Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dear his future girlfriend.....
Suatu bulan di 2019...
Hari ini aku pertama kali mengenal kekasihmu. Jujur saja aku tidak suka dengan dirinya, ia selalu saja mengeluarkan petuah dan memperingati teman-teman yang lain, padahal kami tidak berbuat suatu kesalahan apapun. Ia bahkan diam saja saat yang lain tengah kebingungan. Aku yang mengamati dirinya dari jauh, hanya bisa bergumam dalam hati betapa menyebalkan dirinya itu. Terlebih saat aku tahu dirinya lebih tua dariku beberapa tahun, hanya satu doa yang ku ucapkan pada Tuhan.
"Semoga aku tidak terlibat apapun dengan dirinya."
Ya, itulah setidaknya doaku sampai akhirnya Tuhan menjawab doaku dengan menjadikan dirinya sebagai rekan kerja ku. Sungguh jawaban yang sangat membuat diriku bertanya-tanya. Mengapa Tuhan menjawab doaku dengan seperti ini?
Di awal aku menjadi rekan kerjanya, aku selalu berusaha untuk menjaga jarak, memastikan diriku tidak membuat masalah dan meyakinkan diriku bahwa aku bisa melewati ujian ini. Aku mengira ia akan langsung bisa membantuku karena kebetulan semua pekerjaan kami dapat dilakukan menggunakan komputer, namun siapa sangka ternyata ia tidak begitu mengerti menggunakan komputer. Akhirnya aku berusaha menjelaskan beberapa fungsi dan menyarankan agar dirinya belajar dari video yang ada di internet.
Semakin hari dirinya semakin mahir mengerjakan tugas kami dan akupun merasa terkejut juga kagum akan kegigihannya mempelajari hal baru. Ia bahkan lebih mahir daripada diriku. Pekerjaan kami semakin mudah dan hal yang paling mengejutkan adalah aku menjadi sangat akrab dengan dirinya. Ia bahkan mengajariku hal-hal baru tentang komputer dan hal lainnya. Semua berjalan bertolak belakang dengan dugaanku. Tidak jarang juga kami saling bertukar pendapat dan berdiskusi tentang hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan kami. Sepertinya tidak buruk juga aku mengenalnya.
Ia adalah sosok yang sangat ingin tahu tentang banyak hal. Ia bahkan tidak malu untuk mengakui ketidaktahuannya akan sesuatu dan mengejar ketertinggalannya. Ia selalu senang mempelajari hal baru dan tidak jarang juga ia mencari pengalaman baru. Oleh karena itu, jika suatu saat ia tidak lebih pintar daripada dirimu atau ia banyak bertanya padamu, jangan pernah merasa buruk atau risih akan hal itu. Ia ingin menyamakan dirinya dengan dirimu yang mungkin lebih mengetahui banyak hal dari pada dirinya. Akan lebih baik jika dirimu selalu ada dan membantunya untuk berkembang dan terus belajar.
Dear his future girlfriend...
Setiap pagi, jika aku mengunjunginya. Beberapa kali aku mendapati dirinya meminum segelas susu murni. Awalnya aku menganggap bahwa ia hanya sedang ingin meminum susu. Ia juga sangat tertarik pada olahraga hingga akupun berpikir mungkin olahraga adalah obsesi kecilnya terlebih di bidang renang.
Aku selalu berpikir dua hal itu adalah hal yang sepele namun, tanpa aku sadari aku menjadikan itu point kecil untuk aku amati. Setiap harinya diam-diam aku memeriksa apa ia minum susu di pagi ini dan apakah ia berolahraga. Sampai akhirnya aku mengetahui bahwa itu semua adalah rutinitas hariannya.
