Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Bunker Jepang
0
Suka
991
Dibaca

Bab 1: Undangan dari Masa Lalu

Matahari bulan Juni terasa terik, menembus kaca mobil tua yang berderak melintasi jalan tanah berlubang. Debu mengepul di belakang, melukis siluet kendaraan itu seperti hantu di siang bolong. Di dalam, Ardi, si pengemudi, sesekali menyeka keringat di dahinya. Kemeja flanelnya sudah terasa lengket. Di kursi penumpang, Lila asyik memelototi peta digital di ponselnya, jarinya sesekali memperbesar detail, mengonfirmasi jalur. Di belakang, Fajar—selalu dengan kameranya—merekam setiap pemandangan yang terlewat, sementara Reva sibuk dengan buku catatannya, sesekali berbisik pada dirinya sendiri, merangkum poin-poin riset.

Mereka berempat adalah mahasiswa arkeologi tingkat akhir dari universitas terkemuka di ibu kota. Bukan sekadar mahasiswa biasa, mereka adalah tim inti proyek riset “Jejak Kolonial Jepang di Pedalaman Jawa Barat”. Seharusnya ini adalah kesempatan emas, puncak dari studi mereka. Mereka membawa izin riset resmi yang dicap tebal, plus surat rekomendasi dari Profesor Hadi, dosen pembimbing yang sangat mereka hormati. Tujuan mereka: Desa Wanaresmi, sebuah titik kecil di peta yang hampir tidak terlihat, tempat tersembunyi sebuah bunker peninggalan Jepang.

"Menurut GPS, kita sudah hampir sampai, Ardi," kata Lila, nadanya sedikit lega. Perjalanan dari kota besar memakan waktu berjam-jam, melewati jalan berliku yang semakin sempit dan sepi. Pepohonan besar menjulang tinggi di sisi jalan, menciptakan terowongan hijau yang dingin, kontras dengan suhu di luar.

"Akhirnya," gumam Fajar, menurunkan kamera dari matanya. "Aku mulai berpikir kita tersesat di dimensi lain."

Reva hanya tersenyung tipis. "Justru di tempat-tempat tersembunyi seperti ini, kita bisa menemukan jejak sejarah yang paling otentik. Mungkin ada hal-hal yang belum pernah tercatat di buku manapun." Matanya berbinar penuh antusiasme, seperti biasa. Baginya, setiap artefak, setiap situs tua, adalah teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan.

Mereka tiba di Wanaresmi sekitar pukul dua siang. Desa itu kecil, hanya terdiri dari beberapa rumah panggung kayu yang berjejer rapi di sepanjang jalan utama. Suasana begitu sunyi, hanya terdengar suara ayam berkokok dan angin berdesir di antara dedaunan. Beberapa pasang mata tua menatap mereka dari beranda rumah, penuh rasa ingin tahu dan sedikit kecurigaan.

Mobil Ardi berhenti di depan sebuah balai desa sederhana. Begitu mereka turun, seorang pria paruh baya dengan sarung yang melilit pinggang dan kopiah usang di kepala, berjalan mendekat. Wajahnya keriput, mencerminkan kerasnya hidup di desa, namun sorot matanya tajam dan ramah.

"Selamat siang, Nak," sapanya dengan suara serak. "Kalian yang dari kota itu, kan? Yang mau lihat bunker?"

Ardi maju selangkah, mengulurkan tangan. "Betul, Pak. Saya Ardi, ini teman-teman saya, Lila, Fajar...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp9.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Bunker Jepang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penelitian di Dimensi Lain
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Arwah-Arwah yang Mencari Pintu Surga
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Pact with the Shadows
Viona fiantika
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Menjadi Tua, Lalu Luka
Fazil Abdullah
Skrip Film
"Misteri Dibalik Indahnya Alam Yogyakarta" (Sinopsis)
Zaki Dony Kezia Firmansyah
Cerpen
Bronze
Pewaris Rumah Kakek Setelah Di Buang
Nabilla Shafira
Novel
Desa Misterius di Pedalaman Kalimantan
Achmad Benbela
Cerpen
Bronze
DADONG CANANGSARI
Citra Rahayu Bening
Flash
Bronze
MANGKAT
IGN Indra
Flash
Jahat
Roy Rolland
Flash
Terrorist
Dark Specialist
Novel
Gold
They Call Me Psychopath
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Bunker Jepang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Yakin Ini Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tak Ada Percaya Pada Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penjara Abadi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Di Bawah Ancaman Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Tidak Sakit
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terjebak Dunia Arwah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Cermin Kedua
Christian Shonda Benyamin