Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Jerit menyayat.
Sedih nestapa berkecamuk amarah. Api melanda bayangan di pelupuk mata. Tak terkira ganas dan brutal kematian putra kesayangan di tengah amukan Cakravyuha. Jebakan penghancur manusia. Dikeroyok ratusan ribu manusia berjirah besi dan berkekuatan sakti berbagai penjuru, lengkap bersenjata dan jurus-jurus pelumat bersatu di satu target di titik tengah barisan pasukan dalam tujuh lapisan lingkar Cakravyuha.
"Tidaaak!!!"
Jerit membahana hiruk pikuk dan ganasnya peperangan. Mengingat hari kemarin, hari ke-13, tak dapat tertunda, tak dapat diulang. Ini bukan mimpi buruk. Sang Putra gugur. Melawan pasukan musuh seorang diri. Tak terbayangkan seperti apa rupa jasadnya. Sang ayah tak dapat berharap sisanya dapat dikenali sebagai anak manusia.
Namun hari itu, hari ke-14 peperangan berlangsung. Sang Ayah menjelma makhluk dengan kemarahan tak dapat dihentikan. Dua Gadhiva di tangan kanan kirin...