Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
**Bagian 7: Pulang: Puing-Puing dan Permulaan**
Langkah Tommi menuju rumah terasa berat seperti menarik gerobak penuh batu. Bau darah di tangannya, meski bukan darahnya sendiri, membuatnya mual. Suara jeritan Miya, wajah ketakutan Bang Jaro, dentuman besi menghantam daging dan tulang – semua bergemuruh di kepalanya. Tapi yang paling menusuk adalah kata-kata Anton: *"Kau bisa jadi pahlawan untuk Miya, bukan pembunuh."*
Sampai di depan gubuk reyapnya, dia melihat lampu masih menyala. Suara tangis tersedu-sedu terdengar samar. Dadanya sesak. Dia membersihkan debu dan percikan darah di baju sebisanya, lalu membuka pintu pelan.
Pemandangan yang menyayat hati menyambutnya. Miya duduk di lantai, masih mengenakan jaket butut itu, tubuhnya menggigil hebat seperti daun di terpa angin. Kepalanya tertunduk di pangkuan Ibu Yuli yang juga menangis hebat, bahunya berguncang...