Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Cinta Tanpa Menatap
1
Suka
2,399
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

#Cinta_Tanpa_Menatap

#CERPEN.

💙

"Huuuuuf!" Anya, seorang gadis cantik berusia 21 tahun tengah menarik napas panjang, seraya mendudukan tubuh langsingnya di sebuah kursi taman yang tak jauh dari rumah miliknya.

Wajahnya terlihat memerah, dadanya berdebar luar biasa, jantungnya berdetak tak seirama, rasa gemetar tengah menyergap tubuhnya. Bagaimana tidak, hari ini Anya akan bertemù dengan seseorang yang sudah 1 tahun ini mengisi kekosongan hatinya, menyentuh batinya dan menghiasi hari-harinya dengan penuh canda tawa dan air mata, namun bodohnya, cinta yang bersemayam di dalam hati dan perasaanya itu, bukanlah cinta biasa, tapi cinta aneh terhadap seseorang yang belum pernah dia lihat wajahnya sama sekali, tak tau keberadaan aslinya dimana, hanya melihat sebatas foto yang belum bisa di pastikan kebenaranya, yang pasti Anya tengah jatuh cinta sedemikian hebat terhadap seseorang, hanya melalui chating tanpa mendengar suara. (Aneh memang).

Cinta Anya terhadap seseorang yang bernama Dafi, membuatnya sedikit di pandang aneh oleh semua sahabat terdekatnya, bagaimana tidak, Anya terkadang menangis tanpa sebab, tak tau apa masalah yang tengah di hadapinya, Ànya bahkan di anggap sedikit gila karena kadang dia juga terlihat tertawa riang.

Semua sahabatnya mulai menjaga jarak, bahkan mereka berkali-kali mengingatkan Anya, bahwa cintanya itu tak nyata, Anya belum tau siapa lelaki yang sangat di cintainya tersebut.

"Aku heran, bagaimana kamu bisa sangat-sangat mencintai Dafi, sementara tak sekali pun kamu menatapnya." tegas Dewi salah satu sahabatnya.

"Entahlah, yang pasti aku merasakan bahagia tiap kali dia menghubungiku, Dafi memang jauh dan aku belum melihatnya, tapi setiap hari dia selalu mengingatkan agama kepadaku, selalu menyuruhku menghadap Allah tepat waktu, dan yang sangat aku heran, Dafi paham diriku, lebih dari kalian yang kini ada di sampingku, karena lewat chat saja, Dafi tau aku sedang berduka, dia paham saat aku sedang kecewa dan terluka." jelas Anya yang membuat Dewi menganga.

"Oke, dia bisa paham kamu tanpa menatap, tapi apa kamu yakin, dia itu ada, bagaimana jika namanya bukan Dafi, bagaimana jika ternyata dia itu wanita, atau pria tua yang sudah memiliki istri?" tanya Dewi lagi.

Anya terdiam, dia hanya mampu menunduk sejenak, air mata mulai membasahi wajah, rasa takut itu mulai merasuk dalam hati kecilnya.

"Bagaimana, jika apa yang Dewi katakan benar adanya." Rasa ragu itu mulai ada. "Ah, tidak-tidak, dia sudah mengirim foto kepadaku berkali-kali." Batin Anya lagi.

Namun tak bisa di pungkiri, apa yang di ucapkan Dewi mulai mengacau batinnya.

"Kenapa dia tidak menemuimu? Kalian sudah saling mencintai selama 8 bulan lebih?" Dewi kembali bertanya.

Anya tersenyum sendu. "Dia sakit, dan sekarang tengah di rawat, bukan main-main, Dafi menderita Autoimun sudah hampir 5 bulan ini, dia tak bisa menemuiku, karena tengah sakit parah, itu kenapa, kadang aku menangis tak jelas, sebab dari chat saja aku merasakan penderitaanya." Jelas Anya dengan mata berkaca-kaca.

"Hahahaha, kamu ini polos atau lugu sih? Bagaimana jika dia hanya alasan saja dan dia nyatanya tak sakit parah seperti apa yang dia katakan padamu, sia-sia airmatamu itu." Dewi menasehati lagi.

