Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Cari Duit Keluar Duit
21
Suka
3,008
Dibaca

“Ibu...

Setiap malam aku berdiri di dekat jendela kamar ku 

Menatap sang rembulan yang bersinar begitu terang 

Lewat cahaya rembulan ku sampaikan aku merindukan mu

Aku teringat ketika aku duduk di pangkuan mu 

Dengan sepasang boneka pelepah pisang 

Kita bermain layaknya anak kecil yang tak mengenal beban 

Aku berjalan di samping mu, kau tuntun aku dengan genggaman erat tangan mu

Aku berlari, kau mengejar dan berkata, “hati-hati”

Aku terjatuh, kau mengulurkan tangan dan berkata, “bangun nak”

Aku lelah, kau gendong seolah-olah kau perempuan paling tangguh 

Aku nakal di jewer, kau meminta ku untuk tidak mengulangi nya lagi 

Aku menangis, kau tenangkan aku dengan kata-kata mu yang lemah lembut

Aku… aku tak lain anakmu Ibu, yang selalu merindukan mu.” 

Rofi sedang berlatih membaca puisi untuk lomba minggu depan. Namun, tiba-tiba ia berhenti dan berlari menuju dapur sambil mendengus-dengus dan berkata, “bau hangus, bau gosong, bau gosong.” 

Seperti seorang teknisi dia mengecek kompor gas, penanak nasi, air fryer, hingga semua kabel yang ada di dapur. Setelah itu, dia sadar ada aku yang berdiri di dekat microwave sambil cekikikan sendiri. 

“Ana, kamu lagi ngapain? Kamu lagi masak apa? Terus ini bau gosong bau apa? Ana, kenapa kamu cekikikan?”  

Melihat mukanya Fifi yang kebingungan campur panik membuatku tak bisa menahan tawa.

Karena aku tidak menjawab pertanyaannya kemudian dia mendekat.

“Ya ampun! Ana, itu handphone bukan nasi goreng kenapa di panasin? Ana, jadi bau gosong itu handphone mu? An, jawab dong jangan ketawa mulu!”

Calm down Juliet, calm down! Tenang ini rumah masih utuh nggak usah panik kayak gitu.”  

Aku mengambil handphone ku kemudian pergi keluar. Fifi yang masih panik mengikutiku.

“Ana Ana! Kamu mau kemana si? Ana, kamu apakan handphone mu? Tadi di panasin sekarang di jemur.” Fifi masih kebingungan. 

“Duduk sini Fi.” Aku mengajak Fifi duduk di depan rumah tepatnya di garasi mobil nya Bu Jarwo. 

“An, ada apa denganmu? Realy An, this is not like you!” 

“Tadi di waterboom ketika aku sedang membantu Liam memakai alat pelampung, Luke langsung nyebur ke kolam renang khusus orang dewasa tanpa alat pelampung. Panik lah aku takut dia tenggelam, tanpa pikir panjang aku langsung ikut nyebur nolongin dia. Aku lupa handphone ku ada di kantong celanaku, ya begini jadinya mati.”

“Jadi kamu pikir dengan memasukkan handphone yang mati ke dalam microwave bisa di nyalakan, hidup lagi?”

“Hahaha, tidak Fi. Entahlah, apa yang ada di benakku.”

Handphone mu sudah gosong begini dijemur, masih berharap bisa dihidupkan lagi kah?”

“Udah nggak, ini tak jemur karena mencari panas alami biar kamu tidak panik lagi. Lagi pula ini baterinya kembung, layar kaca handphone agak retak, dan sedikit hitam. Sudah tidak bisa dinyalakan lagi, kecuali aku bawa ke counter Hp mungkin masih bisa di perbaiki.”  

“Ana, I know you are the number one student at school slash science geek who has always thought out of the box. Tapi tolong kalau mau bereksperimen itu di rumah sendiri jangan di rumah orang, bahaya nanti ini rumah terbakar. Sekarang kamu bukan Miss smarty pants lagi, kamu lebih cocok jadi Miss silly pants.”

Hahaha funny, kamu masih bisa bercanda Fi?”

“Ih Ana aku serius. Ana, kamu kalau mau punya pacar, mau nikah, dan punya anak harus punya duit! Jangan kau punya anak kita yang jaga.”

Aku tidak menyangka Fifi menirukan perkataannya ayahku. Perkataan yang setiap hari aku dengar dari ayahku yang aku sebut ceramah. Tidak seperti orang tua lainnya, kedua orang tuaku mendidik anak-anak nya dengan cara yang keras. Mereka mengedepankan kemandirian dan keuletan. Mereka berharap kelak kita bisa hidup mandiri dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa aku bisa mencari uang dengan menghabiskan waktu liburanku untuk bekerja selama satu minggu di rumah nya Bu Jarwo. Sekaligus membuktikan bahwa aku bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang aku lakukan. Dan hari ini adalah hari terakhir aku untuk menjaga si kembar. 

“Oi! Jangan bengong nanti kamu kesambet. An, jujur saja ketika mereka sedang menonton TV, main game, dan bermain hal lainnya you are the best partner. Akan tetapi ketika mereka sedang berantem kamu belum bisa menjadi penengah, mental kamu belum cukup. Apalagi umur mereka baru empat tahun belum banyak nalarnya kayak kamu gokil. Kamu tidak cocok bekerja sebagai babysitter tapi cocok bekerja sebagai tukang pasang lampu.

