang tidak diundang, yang ia panggil tinnitus.

Sudah dua tahun sejak kecelakaan itu. Sebuah panggung konser yang runtuh. Ribuan pasang mata, sorakan yang memekakkan telinga, dan kemudian—kegelapan, disertai ledakan suara yang merobek gendang telinganya. Ketika kesadarannya kembali, dunia telah berubah menjadi sebuah sangkar yang dikelilingi oleh suara statis yang tak berujung. Karir musiknya hancur. Ia tidak bisa lagi mendengar nada dengan jelas, tidak bisa lagi membedakan antara harmoni dan derau. Kini, satu-satunya lagu yang ia tahu adalah dentingan yang tak pernah berhenti itu.

Daniel turun dari truknya, langkahnya terasa berat seperti batu yang terikat pada kakinya. Ia menatap rumah di depannya. Sebuah bangunan bergaya kolonial tua yang tampak lelah, dengan cat dinding yang mengelupas dan jendela-jendela tinggi yang kusam. Atapnya dipenuhi lumut, dan pepohonan tua yang melingkupinya memberikan kesan angker. Ia telah membeli rumah ini dengan sisa tabungannya, bukan karena ia menyukainya, tapi karena letaknya yang jauh dari peradaban. Ia butuh kesunyian yang total, sebuah tempat di mana tidak ada suara lain yang bisa ia salahkan atas tinnitus-nya. Tempat di mana ia bisa melawan iblisnya sendiri.

Kunci yang dingin terasa berat di tangannya saat ia memasukkannya ke lubang kunci yang berkarat. Bunyi "klik" yang nyaring terdengar begitu asing, nyaris menyakitkan di tengah keheningan. Ia mendorong pintu yang berat, dan udara lembap yang berbau debu, kayu lapuk, dan kesepian menyambutnya. Di dalam, rumah itu terasa lebih besar dari yang terlihat dari luar. Langit-langit yang tinggi, ruangan-ruangan kosong yang menelan cahaya, dan koridor yang gelap seperti usus-usus yang tak berujung.

Satu-satunya barang yang ia bawa adalah sebuah tas ransel dan gitar tuanya, yang ia perlakukan dengan penuh kasih sayang. Gitar itu adalah satu-satunya peninggalan dari kehidupannya yang dulu. Ia meletakkan gitar itu dengan hati-hati di sebuah sudut di ruang tamu yang paling terang. Ia duduk di lantai yang di...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
HARU MAHAMERU
Falcon Publishing
Novel
Boneka Petaka
Eve Shi
Cerpen
Bronze
Kuburan Laut Buton
Risti Windri Pabendan
Novel
Bronze
Petaka Tambang Emas Berdarah
Achmad Benbela
Novel
Bapak
Desta Dewananta
Flash
Who Is?
Via S Kim
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Cerpen
Bronze
Annelise van Dijk
Allamanda Cathartica
Novel
Penggangu
Samuel Yabes Novendra
Flash
Jalan Setapak
Bima Kagumi
Novel
Takut
Imelda Yoseph
Flash
Dari Dimensi Lain
bomo wicaksono
Novel
Bronze
Luk Thep ~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
Makhluk Tak Kasat Mata Peliharaan Ibuku
Erma Sari
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Email Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Melodi Desiran Ombak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Yakin Ini Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kacamata Paman
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Cermin Kedua
Christian Shonda Benyamin