Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Gandrung dalam Diam
Setiap petang, Raneka menjemput Gandrung perasaannya yang agung, rasa rindu yang tak terperi. Seperti mantera yang tak pernah usai, ia mengulanginya di bawah langit jingga yang perlahan beranjak gelap. Cumbana, sungai kecil yang meliuk di antara ladang dan pepohonan tua, menjadi saksi bisu dari langkah-langkahnya yang pelan namun pasti. Di tepiannya, tempat di mana rerumputan tumbuh dengan liar dan angin bertiup membawa harum tanah basah, Raneka duduk menyatu dengan semesta.
Bentala, bumi tempat ia berpijak, seolah mendengarkan. Ranting yang patah, gemerisik daun, desah angin semuanya seperti menyahut lirih kepada gumam hatinya. Jasadnya ringan, seakan ia telah meninggalkan tubuh fana dan hanya menyisakan jiwa yang melayang tingg...