Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dinding-dinding apartemen Arka bukan sekadar pembatas ruang; mereka adalah benteng, perisai baja yang melindunginya dari dunia di luar sana. Dari hiruk pikuk kota, dari tatapan menghakimi, dari suara-suara bising yang selalu terasa seperti gerombolan lebah raksasa yang siap menyengat.
Di balik jendela kedap suara yang menghadap ke langit Jakarta yang selalu muram, Arka, seorang penerjemah lepas berusia akhir dua puluhan, menjalankan kehidupannya yang terencana dengan sangat teliti.
Setiap pagi, dia otomatis bangun saat matahari baru terbit, bukan karena Arka menyukai suasana pagi, melainkan karena jam biologisnya telah terbiasa dengan jadwal pekerjaan online.
Dia kemudian segera membuat secangkir kopi hitam pekat, lalu menatap kosong ke layar laptop yang menampilkan dokumen-dokumen asing yang harus diterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dengan keakuratan tinggi. Kata-kata adalah teman terbaiknya. Mereka diam, tidak menghakimi, dan bisa ia kendalikan sepenuhnya. Berbeda dengan manusia.
Pengiriman makanan, bahan kebutuhan pokok, bahkan buku-buku referensi, semua ia lakukan secara daring. Kurir adalah satu-satunya manusia yang berani menembus bentengnya, dan interaksi pun berlangsung singkat, hanya beberapa detik saat pintu terbuka dan barang berpindah tangan.
Dia akan menunduk, menghindari kontak mata, jantungnya berdebar kencang setiap kali mendengar ketukan, seolah-olah ketukan pintu itu adalah genderang perang yang mengumumkan invasi dunia luar. Fobia sosialnya begitu parah, begitu melumpuhkan, sehingga gagasan tentang obrolan ringan di depan umum saja bisa memicu serangan panik yang membuatnya sesak napas.
Kesepian adalah teman setia yang ...