Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Sejarah
Bronze
Cerita Pagi Secangkir Kopi Batavia
0
Suka
526
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Armenzorg yang dimiliki oleh keluarga besar ibunya di Eropa sudah banyak menolong orang miskin, orang tua jompo, dan anak-anak yang kehilangan orang tua karena perang dunia. Katanya, sekarang dia mau mencoba membuka yayasan sosial seperti itu lagi di tanah Batavia ini," tunjuk Aris kepada seorang wanita muda blasteran Belanda yang baru saja memasuki rumahnya di seberang jalan sana. Di tangan wanita berambut cokelat panjang itu, ada sekantung beras sekilo dari sebuah toko Jepang Banzai yang kuketahui terletak di perempatan jalan sana. Aku bisa tahu bahwa kantung itu adalah sekilo beras karena ibu sering berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko yang sama. Kalau tahu ada wanita secantik ini berbelanja di toko yang sama dengan ibu, aku tak akan menolak menemaninya berbelanja di pagi hari, kemudian lebih memilih menulis berita seraya duduk ngopi di kedai milik Aris, sahabatku yang sama-sam...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Sejarah
Cerpen
Bronze
Cerita Pagi Secangkir Kopi Batavia
Silvarani
Cerpen
Bronze
KASTA
Didin Emfahrudin
Novel
Gold
Inilah Jalan Hijrahku
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Ambruk Beringin Tua
Indra Agusta
Flash
Kota Hastinapura
Nur Khafidhin
Cerpen
Tak kunjung padam
Ilham Nursyamsi Ardiansyah
Novel
Putri Eng Kian Sang Permaisuri
widyarini
Novel
Gold
Kagum kepada Orang Indonesia
Bentang Pustaka
Novel
Ruwat
Katarina Retno Triwidayati
Cerpen
Bronze
Hasud (t)
Muhaimin El Lawi
Novel
Gold
Ini Bukan Kudeta
Mizan Publishing
Flash
Drupadi
Nur Khafidhin
Novel
Bronze
Mozaik Duka
AmertaSandyakala
Flash
1983. Kesaksian
Nur Rama Data Kapentas
Novel
Bronze
Dua Puluh Lima Tahun
Khatulistiwa
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Cerita Pagi Secangkir Kopi Batavia
Silvarani
Flash
Bronze
Menggenggam Matahari
Silvarani
Cerpen
Bronze
Tiga Perempuan Satu Atap
Silvarani
Flash
Bronze
Aku Memang Monyet
Silvarani
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga Kayu
Silvarani
Flash
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Silvarani
Flash
Bronze
Lelaki Pembenci Buku (Membicarakan Adam 5)
Silvarani
Flash
Bronze
Adam-Adam Penghuni Masjid (Membicarakan Adam 13)
Silvarani
Flash
Bronze
Semenjak Anak Kita Lahir
Silvarani
Flash
Bronze
Suami Seorang Novelis
Silvarani
Flash
Bronze
Merah-Merahnya Toko Merah
Silvarani
Flash
Bronze
Penghuni Imaji (Membicarakan Adam 21)
Silvarani
Flash
Bronze
Slamet Tujuh Belasan
Silvarani
Flash
Bronze
Telapak Tangan Ayah (Membicarakan Adam 16)
Silvarani