Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Senja disore ini begitu indah, memanjakan setiap mata yang menikmati keindahan sang pencipta . Rasanya tak ingin beranjak dari keindahan ini , yang akan tergantikan oleh malam yang sunyi. Arka masih duduk di atas balkon rumahnya menikmati sisa sisa senja yang hampir padam . Pikirannya terus berkecamuk antara merelakan atau tidak , semua terasa begitu berat. Orang yang dia sayangi besok akan menikah, sedangkan dia bukanlah siapa siapa . "Aah sudahlah, kita hanya sahabat " gumam Arka sambil menyalakan satu batang rokok sampurna mild yang ada ditangannya. "Huuhhh" Arka mulai membuang asap dari mulutnya , seakan membuat Arka menjadi jauh lebih tenang .
Kediaman Rumah Dinda
"Dinn, gimana deg deg an ga tuh ?" Tanya Lisa sambil mencubit pipi Dinda. " Ihh jangan pegang-pegang dong nanti make up ku rusak tau " sewot Dinda. "Dasar , rusak sekalian baru tau rasa " kata Lisa sambil pura pura mau mengacak acak make up Dinda. Dan kemudian kedua sahabat itu tertawa terbahak bahak. Persahabatan mereka memang sudah sangatlah lama,oleh karna itu mereka bukan lagi seperti teman melainkan seperti saudara perempuan sendiri. Kemudian Lisa meninggalkan Dinda sendiri dikamar , karna Lisa harus mengecek persiapan untuk acara lamaran malam ini . Ya Dinda memang mempercayakan acara pernikahannya diurus oleh Lisa sahabatnya . Dinda menatap dirinya di cermin sambil sesekali merapihkan riasan di wajah dan aksesoris dirambutnya. "Cantik" ucap Dinda sambil nyengir.
Suasana rumah Dinda sudah mulai tampak ramai , tamu tamu undangan sudah mulai berdatangan dari pihak keluarga dinda , teman teman Dinda dan juga keluarga Yanuar calon suami Dinda telah tampak hadir . Laki laki berbadan tegap dan berkulit sawo matang dibalut pakaian kemeja batik warna hitam membuat semakin tampan. Dinda sangat beruntung mendapat laki laki seperti Yanuar , keluarga Yanuar yang begitu baik kepada Dinda, dan juga menyayangi Dinda seperti anaknya sendiri , membuat Dinda semakin nyaman masuk ke dalam keluarga Yanuar.
Acara seserahan dan malam Midodareni berlangsung dengan baik . Walaupun Dinda tidak dapat bertemu dengan Yanuar padahal sudah berdandan cantik hehe. Karna dalam acara Midodareni biasanya calon pengantin wanita tidak boleh keluar kamar saat acara berlangsung hingga acara selesai. Kalau orang Jawa bilang biar besok saat melangsungkan acara pernikahan jadi manglingi. Hanya keluarga dari pihak calon pengantin pria yang menemui Dinda dikamarnya. Setelah acara usai, Yanuar dan keluarga pamitan untuk pulang. Yanuar juga harus menyiapkan untuk pernikahan nya besok pagi . "Aku balik dulu ya sayang." Ucap Yanuar dia WhatsApp , sedari tadi Dinda dan Yanuar hanya mengobrol lewat WhatsApp . "Iya sayang, terimakasih sudah datang yah😘" jawab Dinda . "Sama-sama cantik, besok kita akan bertemu dan akan menjadi satu dalam pernikahan . Kamu mikiku selamanya. Sekarang kamu istirahat untuk besok ya , bye " balas Yanuar lagi. Dan Dinda hanya tersenyum membaca isi pesan dari Yanuar tersebut, dan kemudiab meletakkan ponselnya diatas tempat tidur . "Rasanya lelah sekali" ucap Dinda sambil menyandarkan tubuhnya diatas bantal . Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu , "Din.. " panggil suara diluar itu . Dinda kemudian membuka pintu kamarnya , ternyata Arka dan Lisa berdiri didepan pintu kamar Dinda . "Hei ,." Sapa Dinda kepada Arka. " Hei " jawab Arka. Suasana tiba tiba menjadi kikuk , untung ada Lisa yang memecahkan keheningan " Din, ganti gih sana . Arka mau ngobrol nih , keluar yuk di depan rumah " kata Lisa . Arka yang memang kikuk jadi semakin kikuk karna Lisa mengatakan hal itu kepada Dinda . Dinda menatap mata Arka , seolah mencari jawaban apa benar yang dikatakan Lisa barusan . Arka seperti mengerti apa maksud Dinda dan segera mengangguk . "Okey kalian tunggu diluar ,tuan putri mau ganti baju dulu " celoteh Dinda sambil tertawa dan menutup pintu kamarnya . "Dasar wanita aneh,mau maunya Yanuar nikahin dia " ucap Lisa dengan bibir di monyong monyongkan, membuat Arka tertawa terbahak bahak . Setidaknya mengurangi rasa kesedihan nya mengingat sahabat yang dia cintai besok akan menikah dengan orang lain.
