Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Di Mana Hasil Panen?
2
Suka
1,597
Dibaca

Kampung Padat Majemuk merupakan salah satu kawasan berada di tengah pedesaan yang damai dan tenteram. Wilayahnya didominasi oleh perkebunan dan sawah, bahkan mata pencarian penduduk setempat adalah bertani. Dua orang pemuda bernama Surya dan Anton termasuk di dalamnya.

Sedari kecil Surya dan Anton tumbuh bersama. Berawal dari ikut memanen sayur-sayuran, menanam buah, menanam padi, membuat orang-orangan sawah, pernah ikut bantu memandikan sapi yang untuk membajak sawah, sekolah bersama bahkan belajar pun juga bersama. Kini mereka sudah menjadi pemuda gagah, yang terkenal akan keterampilan dalam bidang pertanian.

Sore itu, mereka sedang gencar-gencarnya memanen hasil kebun. Semuanya mereka simpan di suatu lumbung yang sangat besar untuk persediaan pangan di kampung mereka. Hal ini dilakukan karena mereka akan menghadapi musim kemarau panjang, di mana kebutuhan air untuk tanaman-tanaman akan berkurang. Mereka juga membuat penampungan-penampungan air yang besar dan membangun sumur-sumur.

Kepala desa memberi kepercayaan kepada beberapa orang untuk menjaga dan mengelola lumbung penyimpanan hasil panen, di dalamnya termasuk Surya dan Anton.

Seorang bapak lari tergopoh-gopoh mendatangi Surya dan Anton. “Surya, Anton... tolong bantu pindahkan gabah.”

Tanpa menjawab, Surya dan Anton sudah paham. Mereka langsung berlari menuju tempat penjemuran. Gabah-gabah tersebut sudah siap untuk mepe, yaitu proses penggilingan yang akan menjadi beras. Sayang sekali jika basah terkena hujan, karena akan kembali ke proses penjemuran. Sambil berlari, mereka juga mengajak orang-orang untuk turut membantu.

**

“Lapor bos! Kami sudah menemukan sebuah Kampung yang bernama Padat Majemuk. Lahannya sangat subur dan sekarang mereka sedang memanen hasil kebun yang sangat berlimpah.” Lapor salah satu utusan perampok kepada bosnya.

Si bos tersenyum miring dan mengartikan jika ia puas dengan laporan anak buahnya tersebut. “Cari tahu tempat mereka menyimpan hasil panen, kamu rayu penduduk setempat agar bisa memberikan hasil panen ke kita. Berikan saja dua batang emas, setelah itu bikin rencana agar seluruh hasil panen tersebut bisa kita ambil. Jika berhasil, kita akan menjualnya dengan harga tinggi di saat musim kemarau tiba. Hahahahaha... Hahahahahaha...”

**

Beberapa hari ini, kampung mereka banyak kedatangan orang-orang baru sebagai pekerja. Hal tersebut sah-sah saja, karena niatnya untuk mencari nafkah. Surya dan Anto pun menjadi akrab dengan para pekerja baru. Karena mereka mau mengerjakan apa saja ketika disuruh-suruh.

Suatu ketika, terjadi sesuatu di dalam keluarga Surya. Yaitu berupa kesulitan finansial. Surya dan keluarganya hanyalah bagian dari para pekerja, bukan pemilik. Ia menjadi sering melamun dan itu diperhatikan oleh salah satu pekerja baru yang bernama Bana.

“Mas Surya!” Panggil Bana.

Surya terkejut karena ada yang memanggilnya tiba-tiba. “Eh! Kamu ini bikin saya kaget saja.”

“Lagian, yang lain pada kerja. Mas kok sendirian dipojok, sambil melamun pula.” Lanjut Bana.

“Enggak apa-apa.” Singkat Surya.

“Enggak apa-apa tapi kok seperti ada apa-apa ya? cerita saja mas! Siapa tahu saya bisa bantu.” Bujuk Bana.

Akhirnya, Surya pun menceritakan permasalahannya. Bana selalu membujuk Surya untuk terus berbicara hingga ia tahu inti dari permasalahan Surya.

Inilah yang ditunggu-tunggu Bana dalam menjalankan misi dari atasannya. Dengan berbisik-bisik, Bana menawarkan solusi untuk Surya. Bana benar-benar memanfaatkan situasi, ia pun tahu jika Surya merupakan salah satu orang yang selalu diandalkan di kampung ini.

“Saya bisa membantu menyelesaikan masalah Mas Surya, tapi saya juga ada permintaan yang harus mas Surya lakukan. Ini antara kita berdua saja mas.” Ujar Bana.

Dahi Surya mengernyit. “Permintaan apa?”

“Saya mau menjadi bagian dari lumbung penyimpanan, karena saya mau belajar tentang tata kelola hasil panen mas.” Jawab Bana.

“Oh, kalau itu sih gampang. Mulai besok kamu sudah bisa kerja di sana.”

“Wah, terima kasih banyak ya mas. Oh iya, saya pulang sebentar. Ada yang mau saya ambil, kan sesuai perjanjian di awal kalau saya mau membantu mas Surya.”

Tak lama kemudian Bana kembali datang dengan sebuah kantong. Dan langsung memberikan kantong tersebut kepada Surya. Surya langsung membukanya dan betapa terkejutnya ia melihat ada dua batang emas di dalamnya.

**

Surya menjadi sangat akrab dengan Bana dan itu membuat Anton bertanya-tanya juga. Tapi itu hanya pikirannya dalam selintas saja. Anton lebih memilih untuk tetap bekerja.

