Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cinta Bukan Dosa
Di tengah keramaian Surabaya yang tak pernah tidur, Dini melangkah anggun di atas panggung catwalk. Lampu sorot berpendar di sekitarnya, menciptakan aura magis yang membuatnya terlihat seperti bintang. Suara tepuk tangan menggemuruh, mengiringi setiap langkahnya. Di balik lensa kamera, Arya, fotografer pribadi Dini, memperhatikan dengan penuh kekaguman.
Dini menghampiri Arya setelah pertunjukan selesai dengan senyuman manis di wajahnya.
"Arya, kamu tidak memberi tahu aku betapa menawannya aku malam ini," ucap Dini sambil menyentuh bahunya dengan lembut.
Arya tersenyum canggung sambil menurunkan kameranya.
"Kau selalu menawan, Dini. Itu sudah pasti. Tapi malam ini, kau seperti bintang yang baru saja terbang dari langit."
Dini tertawa pelan, rambutnya bergoyang lembut. "Sekali lagi, terima kasih. Tanpa fotomu, aku tak akan terlihat seindah ini."
Arya terlihat melankolis sesaat, sebelum menjawab, "Aku hanya melakukan pekerjaan ku. Tapi... setiap kali aku melihatmu, hatiku selalu bergetar."
Dini menahan napasnya, sedikit terkejut. Dia tahu bahwa Arya memiliki perasaan padanya, tetapi ia selalu berusaha mengabaikan sinyal itu, takut mengubah dinamika di antara mereka.
"Arya," Dini memulai, "aku... kita kan teman? Dan hubungan kita baik-baik saja seperti ini...