"Terserah kamu mau bilang apa, ini hidupku ini hatiku, diamlah, jangan katakan apa pun lagi, selama tak merugikanku, semua akan ku jalani, jadi berhentilah ceramah!" amarah Anya yang sangat luar biasa.

Namun ucapan Dewi itu mulai meracuni hatinya, ragu mulai mengobrak abrik perasaanya.

_____

"Kamu siapa? Dan kenapa kamu tidak menemuiku? Apa kamu sedang bermain-main dengan perasaanku?" Anya mengirim pesan untuk Dafi.

Kekasih onlinenya itu hanya mengirim emoticon senyum.

Hal itu memancing amarah Anya, gadis itu mulai marah-marah lewat chatnya, semua kata-kata kasar Anya keluarkan, Anya mengetik lalu mengirim kata-kata yang, Dewi ucapkan beberapa waktu lalu kepada Dafi.

"Pergi jika memang kamu ingin pergi, jauhi aku jika kamu mulai ragu, jika aku ingin berbuat jahat, kejahatan apa yang kulakukan padamu? Apa aku memerasmu, atau aku menyebarkan fotomu dengan hal-hal aneh, apa aku melakukan hal yang merugikanmu?" Dafi tentu saja kesal dan kecewa ketika, Anya meragukan siapa dirinya.

Sejak hari itu, Anya tak bisa lagi menghubungi Dafi, kekasih onlinenya itu menutup semua akses komunikasi, selama 3 bulan lamanya, hingga rasa bersalah menyergap batin Anya.

Setiap malam Anya mengirim pesan, permintaan maaf kepada Dafi, selama 3 bulan, tanpa adanya balasan, tapi Anya terus melakukan.

Hingga malam itu, Anya mulai tak tahan lagi, dengan gejolak batinya saat ini.

"Dafi, jika kamu mencintaiku datanglah dan temui aku! Jika kamu nyata buktikan padaku, aku tunggu hadirmu 2 hari lagi, jika kamu tak datang, maka aku akan membunuh diriku sendiri, karena aku tak sanggup dengan semua ini!!" Ancam Anya, gadis itu memberi alamat lengkap dimana Dafi dapat menemui dirinya.

Tak disangka, 7 jam kemudian Anya mendapat balasan "IYA" dan hanya kata itu yang Dafi tulis selama 3 bulan tak menyapa Anya.

________

Dan kini Anya benar-benar menunggu kedatangan Dafi, dan hari ini hari dimana dia meminta Dafi untuk menemuinya di sebuah taman yang tak jauh dari rumah miliknya.

Balasan IYA yang Dafi kirim, membuat Anya yakin orang yang telah di ragukan sahabat-sahabatnya itu akan datang harì ini.

1 jam sudah berlalu, tak ada tanda-tanda bahwa Dafi akan datang, namun Anya tetap sabar menunggu hingga akhirnya sudah 2 jam lebih gadis itu berada di sana.

Anya merasakan dadanya sesak, tubuhnya panas, matanya memerah air matanya keluar tanpa sadar, hatinya sakit luar biasa, bahkan berkali-kali Anya meremas-remas tangannya sendiri, dan memegang dadanya yang terasa begitu sesak.

"DAFI__!" Pekiknya tapi hanya di dalam hati. "Kamu benar-benar membunuhku pelan-pelan, kamu merenggut duniaku, hingga semua kini menjauhiku, dan ternyata kamu sebenarnya tidak ada, kamu itu tak nyata!" tangisnya lirih.

Gadis itu mengangkat tubuhnya pelan, yang kakinya mulai terasa berat, Anya membalik tubuh langsingnya.

DAN

Seorang laki berwajah tampan, berkulit putih, kini sedang tersenyum manis di hadapannya. Tampan dia benar-benar tampan, tapi dia hanya mampu duduk di kursi roda, dengan berat badan yang tak sesuai dengan tinggi tubuhnya.