Bana mulai bertanya-tanya tentang seluk beluk kampung, desa dan orang-orang di dalamnya. Tiba pada satu pertanyaan tentang rahasia besar desa tentang kesuburan tanahnya, pada awalnya Surya enggan memberitahu karena ia sudah berjanji akan menjaga rahasia itu. Tapi karena Bana sudah membantunya, akhirnya ia beberkan semua rahasia.

Ia teringat dua batang emas yang didapat. Satu batang saja masih tersisa sangat banyak, apalagi dua batang. Surya menyimpannya, karena ia tidak tahu apa yang akan mendera kehidupan dimasa yang akan datang.

**

Dua hari kemudian, Bana kedatangan kawan-kawannya yang banyak. Ia sudah tahu semua letak-letak tempat penyimpanan dan waktu-waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya. Dengan cepat dan sigap mereka memindahkan seluruh hasil kebun dari lumbung penyimpanan ke dalam kereta-kereta dan membawanya pergi dari sana.”

**

Keesokan pagi.

“Lumbung kerampokan... Lumbung kerampokan.” Beberapa orang berteriak-teriak tentang lumbung dan kerampokan.

Anton datang menghampiri Surya dan mereka langsung menuju lumbung penyimpanan. Surya melihat pintu lumbung yang besar terbuka lebar, tidak ada ciri-ciri pembukaan secara paksa. Ia berlari menuju ruang penyimpanan kunci dan benar, seluruh kunci-kuncinya sudah hilang. Sedangkan Anton sudah masuk ke dalam lumbung dan ia melihat ruangan yang kosong, hanya remah-remah beras yang sedikit berserakan.

Pada hari itu, seluruh penduduk kampung Padat Majemuk bersedih hati. Usaha yang selama ini mereka kerjakan, hilang begitu saja. Seorang pun tidak ada yang bekerja. Mereka curiga bahwa ada orang yang berkhianat di kampung mereka.

**

Penyelidikan pun dimulai, mereka bertanya satu persatu kepada orang-orang yang bekerja di bagian lumbung penyimpanan. Surya mencari-cari Bana, tapi tak kunjung ketemu. Ia jadi menaruh rasa curiga yang begitu besar terhadap Bana.

Surya pun sadar, jika Bana memanfaatkan kesusahannya kala itu. Seharusnya ia dapat berpikir logis, apa iya jika seorang yang merantau ke sini yang tujuannya mencari nafkah memberinya dua batang emas? Surya sungguh menyesal.

**

 

 

Kini surya kembali termenung sendirian dan Anton menegurnya. “Sudahlah, kita jangan terus larut dalam kesedihan. Kita harus bangkit, ayo kita kembali menanam! Masih ada waktu sebelum kemarau tiba. Ayo kita ajak yang lain juga untuk bangkit bersama!”

“Ini semua salah aku.” Jawab Surya.

“Sudahlah, jangan menyalahkan diri sendiri terus!” Imbuh Anton.

Surya langsung memotong pembicaraan Anton dan ia menceritakan segalanya. Anton terkejut dengan semua yang dikatakan Surya. Susah untuk dipercaya jika sahabatnyalah yang melakukan tindakan tidak terpuji.

“Aku akan bertanggung jawab, sekarang juga akan menghadap ke kepala desa. Aku masih punya satu batang emas dan sisanya. Aku akan menggunakan semuanya untuk mengembalikan kerugian desa.” Ucap Surya.

“Ya. Aku temani kamu.” Singkat Anton.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Di Mana Hasil Panen?
Putri Rafi
Cerpen
Riwayat Penghuni Pohon Nangka
Haryati SR
Cerpen
Indahnya Surga di Telapak Kaki Ibu
LISANDA
Cerpen
Aku Ingin Mencoba Menyayangimu
Salsabila Ananda
Cerpen
Bronze
Gaji Seharga Dignitas
LettersByIn
Cerpen
Bronze
Bacaan untuk Seb
Amarta Shandy
Cerpen
A Journey of Self-Discovery
Tiisept
Cerpen
Bronze
Tabebuya
Titin Widyawati
Cerpen
Bronze
Pita Hitam
Imajinasiku
Cerpen
Kabar Kandasnya Kepercayaan Kuncoro
Bella Paring Gusti
Cerpen
Dua Wanita yang Berteduh
anjel
Cerpen
Mencari Konsep Sabar
Dhawy Febrianti
Cerpen
Bronze
Surat dari Jakarta
Ron Nee Soo
Cerpen
chabi & beni
faridha maharani azzahra
Cerpen
Pengantar Maut
zain zuha
Rekomendasi
Cerpen
Di Mana Hasil Panen?
Putri Rafi
Flash
Antara Jeda Titik Koma dan Tanda Seru
Putri Rafi
Cerpen
Sekolah Orang Dalam
Putri Rafi
Flash
Aku Lihat Surga di Mata Ibu
Putri Rafi
Cerpen
Tukang Sayur Kehilangan Motor
Putri Rafi
Flash
Kala Hujan
Putri Rafi
Flash
Bronze
Gara-Gara PR sekolah
Putri Rafi
Flash
Sekejap Senja, Selamanya Rasa.
Putri Rafi
Flash
Koin Odong-odong
Putri Rafi
Cerpen
Bronze
Payau Emas Terlarang
Putri Rafi
Flash
Bronze
Mobil Lampu Merah
Putri Rafi
Novel
1 Jejak Rasa
Putri Rafi
Cerpen
Terpaksa Merampok
Putri Rafi
Novel
Si Kecil di Dalam Diriku
Putri Rafi
Flash
Rumah Kunci
Putri Rafi