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam , sedangkan Dinda dan Arka masih hanyut dalam pembicaraan. Entah apa yang mereka bicarakan terlihat seperti serius sekali . Silvi yang sedari tadi ingin menguping pembicaraan mereka, dihalangi oleh Lisa. "Heh Sil kita itu disini untuk menghias mobil pengantin,bukan nya malah nguping" ucap Lisa memarahi Silvi . "Apaan sih , aku penasaran Lis . Mereka itu sebenarnya saling suka kan? Kenapa mereka ga menikah saja ,kenapa Dinda harus memilih Yanuar ?" Jawab silvi kepada Lisa . "Ntahlah aku juga bingung , mungkin karna gengsi mereka yang terlalu besar untuk mengakui kalau mereka sebenarnya saling mencintai atau mereka tidak ingin merusak persahabatan mereka sendiri. Cuma mereka yang tau jawabannya sil , kita beroda saja yang terbaik untuk semuanya." Ucap Lisa sambil melanjutkan menghias mobil. Sementara itu Dinda dan Arka tampak saling diam memandang langit . "Din.." ucap Raka mencoba membuka obrolan lagi. "Iya ka , kalau kamu cuma ngajak berdebat lagi, mending aku masuk ka" jawab Dinda sambil menatap mata Arka. Mata yang selalu ingin Dinda lihat setiap hari, mata yang selalu membuat hari hari Dinda penuh warna ,tapi mungkin hanya malam ini saja Dinda dapat menikmati tatapan mata Arka , karna besok Dinda sudah menjadi milik Yanuar . "Aku minta maaf Din, semua salahku. Aku ga ingin kita berdebat lagi ." Ucap Arka lembut . "Tak seharusnya aku seperti ini, seharusnya aku lebih berani buat ambil keputusan." Ucap Arka lagi sambil menunduk . Dulu sebelum Dinda memutuskan untuk menerima Yanuar , Dinda pernah menanyakan pendapat kepada Arka . Dinda berharap Arka akan mencegahnya dan akan mengungkapkan rasa cintanya pada Dinda , tapi ternyata Arka tidak melakukan itu, Arka malah mengijinkan Dinda untuk memilih Yanuar. Dan saat itu pun Yanuar juga pamit untuk ke Surabaya karena dipindah tugaskan dari kantor dimana dia bekerja. Hati Dinda merasa bergemuruh ,ada rasa kecewa dan sedih bercampur aduk dihatinya. Dipikiran Dinda saat itu adalah bahwa perhatian yang selama ini Arka beri memang tulus hanyalah sebatas sahabat tanpa rasa lebih dari itu. Akhirnya setelah kejadian itu ,Dinda mulai perlahan lahan membuka hatinya untuk Yanuar dan mau menerima lamaran dari Yanuar . "Sudahlah ka.. andai saja dulu kamu mau lebih gentle atas perasaanmu sendiri, kamu tidak akan pernah menyesal seperti ini. Besok aku sudah menjadi milik Yanuar, kamu terlambat ka untuk mengakui itu semua" ucapku lirih. "Tapi aku bahagia ka, karena aku tau perasaan mu sama denganku, meskipun waktunya tidak tepat. Tapi setidaknya aku tidak lagi menyalahkan cinta . Karna ternyata cinta itu tak pernah salah , hanya keadaan yang terkadang salah tempat dan waktu." Ucapku lagi sambil menggenggam tangan Arka . Arka hanya terdiam seolah tidak ingin melepaskan genggaman tangan ini . "aku sayang kamu ka" tak terasa air mata Dinda menetes membasahi pipi , dan tatapan mata Arka semakin hanyut melihat wanita cantik yang sebenernya sangat dia cintai menangis karena kesalahannya. Arka menyeka air mata dinda dengan lembut , "jangan menangis Din.. aku mencintaimu" ucap Arka , kali ini Arka memeluk Dinda erat seakan tidak mau menyudahi malam ini,Dinda pun demikian . Terlintas dalam pikiran Dinda untuk membatalkan pernikahan nya dengan Yanuar, tapi itu tidak mungkin, karena acara digelar besok, bagaimana perasaan Yanuar kalau tiba tiba dibatalkan begitu saja , dan juga bagaimana malunya keluarga Dinda dan juga keluarga Yanuar jika Dinda membatalkan pernikahan nya malam ini. Oh Tuhan semua campur aduk dipikiran Dinda . Tapi Dinda menepis semua itu dia harus melanjutkan pernikahan nya dengan Yanuar. Dinda melepaskan pelukan Arka dari tubuhnya. "ka, sebaiknya kita sudahi perasaan kita sekarang. Aku ga bisa seperti ini, besok aku akan menikah." Ucap Dinda tegas . Mata Arka memandangi Dinda dengan wajah yang memelas seakan tak ingin pisah dari Dinda. "aku ga bisa seperti ini terus ka, aku bingung , kenapa kamu baru jujur disaat aku sudah mau menikah , aku benci kamu kaa, benci ." Ucap Dinda sambil memukul mukul dada Arka , tetesan air mata nya pun mulai perlahan jatuh kembali.
