Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Catatan Tua
0
Suka
91
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Arga terbangun. Punggungnya terasa nyeri, kepalanya berdenyut, dan di sekitarnya, keheningan terasa seperti jerat yang mencekik. Bau karat dan lumut menguar dari dinding-dinding batu yang dingin dan lembap. Kabut tebal menyeruak dari jendela-jendela tinggi yang berjejer, meresap ke dalam ruangan seperti napas raksasa yang dingin. Arga memijat pelipisnya. Ingatan akan kecelakaan itu kembali, tajam dan menyakitkan.

Kecelakaan itu terjadi di tengah malam. Hujan deras, jalanan licin, dan sebuah truk yang datang dari arah berlawanan entah bagaimana kehilangan kendali. Saat ia tersadar, mobilnya sudah ringsek, teronggok di pinggir jalan seperti kaleng sarden yang penyok. Di sampingnya, istrinya, Aura, terbaring tak bergerak. Wajahnya yang damai, rambutnya yang basah, dan mata yang tertutup rapat, semuanya masih jelas terukir dalam ingatan Arga. Itulah gambaran terakhir yang ia lihat dari istrinya.

Setelah kecelakaan, Arga memutuskan untuk pindah. Ia tidak sanggup lagi tinggal di rumah lamanya, di mana setiap sudut, setiap celah, dan setiap perabotnya berteriak-teriak tentang kehadiran Aura. Ia membutuhkan tempat baru, tempat yang kosong, tempat yang tidak memiliki kenangan. Dan di sinilah ia sekarang, di sebuah rumah tua di pinggir kota yang nyaris tak berpenghuni. Rumah itu didapatnya dari seorang agen properti yang menawarkan harga sangat murah. Kata agen properti itu, pemilik sebelumnya sudah meninggal dan tidak ada ahli waris.

Rumah itu jauh dari kata nyaman. Dinding-dindingnya mengelupas, lantai kayunya berderit, dan banyak sarang laba-laba yang tergantung di sudut-sudut ruangan. Kabut tebal selalu menyelimuti hutan di sekelilingnya, menciptakan suasana yang suram dan mencekam. Namun, Arga menyukainya. Ia merasa bahwa suasana suram itu selaras dengan perasaannya.

Hari-hari Arga berlalu dengan monoton. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di perpustakaan kecil di rumah itu, dikelilingi oleh buku-buku tua yang berdebu. Suatu sore, saat ia sedang membersihkan rak buku di sudut ruangan, ia menemukan sebuah kotak kayu kecil yang tersembunyi. Kotak itu tidak terkunci. Di dalamnya, ia menemukan sebuah buku harian tua. Halaman-halamannya yang menguning terlihat lusuh, dan sampulnya sudah sobek di beberapa bagian.

Rasa ingin tahu yang begitu kuat mendorongnya untuk membuka buku harian itu. Awalnya, ia tidak menyadari apa yang ia baca. Ia hanya membaca tulisan tangan yang indah, dengan kalimat-kalimat yang puitis dan mengalir. Namun, semakin ia membaca, semakin ia menyadari bahwa buku harian itu bukanlah buku harian biasa. Itu adalah catatan dari seorang psikopat.

Pemilik buku harian itu menceritakan obsesinya pada kecantikan wanita. Ia mendeskripsikan betapa indahnya mata wanita saat menatapnya, betapa lembutnya rambut mereka saat dipegang, dan betapa merdunya suara tawa mereka saat ia membuat lelucon. Ia menggambarkan wanita-wanita itu sebagai “karya seni” yang harus diabadikan, harus disimpan selamanya, sehingga kecantikan mereka tidak akan pernah pudar.

Deskripsi itu membuat Arga merinding. Ia menyadari bahwa “mengabadikan” yang dimaksud bukanlah dalam arti yang positif. Pemilik buku harian itu menceritakan dengan rinci bagaimana ia menculik wanita-wanita itu, bagaimana ia menyiksa mereka, dan bagaimana ia akhirnya membunuh mereka. Ia menggambarkan pembunuhan-pembunuhan itu sebagai sebuah “ritual” yang sakral. Ia menceritakan bagaimana ia menguliti kulit mereka, memisahkan tulang-tulang mereka, dan menyatukan kembali potongan-potongan tubuh mereka menjadi sebuah “karya seni” yang sempurna.

Arga merasa mual. Ia merasa tangan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp16.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Catatan Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Sixth Sense
Lucyana
Novel
Gold
Sing, Unburied, Sing
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Petuah Nenek
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
MARAKAYANGAN: Yang Tertolak Dua Dunia
Trippleju
Flash
Gagal
Dark Specialist
Flash
Aku Tahu Kau Sudah Mati, Sayang
Ibal Pradana
Flash
Bronze
Bedak
Bakasai
Flash
Bronze
The Hollow Rite
Okhie vellino erianto
Flash
Bus Hantu
Deandrey Putra
Flash
Which Is Not Visible
Sarda Ragilia A.S
Flash
Kakak
najla shafaa
Novel
Temanku adalah hantu
PUTRI AYU ARNINGTYAS
Novel
Gold
Rumah di Perkebunan Karet
Mizan Publishing
Flash
Boo si Boneka Kelinci
Adnan Fadhil
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Catatan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Mencium Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dharmawangsa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penjara Abadi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mawar Kematian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tak Ada Percaya Pada Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin