Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Damai Yang Pergi
0
Suka
9,320
Dibaca

Setelah memberi salam, Pak Acep langsung berdiri dan melempar sejadah merahnya ke kursi rotan yang terletak tidak jauh dari tempatnya menunaikan fardu Isya. Dia tidak berzikir, apa lagi berdoa! Dia ingin cepat! Pukul delapan malam nanti siaran lansung debat terbuka pasangan calon (paslon) bupati dan calon wakil bupati segera dimulai!

“Menonton bersama warga pasti seru!” bisik hati kecil Pak Acep. Dia langsung mengganti kain sarung yang dipakainya menunaikan fardu Isya dengan celana panjang hitam. Kemudian dia mengambil kunci motornya yang tergantung di sebuah paku. Setelah itu dia perlahan-lahan mendorong motornya keluar dan melepasi pagar. Dia ingin menonton bersama di Warkop Azam! Warkop Azam adalah warung kopi terbuka yang menjadi tempat warga menonton pertandingan sepak bola bersama menggunakan proyektor. Setelah menghidupkan motornya, Pak Acep memanggil Pak Yono dan mengajaknya pergi bersama.

“Pak Yono!” panggil Pak Acep yang telah berada di atas motornya.

“Ya!” sahut Pak Yono sambil membuka pintu rumahnya.

“Mari kita ke Warkop Azam! Ndak (tidak) perlu bawak motor. Naik be (saja) motorku,” ajak Pak Acep. Dia pun membelokkan motor itu ke pintu pagar Pak Yono.

“Terima kasih Pak Acep. Kalau begitu saya naik motor Pak Acep saja malam ini. Rugi tidak ikut nonton bersama,” balas Pak Yono sambil menutup pintu pagar rumahnya.

“Ayo naik. Kita sudah terlambat,” ajak Pak Acep.

Kemudian, dua tetangga yang bersahabat baik itu meredah gerimis menuju Warkop Azam yang terletak tidak sampai seratus meter dari rumah mereka. Di warung itu, Awin sedang memasang sebuah proyektor dan layar lebar. Awin adalah ketua karang taruna desa mereka. Beberapa warga desa sudah berada di sana lebih awal. Ada di antara mereka yang sedang minum kopi dan teh, ada yang sedang makan nasi goreng dan mie rebus, ada yang hanya minum air putih, ada yang sedang bercanda, dan ada yang sedang bermain catur.

Tepat pukul delapan malam, debat terbuka itu pun dimulai dan ia berlansung dalam beberapa segmen. Pertama, paslon memaparkan visi-misi, kedua menjawab pertanyaan panelis, seterusnya menyampaikan komitmen untuk mewujudkan kabupaten yang maju, sejaht...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Stigma
Nita Simamora
Novel
Cara Hujan Menutup Luka
Agura Senja
Novel
Gold
KKPK The Naughty Girl
Mizan Publishing
Novel
Miracle Spring
Pamella Paramitha
Skrip Film
LANGIT BIRU
Herman Trisuhandi
Skrip Film
Script Film : Mendadak Drakor
indra wibawa
Flash
Bronze
Pelangi Cinta
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Damai Yang Pergi
Marniati
Novel
I'm not an ordinary Oiran
mikaji Al daufan
Novel
Guruku Yang Hilang Dalam Pandemi
ajitio puspo utomo
Novel
Sincerite
Thata Adi
Flash
Keluhan Sena
Nisa
Novel
Wanita dalam Pasung
Rina Anggraeni Safia
Novel
Bronze
Di Balik Satir Cinta
Imajinasiku
Novel
Surat untuk Hujan
Tia Fathia Insani
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Damai Yang Pergi
Marniati
Cerpen
Bronze
Elang yang Terbang
Marniati