Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cegukan yang tiba-tiba dialami Sopan di depan toko waralaba membuat dia mencak-mencak enggak keruan. Seorang tukang parkir perempuan paruh baya agak setengah waras menatap Sopan dengan sorot mata curiga. Kecurigaan Suprani bukan tanpa alasan. Alasan terkuat nan utama Suprani adalah mengenai bagaimana menjaga wilayah parkir yang sudah dikuasainya beberapa tahun tidak lepas dari tangannya hanya akibat sepele, yakni cegukan Sopan. Lain lagi dengan sorot mata Sombrong, suami Suprani; matanya menatap wajah Sopan dengan kosong melompong seakan-akan ingin memberitahukan bahwa isi otaknya pun kosong sekosong tatapan matanya kepada Sopan yang masih saja cegukan sambil berjalan disela umpatannya, mendorong pintu masuk toko.
Suprani segera berjalan mendekati suaminya. “Pak, Pak....”
Usai membimbing satu motor dengan selamat masuk ke ruas jalan raya, Sombrong lekas berlari kecil menjingkat-jingkat sambil mengulurkan selembar uang dua ribuan kepada Suprani. “A, a, apa?”
“Hati-hati sama orang itu.” Suprani menerima dua ribuan itu lalu memasukkan ke dalam saku celananya sementara mulutnya menguncup untuk menunjuk tubuh Sopan yang sesekali menghilang terhalang oleh rak-rak toko.
Sombrong agak lama terdiam, mencerna omongan Suprani. Masih dia terdiam berusaha memutar isi otaknya. “A, a, apaan, sih, Pra, maksud lo?” Matanya sekali menemukan tu...