Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Religi
Bronze
Cerpen Spesial Jumat: Yasin untuk Sang Mantan
1
Suka
8,361
Dibaca

"Yaasiin .... Wal qur-aanil hakim .... Innaka laminal mursaliin ..."

Suara itu lagi-lagi terdengar dari ujung lorong rumah sakit. Selepas Isya, selama Ramadan, beberapa orang suster sering melihat seorang laki-laki berjaket bomber membacakan ayat suci Al-qur'an. Ingin rasanya kedua kaki melangkah menghampirinya. Ingin rasanya kedua mata ini mengetahui siapa gerangan si pengalun ayat suci Al-qur'an itu. Jika diberi kesempatan, ingin pula rasanya mulut ini melontarkan ucapan terima kasih.

"Papa? Mau ke mana?" Aryo Suryaatmaja merasa tangannya ditarik oleh seseorang. Begitu dia melirik sikutnya, genggaman tangan anak semata wayangnya yang kemarin baru lulus SD sudah melingkar.

"Papa dengar suara itu lagi." Aryo memandang istrinya yang sudah tak sadarkan diri di atas ranjang. Dari ujung kepala sampai ujung kaki sang istri menempel berbagai alat medis. Sudah dua minggu lamanya, wanita berkepala botak itu dirawat di ruang steril khusus karena penyakit kanker payudara stadium empat. Selama itu pula, sekali-sekali, Aryo mendengar alunan surat Yaasin yang disinyalir berasal dari ujung lorong rumah sakit. Jaraknya memang tak dekat. Namun, entah mengapa, dia merasa sayup-sayup mendengarnya.

Aryo keluar dari ruang steril dengan sebelumnya melepaskan pakaian medis khusus berwarna hijau. Di saat itulah, dia langsung memergoki seseorang sedang bersandar di dinding lorong rumah sakit yang tak jauh dari pintu ruang steril. Dia mencoba mendekati dan saat itulah orang itu menyudahi bacaannya.

"Fatir?" Aryo membetulkan letak kaca matanya, menguji apakah penglihatannya benar.

"Eh, Aryo?" seorang berjaket bomber dan bertopi simbol Nike itu memasukkan buku doa yang barusan dibacanya ke dalam saku jaketnya.

Aryo menunjuk ragu, "Jadi kamu yang selama ini membaca Yasin?"

"Maaf," laki-laki bernama Fatir itu tersenyum sendu, "tapi hanya hal ini yang bisa saya berikan kepada Lena. Hmm maksudnya, dalam taraf sesama saudara...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Cerpen
Bronze
Cerpen Spesial Jumat: Yasin untuk Sang Mantan
Silvarani
Novel
Gold
Kapal Nuh Abad 21
Bentang Pustaka
Novel
MENCARI SURGA
memia
Cerpen
Bronze
Aku Banyak Belajar Dari Ibuku
Daud Farma
Novel
Semesta Berbicara
Ahlakul Karimah
Novel
KENANGAN ITU BERNAMA WINA
REZA SETIO WIBOWO
Novel
Bronze
FAITH
Kimijuliaaa
Novel
WANIA
Delpiariska
Novel
254
Hujan Luka
Novel
BAYANGIN DI BALIK CAHAYA
Lyraa Natsukka
Novel
Gold
Allah Tidak Cerewet seperti Kita
Noura Publishing
Novel
Gold
Istri Kedua Gus
Falcon Publishing
Skrip Film
Emas dan Berlian
Kuni 'Umdatun Nasikah
Novel
Satu Hati Dua Cinta
Yovinus
Cerpen
Bronze
MEMILIH SATU DIANTARA DUA
Iman Siputra
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Cerpen Spesial Jumat: Yasin untuk Sang Mantan
Silvarani
Flash
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
Silvarani
Flash
Bronze
Yang Pergi Tak Selalu Pindah Hati, Yang Berdiam Diri Tak Selalu Menanti
Silvarani
Cerpen
Bronze
Gagal Panen
Silvarani
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Flash
Bronze
Saikoro Kokoro No Tomo
Silvarani
Flash
Bronze
Adam-Adam Penghuni Masjid (Membicarakan Adam 13)
Silvarani
Cerpen
Bronze
September di Kota Kembang
Silvarani
Flash
Bronze
Jangan Mengolok Rengasdengklok!
Silvarani
Flash
Bronze
Let's Go, Mango!
Silvarani
Flash
Bronze
Kepada Dua Musim Kesukaanku
Silvarani
Flash
Bronze
Semangkok Semesta
Silvarani
Flash
Bronze
Mawar Terakhir Persidangan
Silvarani
Flash
Bronze
HUT Organisasi Berry-Berry
Silvarani
Flash
Bronze
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani