Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CREATIO EX NIHILO
Hening. Itu adalah satu-satunya hal yang ada—sebuah hening yang bukan sekadar ketiadaan suara, tetapi ketiadaan segalanya. Kekosongan mutlak, lebih gelap daripada kegelapan, lebih sunyi daripada kematian.
Namun, dalam ketiadaan itu, ada rasa gelisah. Tidak ada wujud yang bisa merasakannya, tidak ada pikiran untuk memahaminya, tetapi gelisah itu nyata, seperti desau angin yang belum ada.
Lalu, sesuatu muncul: sebuah suara.
Lembut, seperti bisikan yang hampir tidak terdengar, tetapi cukup kuat untuk mengoyak kehampaan.
"Aku ada."
Kata-kata itu bergetar, menciptakan riak di tengah kekosongan. Riak itu membentang, membelah kehampaan menjadi pecahan-pecahan tak kasatmata. Dengan kata-kata itu, sesuatu mulai lahir, meski belum berbentuk.
Di suatu tempat dalam kehampaan itu, seberkas cahaya kecil muncul—warna yang tidak pernah ada sebelumnya, sesuatu yang menantang logika atau penglihatan. Cahaya itu berkedip, seperti mencoba memahami dirinya sendiri, lalu berbicara.
"Apa ini?"
Jawaban datang dari segala arah, tetapi juga dari dalam dirinya.
"Ini adalah awal."
Cahaya itu berputar, bergetar, dan tiba-tiba terbelah menjadi dua. Sekarang ada dua cahaya, berdenyut seperti hati, saling berhadapan di tengah kehampaan yang tetap menekan.
"Apakah kita nyata?" tanya salah satu. Suaranya serupa dengan bunyi yang muncul ketika udara pertama kali tersentuh.
"Jika kita bertanya, kita nyata," jawab yang lain, suaranya lebih berat, seperti bumi yang tidak pernah ada sebelumnya.
Keduanya mengamati kehampaan yang membentang tanpa batas. Seolah memahami tugas yang belum disadari, salah satu cahaya mulai menggambar sesuatu di udara kosong, menggunakan kilauan tubuh...