Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku melihat ke sekelilingku. Tembok - tembok besar yang didominasi warna putih, serta bau obat yang menyengat membuatku menghela nafas. Aku berdiri dengan setelan blouse putih dan celana warna hitam yang kuambil sembarang dari lemari. Nomor urut yang kugenggam sedang menunggu giliran. Antrian yang semakin sesak ini membuatku tersadar, bahwa yang menderita di dunia ini bukan hanya aku. Setiap manusia memperjuangkan hidupnya dengan mempertaruhkan segalanya.
✨✨✨
Akhirnya aku keluar dari antrian obat yang semakin siang semakin padat. Aku menjauh dari kerumunan tersebut dan menemukan kursi tunggu yang kosong. Kubuka kantong plastik berisi obat resep dokter ini, ada beberapa macam obat dengan sediaan kaplet disertai anjuran minumnya. Setelah puas melihat obat - obat tersebut, segera kumasukkan ke dalam tas. Aku memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu sebelum kembali ke kos.
Namun tanpa diduga, mataku berpapasan dengan sepasang mata seorang lelaki yang sedang berdiri beberapa langkah di seberangku. Aku mengenalnya, ia adalah teman masa SMA ku. Bahkan aku sekelas dengannya. Ia seringkali tak masuk sekolah, beruntungnya kami bisa lulus bersama.
Ia adalah Rafandra Yudhistira, atau yang biasa dipanggil Raf. Seorang siswa yang terlihat tenang dan tertutup tapi entah mengapa ia memiliki daya tarik tersendiri. Matanya yang terlihat sayu terasa teduh bagiku. Rahang tegasnya memberi kesan kuat pada wajahnya. Kutebak tingginya sekitar 175an, dan seperti hal yang lumrah, pesona laki-laki tinggi memang memikat.
Ia dahulu biasa menggunakan sepeda motornya yang akan mati jika bagian depannya dipukul. Lalu sebuah umpatan akan keluar dari mulutn...