“Iya aku tahu aku tidak mampu menjaga mereka dengan baik, tapi setidak nya aku sudah berusaha. Kalau kamu gimana enjoy nggak kerja disini?”

Enjoy dong! I am doing what I love cooking.”

“Very good. Terus bagaimana ini Fi, itu handphone baru dibelikan ayahku kemarin sebagai kado ulang tahun.”

“Tenang An, this is not the end of the world. Aku punya ide cemerlang. Hari ini hari terakhir kita bekerja sama Bu Jarwo, berarti nanti sore kita gajian. My plan A is kamu ada duit Rp 300.000, nanti kamu pulang pecahin celengan ayam mu buat tambah modal beli handphone pasti cukup. Gimana setuju nggak?”

Bad idea aku tidak setuju. Aku tidak disemprot lagi, tapi didamprat sama ayah aku.”

“Lo, itu kan duit nya kamu to?”

“Iya, itu duit ku, kalau duitnya untuk beramal ayahku happy. Tapi kalau untuk beli handphone pasti nggak happy, secara aku baru dibelikan handphone.”

Ok ok plan B then, kamu pinjam handphone ku.”

No privacy?”

“Bukan handphone ini tapi yang di rumah.”

Are you talking about Nokia 1945 yang ada antena nya?”

“Ana, please jangan lihat tahunnya tapi lihat fungsi dan kegunaannya. Itu handphone jadul tapi masih bisa buat SMS dan telponan. Daripada kamu tidak punya handphone sama sekali. Kamu boleh pinjam handphone ku sampai kamu bisa beli yang baru, mau nggak?” 

“Iya Fifi sahabatku yang paling baik, terima kasih. Nanti sekalian kalau kamu juara 1 lomba membaca puisi terus ada cash di pinjamkan juga ya!”

Sorry! Sis, we may be friends, but money has never been a friend. Eh, tunggu dulu jangan sakit hati ya, jangan kau panasin handphone ku juga.”

Don't you worry, no I won't. Sebel deh niat mau cari duit malah keluar duit. Ternyata susah sekali mencari duit, udah gitu aku jadi tupai lagi.”

“Hmm, Tupai?”

“Iya tupai! Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat pasti akan jatuh ke tanah juga. Tuhanku, tuluuuung!”

“Sabar-sabar, Tuhan pasti akan menolongmu.” Kata Fifi sambil mengelus pundakku.

Inilah akhir cerita aku sudah bersusah payah bekerja selama satu minggu, melatih kesabaran tapi tidak mendapatkan apa-apa.Tidak ada duit ataupun handphone, yang aku dapat adalah pengalaman bekerja sebagai penjaga anak. Untung ada Rofi, sahabatku yang berkenan meminjamkan handphone. Selain itu, aku pun harus mengumpulkan uang jajanku untuk membeli handphone baru.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@fedrooku101109 : Hi, Kak. Mari mampir ada novel terbaru. jangan lupa jejaknya ya, thanks. https://www.kwikku.com/novel/read/ikatan-pejuang
ok
@fedrooku101109 : You are welcome. Kembali kasih ya.. Semangat! ❤️
semangat trs kak
thankyou
@fedrooku101109 : Ada. Ayok, sini mampir 😅
kalau cerpen adakah ka
@fedrooku101109 : Novelnya saya masih di konsepkan. Insya Allah, nanti akan terbit di YouTube. Mari sini mampir ke channel YouTube saya https://youtube.com/@nc51847?si=ipz8xlNQHsG9HvdA Terima kasih 🙏❤️
inpokan novel kak
ok
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Cari Duit Keluar Duit
NUR C
Cerpen
Bronze
BADRI BERHANTU dan Kisah-Kisah Pabrik Padi Syereem!
Hans Wysiwyg
Cerpen
Bronze
Hiraeth
Illa Fadillah
Cerpen
Bronze
Peneliti Negeri Sipil
spacekantor
Cerpen
Bronze
A Little Secret
Brilijae(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh Part-3
Munkhayati
Cerpen
Bronze
Bahtera di Lautan Waktu
Haswardi Eka putra
Cerpen
Tetanggaku Alien
rintan puspita sari
Cerpen
Bronze
TRIJATHA
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Bronze
Pelajaran Menulis Cita-Cita
Nana Sastrawan
Cerpen
CAHAYA DI TENGAH BADAI
sangberuangtidur
Cerpen
Bronze
UITDF
Hary Silvia
Cerpen
Bronze
Kakek dan Bisma
Anggrek Handayani
Cerpen
Bronze
Ibu Jangan Tinggalkan Adek
Yona Elia Pratiwi
Cerpen
Bronze
KEPALA IKAN
Rara3
Rekomendasi
Cerpen
Cari Duit Keluar Duit
NUR C
Novel
IKATAN PEJUANG
NUR C
Flash
Kecewa
NUR C
Flash
Untukmu
NUR C
Flash
Hilang di Gurun Sahara
NUR C
Flash
Percikan Cinta
NUR C
Flash
Cinta di Ujung Senja
NUR C
Flash
Akibat Tidak Bilang Tidak
NUR C
Flash
Karena Kucinta Kau
NUR C
Flash
Menggoda Ayam
NUR C
Flash
Kode Cinta
NUR C
Cerpen
CAMPING 101
NUR C
Flash
ISTRIKU MENGENDAP-ENDAP
NUR C
Flash
Manusia Biasa
NUR C
Flash
Fear Of Missing Out
NUR C