"Anya." sapanya lirih dengan senyum begitu menawan.

"Kamu!" Anya justru memundurkan langkah kakinya.

"Kenapa kamu menjauh, apa kamu jijik melihatku?" Tanya Dafi seraya tersenyum sendu.

"Bu_bukan itu, kamu benar-benar laki-laki yang ada di foto itu, kamu lebih tampan, ternyata." Anya mulai mendekat.

Anya dan Dafi kini saling menatap, wajah yang satu tahun ini sangat ingin di lihatnya.

"Apa aku membohongimu?" Dafi tersenyum 

Anya hanya mampu menggelengkan kepalanya. "Maafkan aku!" pinta gadis itu lirih.

"Ini alasanku tidak menemuimu." Dafi membuka penutup yang menutupi kedua kakinya. "Aku lumpuh, lihatlah ruam itu, terlihat begitu menjijikan, kulitku mengeras, aku tidak bisa apa-apa. Lalu apa kamu tidak mual melihat kondisiku?" 

Anya kembali tertunduk. "Aku tidak akan jijik, dan aku tidak akan mual!" Ucapnya tapi Anya tidak mendekati Dafi.

"Dengan kondisiku seperti ini, apa kamu masih mencintaiku? Apa kamu masih ingin menikah deganku?" tanya Dafi tanpa ragu.

Anya menggangguk.

"Tidak akan terjadi Anya, aku tidak mungkin menyiksa anak gadis orang dengan menjadikan dia istriku. Aku tidak mungkin membuat wanita yang aku cintai menderita karenaku, kamu akan menangis setiap hari melihat kondisiku, jadi aku tak akan pernah menikahimu."

"Haaah__!" Anya terdiam hanya air mata membasahi wajah cantiknya.

"Dengarlah, jika kita berjodoh, Allah akan mempertemukan aku dan kamu suatu saat nanti, tunggu aku 1 tahun, aku akan datang padamu dengan kondisi baik-baik saja, tapi jika dalam 1 tahun aku tak datang, carilah orang lain karena aku pasti sudah berada di surga. Terima kasih telah mencintaiku, dan tugasku sudah selesai hanya untuk membuktikan bahwa aku ini nyata, bukan halu dan penipu seperti ragumu itu.

Setelah itu Dafi pergi dari hadapan Anya dengan meninggalkan senyum tak biasa.

Anya sedih itu pasti, karena dia menyesali keraguanya, tapi tak di pungkiri dia juga bahagia, karena selama ini dia benar-benar mencintai manusia, bukan penipu yang di ragukan sahabat-sahabatnya.

"Terima kasih telah menemuiku! Maafkan jika aku pernah meragukanmu! Ku tunggu kamu 1 tahun lagi, di sini dan di tempat ini temui aku kembali.

Dafi menoleh lalu mengangguk, lelaki tampan itu mengiyakan permintaan kekasihnya.

Keduanya pun berpisah, dengan harapan yang lebih nyata.

JODOH PASTI BERTEMU

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Semangat diriku sendiri 💙
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Cinta Tanpa Menatap
Shanty Fadillah
Novel
Bronze
Di Aamiin Yang Sama
BossyTika
Novel
Satu Bulan Saja
Naily Infiroha
Cerpen
KERETA LEWAT
Azalia Lenka
Cerpen
Bronze
Wait for Us
FinNabh
Novel
Refind Love
Nabila Sholehah Ekaria
Novel
Bronze
KASTURI DALAM SANGKAR
KUMARA
Novel
Backstreet
Maria Merianti Boru Malau
Novel
Sabila
Shela Irayanti
Skrip Film
Ohanara
Syeihan Gus Sajad
Novel
Remember
Rhy_ana
Novel
Saturn Return
Aprillia Ramadhina
Novel
Aku Terlahir Istimewa
Dela
Novel
Terlahir Sebagai Pengecut
Weni trisanti
Flash
Cerita Kita Hari Ini
Evi Ratnasari
Rekomendasi
Cerpen
Cinta Tanpa Menatap
Shanty Fadillah