Malam telah berlalu dan digantikan pagi yang cerah , tampak keluarga Dinda sibuk berdandan dan orang WO pun sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan Dinda pagi ini . Sementara Dinda masih terpaku di depan cermin sambil memandangi diri sendiri , begitu cantik nya Dinda dengan balutan busana adat Jawa ,membuat Dinda semakin terlihat cantik dan elegan. Tiba-tiba Dinda melepas kalung yang ada dilehernya ,kalung pemberian Yanuar semalam , dan kemudian menggantinya dengan kalung yang ada di laci meja rias Dinda . Dinda menatap kalung itu di cermin dan tersenyum , "terimakasih"ucap Dinda dalam hati.
Acara akad nikah Dinda dan Yanuar berjalan lancar dan juga khidmat . Hari ini Dinda telah sah menjadi istri Yanuar . Raut wajah bahagia nampak pada kedua mempelai dan juga orang orang yang menyaksikannya . Ada raut haru tampak terselip di wajah Dinda , saat melihat sosok pria di ujung sana yang sedang melihat Dinda dan Yanuar telah sah menjadi pasangan suami istri. Arka melambaikan tangannya dan tersenyum kepada Dinda. Dan kemudian dibalas oleh Dinda . "Sedih ??" Tanya Lisa yang duduk disamping Arka . "Pasti" jawab Arka singkat. "Andai saat itu aku tak gengsi untuk mengakui kalau aku mencintai Dinda ,pasti aku yang akan duduk disitu bukan Yanuar." Ucap Arka lagi sambil tertawa kecil menutupi kesedihannya . "Tak perlu disesali, semua sudah terjadi. Doakan saja semoga ini pilihan yang terbaik untuk Dinda . Semangat Arka" jawab Lisa sambil nyengir didepan Arka dengan mengepalkan tangan penuh semangat. Mereka berudua pun tertawa . Suasana telah mencair , Arka ikut menikmati pesta yang digelar dari siang sampai malam dan bergabung dengan teman temannya .
Dinda merasa tampak lelah , dan masuk kedalam rumah . Yanuar yang sedang sibuk menemani tamu tamu pentingnya menyuruh Lisa untuk mengantarkan Dinda masuk kedalam. Dinda duduk di ruang tengah sambil menikmati cemilan dan teh hangatnya. "Cape ?" Tanya Lisa sembari mencomot cemilan di toples. "Ya begitulah " jawab Dinda sambil menyandarkan badannya ke sofa. "Bahagia??" Tanya Lisa singkat sambil melirik ke arah Dinda . Dinda hanya melirik balik , " lepasin gih aksesoris dirambutku" ucap Dinda menyuruh Lisa . "Nge les ah" kata Lisa sewot . " Udah sini aku lepasin , dasar tukang nge les " gerutu Lisa lagi sambil mulai melepas aksesoris di rambut Dinda. Dinda hanya tertawa melihat tingkah Lisa. "Kalungnya lucu , dari Yanuar ?" Selidik Lisa sambil melotot ke arah Dinda . "Apaan sih , mata mu itu udah mau copot aja" ucap Dinda ketawa. "Jawab , ga usah nge les lagi deh. Sebel tau ga " kata Lisa manyun. Dinda cuma ketawa melihat tingkah laku sahabatnya itu. "Dari Arka " ucap Dinda , "semalam dia ngasih ini" ucap Dinda lagi. "Pantas aja liontinnya pinguin, soalnya cuma dia yang manggil kamu pinguin." Jawab Lisa sambil terkekeh . "Din.. Arka nitipin ini buat kamu" ucap Lisa sambil menyodorkan sepucuk surat. " Tadi sebelum pergi, dia nitipin ini ke aku. Dia ga ingin merusak momen kebahagiaan kamu , oleh sebab itu dia ga ngomong langsung sama kamu. " Ucap Lisa lagi. Dinda mengambil surat itu dari tangan Lisa , dan memulai membukanya . Kata demi kata mulai Dinda baca satu persatu . Dinda tampak serius membaca dari awal sampai akhir . Terdiam sejenak lalu melipat surat itu kembali . Dinda membaringkan tubuhnya ke atas sofa yang empuk. Matanya terpejam seolah ingin melepaskan semua rasa penat yang sedang Dinda rasakan. Lisa hanya memandangi sahabatnya itu tanpa mau mengganggunya . "Lis , apa cinta salah ??" Ucap Dinda pelan.
"Dear Dinda.. sori aku cuma bisa nulis surat ini buatmu. Aku terlalu takut jika harus bertatap langsung denganmu, karna pasti Aku semakin susah untuk melepakanmu. Oh ya Din , selamat ya atas pernikahan mu dengan Yanuar . Aku ikhlas yg penting kamu bahagia. Tapi aku pamit ya Din, aku akan pergi dari kehidupan mu. Jaga diri baik2 , ngga boleh cengeng , semangat yah. Aku pergi bukan berarti melupakan mu, kamu tetap ada di hati aku . Aku juga tidak menyalahkan cinta yg hadir ditengah tengah kita. Aku berharap suatu saat nnti takdir mempertemukan kita kembali dititik yang terbaik. Thankyou Dinda , aku menyayangimu. ~Arka~ ".