Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Self Improvement
Bronze
Buku Kecil
1
Suka
508
Dibaca

Aku masih ingat jelas bagaimana semuanya bermula.

Sungguh, sampai detik ini pun, kalau aku memejamkan mata, aku bisa kembali ke momen itu—momen kecil yang sederhana, tapi perlahan-lahan menjeratku ke dalam lingkaran yang tidak pernah kusangka akan mengubah hidupku.

Semuanya bermula dari sebuah notifikasi kecil di layar ponselku. Bunyi ting yang biasanya tidak berarti apa-apa, malam itu terasa berbeda. Nama pengirimnya muncul di layar: seseorang yang selama ini hanya kuanggap sebatas kenalan biasa. Tidak ada ikatan, tidak ada kedekatan khusus, hanya wajah yang pernah kutemui di suatu acara kantor, percakapan singkat, atau sekadar basa-basi di media sosial. Aku tidak pernah benar-benar menaruh perhatian lebih padanya. Bagi hidupku yang saat itu sibuk, dia hanyalah satu dari sekian banyak orang yang lewat.

Pesan pertamanya sederhana.

“Lagi apa?”

Aku membaca sambil setengah malas. Kupikir itu hanya percakapan basa-basi yang akan berakhir singkat, seperti kebanyakan obrolan yang datang lalu hilang begitu saja. Tapi aku membalas, sekadar menghargai.

“Baru pulang kerja. Lagi rebahan. Kamu?”

Balasannya cepat. Terlalu cepat untuk seseorang yang baru memulai percakapan.

“Baru juga selesai kerja. Capek ya? Udah makan belum?”

Aku menatap layar sambil tersenyum kecil. Sopan. Ramah. Tapi aku tidak menganggapnya lebih dari itu. Aku hanya membalas sekenanya, tanpa banyak ekspetasi. Toh, aku sudah terbiasa dengan orang-orang yang datang lalu pergi, meninggalkan jejak singkat lalu menghilang.

Namun malam itu, ia tidak berhenti. Percakapan kami berlanjut. Dari “udah makan belum” berubah menjadi cerita kecil tentang pekerjaannya, tentang hobinya, bahkan tentang hal-hal remeh seperti makanan favorit atau tontonan terbaru. Anehnya, ia bukan hanya mengetik asal. Ia memperhatikan detail. Ia mengingat hal-hal kecil dari jawabanku, lalu menanggapi dengan cara yang membuatku merasa… dihargai.

Aku masih ingat, ada satu kalimatnya yang membuatku berhenti sejenak sebelum membalas.

“Capek ya? Tapi aku yakin kamu kuat. Soalnya dari cara kamu cerita aja, keliatan kamu tipe yang tangguh.”

Aku membaca berulang-ulang....

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp30.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Cerpen
Bronze
Buku Kecil
Novia Sekar Arum
Flash
Jejak Luka, Titik Cinta
Hans Wysiwyg
Cerpen
Tanah yang Ditinggalkan
Yovinus
Flash
Bronze
Perempuan Berkacamata Kuda
Christya Dita Yeskiaulina
Flash
Kuasa Uang
Adam Nazar Yasin
Flash
Bronze
Tertakar
Adam Nazar Yasin
Flash
A PIECE OF LIFE ABOUT ME
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
Kenapa Tidak Boleh?
Anggrek Handayani
Flash
Discount Friend
lidia afrianti
Flash
Tuhan, Botol & Babi Hutan
Alysya Zivana Pranindya
Flash
Bronze
Kata Mereka Akan Baik-Baik Saja
lidia afrianti
Novel
Bronze
Inheritance
Aylanna N. Arcelia
Cerpen
Bronze
Tentang Cinta
Bang Jay
Flash
Bronze
Dunia Tidak Berpihak Kepadaku
Ika nurpitasari
Flash
Yakin
muji
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Buku Kecil
Novia Sekar Arum