Di samping itu, ia akan menghargai jika ia dapat bekerja dan belajar penuh di pagi hari. Ia pernah bercerita tentang dirinya yang sangat nyaman melakukan kegiatan di pagi hari dan bagaimana ia kesulitan untuk fokus di sore hari dalam belajar dan melakukan kegiatannya. Tidak jarang juga ia menyempatkan diri untuk tidur siang jika ada waktu kosong, itu ia lakukan agar dapat menyegarkan fikiran di sore hari dan ia dapat melanjutkan aktivitasnya agar lebih maksimal.
Jika kau mendapati dirinya terlihat seperti anak-anak karena rutinitas paginya dan jika ia terkadang tidak dapat dihubungi di siang hari, jangan merasa buruk dan berpransangka buruk padanya. Rutinitas paginya tidak semudah itu untuk diubah. Ia memang tidak bisa dihubungi di siang hari karena bisa jadi dirinya sedang tidur atau tengah fokus melakukan pekerjaan. Percayalah, dia akan menghubungimu kembali saat ia mendapati namamu ada di daftar panggilan atau pesan di handphonenya.
Dear his future girlfriend...
Suatu saat, aku pernah merasa marah pada dirinya yang tidak membantuku mengerjakan tugas. Aku merasa begitu marah dan memutuskan untuk membalas dendam. Aku menolak membantu dirinya mengerjakan tugas walaupun aku tahu tugas itu juga menjadi tanggung jawabku. Di saat itu, ia hanya diam saja tidak mengatakan apapun dan tetap mengerjakan tugas itu sendirian.
Setelah amarahku mereda aku meminta maaf padanya atas sikapku yang kekanak-kanaka, dan ia menjelaskan bahwa ia paham diriku marah tapi ia juga merasa kesal jika aku juga diam saja. Dari situlah aku memahami, ia tidak akan menyalahkan emosi orang lain, meskipun dirinya juga merasa kesal, sebaliknya ia akan memahami apa yang membuat orang lain kesal padanya jika orang itu mengatakan langsung padanya.
Hal penting untuk kau ingat, jika kau merasa kesal padanya, katakan langsung padanya dan jelaskan hal apa darinya yang membuatmu kesal. Ia akan langsung memperbaikinya dan menjelaskan situasinya juga kepadamu tanpa menyalahkan emosi dan amarahmu.
Dear his future girlfriend....
Ia adalah sosok yang menghibur orang lain dengan candaan tanpa memaksakan seseorang untuk melupakan kesedihannya. Ia tidak akan berkata "Jangan menangis" atau "Jangan pikirkan apa kata orang lain" Sebaliknya ia akan berkata "Menangislah, jika kau ingin menangis", "Tidak apa-apa menangis", dan tidak jarang juga ia akan mengeluarkan candaannya dengan alasan "Akan lebih baik, jika setelah ini yang kau lakukan adalah tertawa karena candaan ini". Ia bahkan tidak ragu untuk membela dirimu jika ada yang berani menjelekkan dirimu.
Ia akan menjadi sosok teraman bagimu untuk menangis dan menunjukkan sisi lemahmu. Jangan paksakan ia untuk menurti ekspektasimu yang mungkin membayangkan dirinya akan menghiburmu dengan memberikan barang atau hal lain. Cara dia menghiburmu itulah yang akan menjadi alasan mengapa kau merasa nyaman berada di dekatnya saat kau sedang bersedih atau merasa buruk.
Dear his future girlfriend...
Dirinya adalah orang yang tahu bagaimana cara untuk menghargai orang lain. Ia tidak akan berbohong dalam memuji seseorang. Ia tidak merasa rendah diri jika ada seseorang yang lebih dari dirinya, ia sangat menghargai orang tersebut dan akan terang-terangan mengatakan betapa berharganya orang tersebut. Ia bahkan seringkali mengingatkan diriku bahwa aku sama berharganya dengan orang-orang hebat di luar sana.
