Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Damai Yang Pergi
0
Suka
255
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Setelah memberi salam, Pak Acep langsung berdiri dan melempar sejadah merahnya ke kursi rotan yang terletak tidak jauh dari tempatnya menunaikan fardu Isya. Dia tidak berzikir, apa lagi berdoa! Dia ingin cepat! Pukul delapan malam nanti siaran lansung debat terbuka pasangan calon (paslon) bupati dan calon wakil bupati segera dimulai!

“Menonton bersama warga pasti seru!” bisik hati kecil Pak Acep. Dia langsung mengganti kain sarung yang dipakainya menunaikan fardu Isya dengan celana panjang hitam. Kemudian dia mengambil kunci motornya yang tergantung di sebuah paku. Setelah itu dia perlahan-lahan mendorong motornya keluar dan melepasi pagar. Dia ingin menonton bersama di Warkop Azam! Warkop Azam adalah warung kopi terbuka yang menjadi tempat warga menonton pertandingan sepak bola bersama menggunakan proyektor. Setelah menghidupkan motornya, Pak Acep memanggil Pak Yono dan mengajaknya pergi bersama.

“Pak Yono!” panggil Pak Acep yang telah berada di atas motornya.

“Ya!” sahut Pak Yono sambil membuka pintu rumahnya.

“Mari kita ke Warkop Azam! Ndak (tidak) perlu bawak motor. Naik be (saja) motorku,” ajak Pak Acep. Dia pun membelokkan motor itu ke pintu pagar Pak Yono.

“Terima kasih Pak Acep. Kalau begitu saya naik motor Pak Acep saja malam ini. Rugi tidak ikut nonton bersama,” balas Pak Yono sambil menutup pintu pagar rumahnya.

“Ayo naik. Kita sudah terlambat,” ajak Pak Acep.

Kemudian, dua tetangga yang bersahabat baik itu meredah gerimis menuju Warkop Azam yang terletak tidak sampai seratus meter dari rumah mereka. Di warung itu, Awin sedang memasang sebuah proyektor dan layar lebar. Awin adalah ketua karang taruna desa mereka. Beberapa warga desa sudah berada di sana lebih awal. Ada di antara mereka yang sedang minum kopi dan teh, ada yang sedang makan nasi goreng dan mie rebus, ada yang hanya minum air putih, ada yang sedang bercanda, dan ada yang sedang bermain catur.

Tepat pukul delapan malam, debat terbuka itu pun dimulai dan ia berlansung dalam beberapa segmen. Pertama, paslon memaparkan visi-misi, kedua menjawab pertanyaan panelis, seterusnya menyampaikan komitmen untuk mewujudkan kabupaten yang maju, sejaht...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Bronze
Damai Yang Pergi
Marniati
Novel
Bronze
Semangkuk Soto Dari Ibu Mertua
Ninik Irmawati
Novel
Jejak Semesta Kairo
Mare Jun
Cerpen
Bronze
Kenapa Mang Enjang Tak Suka Khutbah Bertema Politik
Habel Rajavani
Novel
Uttara
corry atur
Novel
Prince of Hell
Gigi Kelinci
Novel
PINJAM DULU SERATUS
Euis Shakilaraya
Skrip Film
Orang Baik
Christian Rumbo
Cerpen
Bronze
Lyra Dunia Penuh Warna
Kemal Ahmed
Novel
BTARI (Ambang Batas)
Tika Lestari
Flash
Pacar Bohongan
Luca Scofish
Novel
Orang Orang Di Atas Angin
Yovinus
Novel
Bronze
Zahra Story
Dingu
Skrip Film
Warisan Keluarga
Viandra Tori
Cerpen
Bronze
Jagal
Esti Kurnia
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Damai Yang Pergi
Marniati
Cerpen
Bronze
Elang yang Terbang
Marniati