Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Bunga Di Antara Kopi
0
Suka
229
Dibaca

Langit Jakarta sore itu mulai redup, menebarkan cahaya jingga yang mengintip malu-malu dari balik gedung pencakar langit. Di lantai 20 sebuah gedung perkantoran megah di bilangan Sudirman, seorang wanita berdiri di balik kaca besar, memandangi jalanan yang mulai padat oleh kendaraan.

Astri, 34 tahun, CEO dari Marabella Indonesia perusahaan kosmetik lokal yang sedang naik daun mengenakan setelan jas putih elegan dengan sepatu hak tinggi warna nude. Wajahnya cantik dan tegas, dipoles dengan riasan natural, menyiratkan kekuatan sekaligus keanggunan.

“Selamat, Bu Astri,” ucap sekretarisnya, Rena, sambil menyerahkan laporan penjualan kuartal pertama tahun ini. “Angka penjualannya naik dua puluh persen dari target.”

Astri tersenyum tipis. “Bagus. Tim marketing berhak dapat bonus bulan ini.”

Rena mengangguk dan undur diri. Setelah pintu tertutup, Astri kembali memandangi Jakarta yang mulai temaram. Sukses, uang, kekuasaan semuanya sudah ia genggam. Tapi, kenapa rasanya seperti ada yang hilang?

Ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari Dimas, mantan tunangannya.

'Astri, semoga kamu baik-baik saja. Aku mau bilang… aku akan menikah bulan depan.'

Astri menarik napas dalam. Tangannya sedikit gemetar saat meletakkan ponsel itu ke atas meja. Matanya berkaca-kaca, tapi ia cepat-cepat mengedipkan air mata yang hampir jatuh.

“Kenapa ya, dalam hal bisnis aku selalu bisa mengatur strategi. Tapi kalau soal cinta…” gumamnya sambil tertawa getir. “Selalu gagal.”

Ia duduk di kursi kerjanya, membuka laptop dan menatap jadwal rapat esok hari. Tapi pikirannya sudah melayang jauh.

Pikirannya kembali ke masa lalu, saat ia dan Dimas masih bersama. Pria itu menemani perjuangannya dari awal membangun Merabella. Tapi saat Astri semakin sibuk dan perusahaan berkembang, waktu untuk mereka semakin berkurang. Dimas merasa tersisih, merasa bukan lagi prioritas.

"Aku cinta kamu, Astri. Tapi aku butuh pasangan, bukan bos," kata Dimas dalam pertengkaran terakhir mereka.

Saat itu Astri hanya diam. Terlalu keras kepala untuk mengalah. Dan kini, penyesalan jadi teman paling setia.

Lalu terdengar ketukan di pintu.

“Masuk,” sahutnya.

Seorang pria muda masuk membawa dua gelas kopi.

“Ini kopi pesanan Ibu. Satu cappuccino, dan satu black coffee.”

Astri mengernyit. “Saya cuma pesan satu.”

Kata kurir itu tersenyum ramah. “Yang satu lagi hadiah dari barista kami. Katanya, kopi hitam untuk wanita kuat.”

Astri mengangkat alis, lalu tersenyum kecil.

“Lucu juga. Terim...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Princess's Love Story
Frisca Amelia
Novel
Dear F, Thanks You.
Rara Rahmadani
Cerpen
Bronze
Dua Cerita dalam 15 Menit
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Bunga Di Antara Kopi
sukadmadji
Novel
Friendzone {RANS}
untukbesok
Novel
Bronze
Cinta di Negeri Putih
ANDI RIRIN NOVIARTI
Skrip Film
Percaya Ini Rindu
Soerja HR Hezra
Novel
My Cold Husband
Indah Zuzaharani
Novel
Bronze
Bersua
Chika Manupada
Novel
Bronze
Neng Zulfa: Menikah dengan Gus Dingin
Puput Pelangi
Novel
Rela Miskin Demi Cinta
Marion D'rossi
Skrip Film
Matrikulasi Rasa
Lovaerina
Novel
The Broken Wings
Aisy Permata
Skrip Film
Cara Memutuskan Gadismu
Jelsyah D.
Cerpen
Bronze
PERPISAHAN YANG TAK MAMPU DI HADAPI
agus tardi rohenda
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Bunga Di Antara Kopi
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Rumini Perawan Desa
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Di Ujung Waktu
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Karena Cinta
sukadmadji
Novel
Pacar Bayaran
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Cinta Rania
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Yan
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Cinta Bukan Dosa
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Takdir Tuhan Yang Terindah
sukadmadji
Novel
Bronze
Senja Di Pantai
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Misteri Hutan Bawean
sukadmadji