Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Brak brak brak brak! Suara pintu di gedor dengan keras secara berulang-ulang.
“Buka! Buka pintunya atau saya dobrak!” teriak seseorang dari luar.
Di dalam kamar kos tersebut ada seorang pria yang mengganjal pintu dengan tubuhnya terduduk di lantai sembari melipat kakinya dengan wajah pucat karena ketakutan, peluh di keningnya sedikit demi sedikit mengalir membasahi tubuhnya yang bergetar dengan hebat, ia sangat ketakutan karena orang-orang yang berada diluar kamar karena mereka sudah lama mengintai serta mengincarnya.
Pria yang tadi menggedor pintu berbicara pada rekannya. “Mari kita dobrak saja.”
“Siap Pak!”
“Satu, dua, tiga.”
BRAK! Suara pintu di buka paksa.
Terdengar suara pintu yang di hantam dengan keras oleh orang-orang yang berada diluar, mereka merangseg masuk ke dalam.
Kres… kres… ces. Bunyi batang korek api yang beradu dengan wadahnya.
Korek api itu menyala dan menyinari wajah seorang wanita paruh baya, ia menyalakan lilin yang berada dihadapannya lalu memadamkan korek tadi dan membawa lilin tersebut seorang remaja yang sedang duduk di lantai bambu sambil menggenggam sebatang pensil dan buku catatan.
Remaja tersebut mencoba mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya di sekolah namun penerangan yang dimilikiya hanya sebuah lampu cempor yang menggantung di dinding dan kini sudah mulai redup karena minyak yang berada di dalamnya sudah mulai habis, wanita tadi duduk di samping remaja tersebut sembari meletakkan lilin di lantai, ia mengelus kepala remaja laki-laki itu dengan lembut serta penuh kasih sayang.
“Nak, belajarlah yang rajin, ibu sudah tidak lagi muda dan ayahmu sudah tak mampu bekerja,” tandas wanita tadi dengan nada parau. “Jika kamu sukses nanti, ingatlah orang-orang yang ada di sekitarmu dan bantu mereka sebisa kamu.”
“Iya Bu,” sahut remaja laki-laki tersebut sembari telungkup mengerjakan tugas sekolahnya.
“Uhuk uhuk uhuk, hoek,” suara seorang pria yang sedang terbaring di sudut ruangan.
Badan pria tersebu...