Jika suatu saat kau merasa ragu pada dirimu sendiri dan menganggap dirimu tidak berguna, maka dia akan menjadi orang pertama yang mengulurkan tangan padamu dan mendukungmu tidak peduli apapun keadaanmu. Jangan pernah beranggapan bahwa dirinya sama dengan orang lain yang akan menjatuhkanmu, justru ia akan dengan senang hati menjadi tiang terkuatmu, karena ia sangat menghargai dirimu.
Dear his future girlfriend...
Baik dulu maupun saat ini ia masih sama, beberapa kali aku mengamati dirinya dengan teman-teman kami yang lainnya. Ia tidak mudah menangkap candaan orang lain, dengan kata lain ia memiliki selera humor yang sedikit berbeda dengan kami. Jika kami tertawa akan candaan salah satu dari kami, sebaliknya ia hanya terdiam, tidak jarang juga candaan yang ia lontarkan tidak terasa lucu sama sekali. Dari sikap itulah, ia sering kali dikatakan 'si tidak bisa diajak bercanda', 'si paling serius', 'si kaku' dan 'si paling tidak peka'.
Maka dari itu, jangan marah padanya atau menganggapnya aneh jika ia tidak ikut tertawa bersamamu atau bahkan kamu tidak dapat tertawa saat ia mengeluarkan candaannya. Jika ia memang cocok dengan humormu, maka ia akan tertawa dan tersenyum. Atau bahkan mungkin, tawa dan senyumnya hanya bisa dilihat oleh dirimu.
Dear his future girlfriend...
Ia adalah sosok dengan tipe yang akan menjahili temannya, tidak jarang ia akan menyindir dirimu atau bahkan mengejekmu dan menikmati reaksimu yang kesal terhadapnya. Ia akan semakin senang jika dirimu merasa kesal akan sikap jahilnya. Ia akan semakin menjahilimu dengan stiker-stiker chat aneh saat ia tahu kau tidak menyukai stiker itu. Ia juga akan selalu mengungkit hal memalukan yang pernah terjadi padamu untuk membuatmu kesal karena itu semua adalah bentuk afeksinya kepadamu.
Jadi, jangan langsung marah atau memakinya. Jika dirimu memang tidak nyaman dan tidak cocok dengan sikap jahilnya jelaskan padanya dan beritahu dirinya hal-hal yang membuat dirimu senang. Pada dasarnya, sikap jahilnya itulah yang menjadi cara baginya untuk tetap dekat denganmu.
Dear his future girlfriend....
Jika nantinya kamu menjadi lebih sukses darinya. Ajaklah ia untuk terus berproses bersama dan berusaha. Ia akan sangat menghargai ajakanmu dan menjadi termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebihh baik. Ia tidak pernah takut dan merasa rendah pada dirinya sendiri, ia akan merasa sangat senang jika ada ruang untuk ia bertumbuh dan berproses, terlebih jika dirimu dapat menemani di sisi nya.
Dear YOU his future girlfriend...
Ketahuilah, orang yang selama ini menemaninya dari nol bukanlah dirimu, orang yang mendampinginya berproses juga bukan dirimu. Orang itu adalah aku. Aku melihat langsung bagaimana ia berproses dan tumbuh di lingkungan sosial. Aku yang dulu membantunya mempelajari hal baru, aku yang mencarikan informasi pekerjaan saat ia merasa lelah mencari pekerjaan baru. Ia memang akan terus tumbuh dan berproses namun, kau hanya melanjutkan apa yang tadinya menjadi pemandanganku. Namun, kini ia adalah kekasimu. Temani ia berproses sebagaimana kamu berpikir bahwa dirimulah yang tengah berkembang.
Pahami satu hal, bahwa dirimu tidak akan pernah bisa melihat kilas balik cerita hidupnya. Jika kamu adalah orang yang cocok untuknya, pastikan dirimu tidak memaksakan apapun pada dirinya.
P.S: Jika kau menyia-nyiakan dirinya hanya untuk memunih ekpektasimu, maka aku siap untuk menerimanya kembali.
Dari aku, teman lamamu.