Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Bronze
Dia Pembunuh
0
Suka
24
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1 – Malam Tak Biasa

Nadia selalu menyukai malam-malam di Perumahan Anggrek. Tenang, sepi, dengan udara yang selalu terasa lebih dingin dan bersih setelah matahari terbenam. Pada usia dua puluh tujuh tahun, ia merasa telah menemukan tempatnya, sebuah sarang nyaman bersama Reno, kekasihnya, di rumah kecil bergaya minimalis itu. Mereka berbagi kopi hangat di beranda, membicarakan hari yang telah berlalu, atau hanya menikmati keheningan yang sesekali dipecahkan oleh suara jangkrik dari taman. Bagi Nadia, rumah ini adalah lambang dari awal yang baru, sebuah halaman kosong setelah babak kelam dalam hidupnya.

Reno, dengan rambut ikalnya yang selalu sedikit berantakan dan senyumnya yang mampu mencairkan gunung es sekalipun, adalah jangkar bagi Nadia. Ia adalah pengimbang sempurna bagi kecenderungannya untuk terlalu banyak berpikir, terlalu banyak merenung. Nadia, seorang desainer grafis lepas yang terkadang terlalu tenggelam dalam dunia imajinasinya, dan Reno, seorang konsultan IT yang pragmatis dan realistis, menjalani hidup yang teratur, nyaris membosankan, jika bukan karena kehadiran Pak Surya.

Pak Surya, tetangga mereka di sebelah, adalah anomali di perumahan yang ramah dan penuh tetangga usil ini. Ia seorang pria paruh baya, sekitar lima puluhan, dengan rambut memutih dan tatapan mata yang sering kali kosong, seolah jiwanya telah lama meninggalkan raganya. Ia jarang terlihat di luar rumah, hanya sesekali saat membuang sampah atau mengambil surat kabar. Ia selalu mengenakan kemeja lusuh dan celana kain yang terlalu besar, seolah-olah duka yang tak terlihat telah menggerogoti jiwanya. Perumahan Anggrek menyebutnya "si penyendiri," dan Nadia serta Reno tidak pernah benar-benar mencoba mendekatinya, menghargai privasi yang seolah membungkusnya dalam kepompong kesedihan. Ada desas-desus bahwa ia baru saja kehilangan istrinya setahun yang lalu, sebuah tragedi yang membuat Nadia merasa sedikit terhubung dengannya dalam level yang aneh, meskipun ia tidak berani mendekat.

Malam itu, hawa dingin merayap masuk melalui jendela ruang keluarga yang sedikit terbuka. Nadia sedang sibuk dengan tablet grafisnya, menyelesaikan ilustrasi untuk sebuah proyek buku anak-anak. Tangannya bergerak lincah, menciptakan karakter-karakter lucu dan dunia penuh warna. Reno duduk di sofa di sebelahnya, matanya terpaku pada layar televisi yang menampilkan pertandingan sepak bola yang kurang menarik. Ia sesekali melirik Nadia, tersenyum kecil saat melihat konsentrasinya. Sebuah obrolan ringan tentang makan malam tadi terhenti ketika sebuah suara aneh terdengar dari luar.

"Kedengaran sesuatu, Ren?" Nadia bertanya, tangannya berhenti bergerak, alisnya berkerut.

Reno mematikan televisi, suara klik kecil terdengar. "Suara apa?"

"Seperti... gesekan? Berat? Dan juga, sedikit tersendat-sendat, seperti seseorang sedang kesulitan."

Mereka berdua menoleh ke jendela yang menghadap ke halaman belakang. Lampu jalan di sana remang-remang, menciptakan bayangan panjang dari pohon mangga tua yang cabang-cabangnya menjulur seperti jemari raksasa. Tiba-tiba, sesosok tubuh muncul di antara bayangan, bergerak perlahan, nyaris menyeret diri...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Bronze
Dia Pembunuh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Ayah di Seberang Sungai
Fazil Abdullah
Novel
Temukan Aku!
Rexa Strudel
Flash
Kasman
Riswandi
Cerpen
Bronze
KUCING WANGSA PRIBUMI
brobin
Cerpen
Bronze
Tuah Si Denok
Omius
Flash
Bandara
Elisabet Erlias Purba
Cerpen
Bronze
Misteri Raja Ampat
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Fatal Curve
Fuseliar
Cerpen
Bronze
Risalah Masa
hyu
Flash
Kehidupan Kedua
AnotherDmension
Novel
Bronze
Tainted Part One: Veiled Secrets
Nadia Hana Abraham
Cerpen
Bronze
Kematian Arifin Shuji
Galang Gelar Taqwa
Novel
Bronze
The Motive
IyoniAe
Novel
Love Death
Nenghally
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Dia Pembunuh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Polaroid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hutan Larangan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Guru BU Ratmi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panti Jompo Harum Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Reno
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin