Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sudah sejak lima hari lalu ia meninggalkan rumahnya, merenung di sana sendirian, di sisi batu yang menjulang tinggi. Binar matanya menatap tepian perairan, menyibak lumut-lumut yang tumbuh subur, mengharap ada satu kuntum keajaiban yang dapat dibawanya pulang untuk diberikan kepada Ibunya. Ia melenguh panjang, mengerjab-ngerjabkan pandangannya yang sudah basah bertambah basah, airmatanya bercampur dengan keruhnya air, ingin sekali ia lompat, namun takdir masih melumpuhkan tangan dan kakinya. Yang ia bisa saat itu hanyalah pasrah.
Tidak sanggup ia bayangkan jika ibu yang menemaninya, pulang ke pelukan pemilik kehidupan. Ia...